Minggu, 21 Oktober 2012

Metode Kuantitatif dan Kualitatif _ Agita Surya Pertiwi-Jurnalistik 1A

METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
Seperti halnya ilmu sosial yang lain, sosiologi menawarkan dua macam metode, yakni: (1) kualitatif, dan (2) kuantitatif. Metode kualitatif  berupaya menjelaskan makna dari fenomena-fenomena atau peristiswa-peristiwa yang nyata terjadi dalam masyarkat namun sukar diukur dengan angka-angka atau dengan ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak. Sedangkan metode kuantitatif berupaya menjelaskan fenomena-fenomena atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat menggunakan data yang berupa angka-angka. Metode kuantitatif dalam sosiologi diperkenalkan oleh Emmile Durkheim (1968) dalam penelitiannya tentang laju bunuh diri. Durkheim menggambarkan laju bunuh diri dengan angka bunuh diri dalam tiap masyarakat yang dari tahun ke tahun cenderung konstan. Laju bunuh diri dipengaruhi oleh derajat integrasi sosial, seperti : (1) bunuh diri altruistik, terjadi karena derajat integrasi sosial yang terlalu kuat, (2) bunuh diri egoistik, terjadi ketika derajat integrasi sosial terlalu lemah, dan (3) bunuh diri anomi, terjadi karena masyarakat tidak memberikan pegangan kepada seseseorang.
 Sosiolog kuantitatif cenderung menggunakan metode khusus pengumpulan data dan pengujian hipotesis, termasuk: desain eksperimental, survei, analisis data sekunder, dan analisis statistik. Sosiolog kualitatif cenderung berorientasi menggunakan metode yang berbeda dalam pengumpulan data dan pengujian hipotesis, termasuk: observasi partisipan, wawancara, kelompok fokus, analisis isi dan perbandingan sejarah. Meskipun ada sosiolog yang mempekerjakan dan mendorong penggunaan hanya satu atau metode lainnya, sosiolog banyak melihat manfaat dalam menggabungkan kedua pendekatan ini. Mereka melihat pendekatan kuantitatif dan kualitatif sebagai saling pelengkap. Hasil dari satu pendekatan dapat mengisi kesenjangan dalam pendekatan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini