Metode Sosiologi Kuantitatif dan Kualitatif
Metode merupakan cara kerja yang digunakan untuk memudahkan kita dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan, agar tercapai tujuan seperti yang telah kita tentukan dan harapkan. Metode sekurang-kurangnya memiliki beberapa ciri pokok, yaitu sebagai berikut.
1. Ada permasalahan yang akan dikaji atau diteliti.
2. Ada hipotesis, yaitu kesimpulan yang bersifat sementara, yang harus dibuktikan kebenarannya melalui data. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang akan dikaji melalui teori yang ada.
3. Ada usulan mengenai cara kerja atau cara penyelesaian permasalahan dari hipotesis yang ada.
Dalam penelitian sosiologi, kita menggunakan dua metode, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif.
1. Metode Kualitatif
Metode ini mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan data yang diperoleh. Metode ini dipakai apabila data hasil penelitian tidak dapat diukur dengan angka atau dengan ukuran lain yang bersifat eksak. Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Contohnya penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku seseorang, di samping juga tentang peranan organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan timbal balik. Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif.
Ada tiga teknik mendasar dalam metode kualitatif yaitu:
a. Metode Historis
Metode historis ini berguna karena menyediakan informasi detail sekaligus penjelasan-penjelasan yang luas. Ia juga menyediakan pengamatan yang menganalisis peristiwa-peristiwa pada masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum. Dalam pelaksanaannya penelitian historis ini akan menjadi sulit karena rekaman-rekaman historis terkadang tidak tepat atau tidak akurat.
b. Metode Komparatif
Metode yang membandingkan satu masyarakat dengan masyarakat lain, satu kelompok dengan kelompok lain, satu kebudayaan dengan kebudayaan lain, sehingga akan diperoleh garis-garis persamaan dan perbedaan yang berlaku umum. Dengan demikian, dapat memberikan prediksi terhadap perkembangan berikutnya dalam masyarakat antara masyarakat pada masa lalu dengan masa yang akan datang.
c. Metode Studi Kasus
Metode pengamatan tentang suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga, ataupun individu-individu. Alat-alat yang digunakan dalam studi kasus adalah wawancara (interview), pertanyaan-pertanyaan atau kuesioner (questinnaire), daftar pertanyaan, dan teknik keterlibatan si peneliti dalam kehidupan sehari-hari dan kelompok sosial yang sedang diamati (participant observer technique). Dalam penelitian ini, peneliti harus benar-benar membaur dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, dengan tidak memberi sugesti kepada masyarakat yang sedang diteliti.
2. Metode Kuantitatif
Metode ini digunakan dalam penelitian yang analisis datanya mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka. Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode ini adalah survei dan eksperimen. Gejala yang diteliti diukur dengan skala, indeks, tabel, atau formula-formula tertentu yang cenderung menggunakan uji statistik. Metode kuantitatif dalam sosiologi diperkenalkan oleh Emile Durkheim (1968) dalam penelitiannya tentang "laju bunuh diri". Durkheim menggambarkan laju bunuh diri dengan angka bunuh diri dalam tiap masyarakat yang dari tahun ke tahun cenderung konstan. Laju bunuh diri dipengaruhi oleh derajat integrasi sosial, seperti :
1. bunuh diri altruistik, terjadi karena derajat integrasi sosial yang terlalu kuat.
2. bunuh diri egoistik, terjadi ketika derajat integrasi sosial terlalu lemah.
3. bunuh diri anomi, terjadi karena masyarakat tidak memberikan pegangan kepada seseseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar