Selasa, 14 Oktober 2014

ImamRamadhan_1112054000009_PMI5_Proposalpenelitian

Imam Ramadhan         1112054 000 009

Pengembangan Masyarakat Islam

PERILAKU IBU PRA DAN PASCA KEHAMILAN

DEMOGRAFI DAN KESEHATAN

1.      LATAR BELAKANG

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan adalah penurunan tingkat kematian bayi dan anak. Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997, Supas 1995 dan Sensus Penduduk 2000, memperlihatkan bahwa secara nasional Indonesia dapat dikatakan berhasil dalam menurunkan tingkat kematian bayi dari 74 per seribu kelahiran hidup pada tahun 1996 menjadi 51 per seribu kelahiran hidup pada tahun 1997. Penurunan tersebut juga dapat dilihat dari data sensus penduduk 2000 dimana angka kematian bayi juga menurun menjadi 51 per seribu kelahiran hidup. Namun demikian, keberhasilan tersebut tidak diikuti dengan keberhasilan dalam menurunkan tingkat kematian balita yang masih cukup tinggi yaitu 71 per seribu kelahiran hidup pada tahun 2000, dimana angka ini masih menunjukkan tingkat kematian yang tinggi.

Tingginya tingkat kematian balita sangat tergantung dari perhatian dan perawatan yang diberikan oleh kelompok penduduk dewasa dalam hal ini orang tua. Ini dikarenakan kematian balita lebih banyak disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi akibat pencemaran lingkungan karena perilaku orang dewasa termasuk didalamnya adalah para orang tua. Untuk itu perlu dilakukan suatu penelaahan terhadap beberapa faktor yang diperkirakan erat hubungannya dengan kematian balita berdasarka beberapa penelitian yang pernah dilakukan yaitu faktor sosio-demografi seperti tingkat pendidikan ibu, usia ibu saat melahirkan, jarak antar kelahiran, urutan kelahiran, serta faktor perilaku pra dan pasca persalinan yang berhubungan dengan kondisi biologis dari balita tersebut sebelum dan sesudah kelahirannya.

2.      TEORI

Perilaku[1] Manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. Persalinan adalah proses membuka dan mnipisnya serviks, dan janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalahproses dimana janin didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalahproses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42mgg), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.Persalinan / partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar.

Perubahan perilaku pada ibu hamil merupakan hal wajar karena produksi hormon progesteronnya sedang tinggi. Hal inilah yang mempengaruhi banyak hal, termasuk psikis ibu. Perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil sebenarnya sama persis dengan perubahan hormon pada wanita yang sedang mengalami siklus haid, perubahan hormon yang terjadi tidak selamanya akan mempengaruhi psikis ibu hamil. Perubahan perilaku pada ibu hamil, jika kadarnya masih normal, tidak akan mengganggu proses tumbuh kembang janin. Namun, ada batasan yang mesti diwaspadai, yakni saat perilaku ibu sudah "keterlaluan". Kriteria keterlaluan memang terkesan rancu, tapi yang pasti waspadai jika ibu terlihat dilanda kecemasan berlebih atau stres sehingga perilakunya bisa "membahayakan" janin. Misalnya, kemalasan ibu sampai membuatnya masa bodoh dengan kehamilannya. Atau kemarahan yang terjadi sudah sering berubah menjadi amukan. kondisi psikis yang terganggu akan berdampak buruk pada aktivitas fisiologis dalam diri ibu.

Teori John Stuart Mill lebih banyak menjelaskan tentang kaitan penduduk dengan kebahagiaan. Penjelasan Mill mengenai pendidikan merupakan kemajuan dalam teori kependudukan, yang mana penduduk dan pendidikan memiliki korelasi yang sangat erat. 

Berikut beberapa hal penting dalam membahas teori John Stuart Mill antara lain:

  1. John Stuart Mill menerima pendapat Malthus mengenai laju pertumbuhan penduduk melampaui laju pertumbuhan bahan makanan sebagai suatu aksioma. Namun demikian ia berpendapat bahwa pada situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya. Mill masih memberikan toleransi pada keinginan manusia yang dapat mempengaruhi perilaku demografinya.
  2. Selanjutnya ia mengatakan apabila produktifitas seseorang tinggi ia cenderung ingin mempunyai keluarga yang kecil. Dalam situasi seperti ini fertilitas akan rendah.
  3. Tidaklah benar bahwa kemiskinan tidak dapat dihidarkan atau kemiskinan itu disebabkan karena sistem kapitalis.
  4. Kalau pada suatu waktu di suatu wilayah terjadi kekurangan bahan makanan, maka keadaan ini hanya bersifat sementara saja. Pemecahannya ada dua kemungkinan yaitu : mengimport bahan makanan, atau memindahkan sebagaian penduduk wilayah tersebut ke wilayah lain.
  5. Memperhatikan bahwa tinggi rendahnya tingkat kelahiran ditentukan oleh manusia itu sendiri, maka Mill menyarankan untuk meningkatkan tingkat golongan yang tidak mampu. Dengan meningkatnya pendidikan penduduk maka secara rasional mereka mempertimbangkan perlu tidaknya menambah jumlah anak sesuai dengan karir dan usaha yang ada. Di samping itu Mill berpendapat bahwa umumnya perempuan tidak menghendaki anak yang banyak, dan apabila kehendak mereka diperhatikan maka tingkat kelahiran akan rendah.

Jumlah kematian bayi merupakan indikator yang penting untuk mengukur keadaan tingkat kesehatan di suatu masyarakat, karena bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan ling-kungan tempat orang tua si bayi tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status sosial orang tua si bayi. Dengan demikian upaya untuk mengetahui tingkat kecenderungan jumlah kematian bayi menjadi prioritas untuk meningkatkan perkembangan pembangunan di bidang kesehatan dari waktu ke waktu yang bertujuan menurunkan jumlah kematian bayi dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kematian bayi di Indonesia.

3, METODE PENELITIAN

Untuk mencari hubungan antara faktor sosio demografi serta perilaku pra dan pasca persalinan dengan kematian balita mengacu pada kerangka kerja yang dikemukakan oleh Mosley dan Chen (1984). Disini saya meneliti dengan menggunakan metode penelitian kualitatif penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis . Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Dengan Obyek Penelitian Di Pos Yandu, Bidan, Dukun Beranak Dan Rumah Sakit Ibu Dan Anak Di Daerah Pondok Aren.

KESIMPULAN.

Dalam penulisan ini ternyata dari enam faktor pengaruh yang dianalisa, terlihat bahwa faktor usia melahirkan, faktor urutan kelahiran, faktor perilaku pra dan pasca persalinan merupakan empat faktor dominan yang kuat pengaruhnya terhadap kematian balita. Keempat faktor ini meripakan pencerminan dari faktor sosio demografi yang mendiskreditkan dan memojokkan para wanita secara individual sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa:

1. Dengan tingginya pengaruh faktor usia melahirkan, faktor urutan kelahiran, faktor perilaku pra dan pasca persalinan ibu terhadap tingkat kematian balita mengisyaratkan kalau faktor gender masih sangat lemah dimana wanita kurang mempunyai nilai tawar.
2. Perencanaan dan perawatan balita masih konvensional karena sangat tergantung pada kaum wanita, sedangkan hal ini sesuai dengan perkembangan jaman dan modernisasi sudah tidak relevan lagi karena perencanaan dan perawatan balita semestinya menjadi tanggung jawab rumah tangga secara simultan.



[1] (Notoatmodjo 2003 hal 114).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini