KONFLIK PERSEPAK BOLAAN INDONESIA ANTARA
SUPORTER TIM PERSIJA JAKARTA DENGAN SUPORTER PERSIB BANDUNG
Ahmad Faathir (1112051100032)
Jurnalistik 1 B
I. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara besar dan memiliki keanekaragaman budaya di setiap daerahnya, tak terkecuali pula dengan olahraga sepakbola. Sepakbola yang merupakan olahraga terpopuler di dunia, sangat banyak di minati oleh para penduduk Indonesia utamanya penduduk yang berjenis kelamin laki-laki. Indonesia yang merupakan negara besar, memiliki ratusan atau bahkan ribuan klub sepakbola mulai dari tingkatan rendah hingga tingkatan tinggi macam Persipura, Arema, Persija, Persib, dll. Sepakbola Indonesia juga tak lepas dari peran suporter, jika tidak ada suporter yang mendukung tim kesayangannya, mana mungkin kompetisi sepakbola di Indonesia ini menjadi kompetisi yang kompetitif. Aroma persaingan antar suporter pun acapkali mewarnai perjalanan panjang persepakbolaan Indonesia, rivalitas antar suporter hingga menimbulkan konflik antar suporter selalu terjadi di persepakbolaan tanah air kita tercinta.
Suporter dan sepakbola adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan, dimana ada sepakbola disitu juga ada suporter, tidak memandang tua, muda, maupun anak-anak. Kecintaan mereka terhadap tim sepak bola yang dibelanya telah mengubah pikiran normal manusia. Berbagai atribut seperti kaos, bendera, maupun spanduk dengan berbagai warna kebesarannya merah, hijau, maupun biru telah menjadi simbol dan identitas mereka. Kerusuhan suporter bukan hal yang baru dalam dunia persepakbolaan. Gengsi dan harga diri mereka dipertaruhkan ketika tim kesayangannya bertanding. Suporter sebagai penyemangat disaat tim kesayangan mereka membutuhkan suntikan psikologis dengan nyanyian, tarian dan teriakan. Fanatisme yang berlebihan dari suporter dalam mendukung tim kesayangannya kadangkala berubah menjadi kerusuhan atau tindak anarkisme dengan merusak berbagai fasilitas umum. Tindakan kerusuhan suporter ini semakin anarkis ketika terjadi gesekan antara dua kelompok suporter, meskipun misi perdamaian sudah dilakukan banyak kelompok suporter di Indonesia.
II. Pertanyaan Pokok
1. Faktor apakah yang menyebabkan konflik antara supporter tim Persija dan supporter tim Persib terjadi?
III. Metode Penelitian
Metode yang saya gunakan dalam penelitian kali ini adalah metode kualitatif, agar mendapatkan informasi melalui wawancara yang lebih mendalam kepada narasumber dan mendapatkan hasil yang lebih intensif.
Waktu : Senin 17 Desember 2012, pukul 12.00-13.30
Tempat : Perumahan Taman Kedaung, jalan Mawar blok D7 no 10
Ciputat, Tangerang Selatan.
IV. Gambaran Subjek / Objek Penelitian
Arfian Fahri , Seorang lelaki muda berumur 21 tahun yang berprofesikan sebagai mahasiswa di Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN) di ciputat, Jakarta selatan, yang sedang menempuh jejang pendidikannya sarjana strata 1 di fakultas ilmu dakwah dan komunikasi. Lahir pada tanggal 22 Desember 1991. Seseorang yang sangat fanatic dengan sepak bola khususnya Persija Jakarta dari Indonesia dan Arsenal dari Inggris. Dan ia pun mengikuti suatu komunitas sepak bola yaitu Jakampus UIN Jakarta.
Jakampus UIN Jakarta adalah suatu komunitas sepakbola yang menyukai tim Persija Jakarta dan menamai diri mereka Jakmania dan Jakangel. Setiap hari jumat mereka berkumpul di lobi fakultas ushuludin UIN Jakarta untuk sekedar berkumpul, bercerita, dan membicarakan seputar tim kesayangannya. Dan mereka pun biasa melakukan Nobar (Nonton Bareng) jika tim Persija Jakarta bermain. Jakmania adalah musuh bebuyutan dari supporter tim Persib bandung atau Viking.
V. Analisis
Perseteruan antar suporter Persija dan Persib sudah berlangsung lama, tepatnya sejak tahun 2000 yaitu bertepatan dengan Liga Indonesia 6 berlangsung. Di putaran 1 sekitar 6 buah bis suporter Persib datang ke Lebak Bulus dan masuk ke Tribun Timur. Dan terdiri dari banyak unit suporter seperti Balad Persib, Jurig, Stone Lovers, ABCD, Viking dll. Saat itu yang terbesar masih Balad Persib. Meski sempat nyaris terjadi gesekan dengan the Jakmania, tapi alhamdulilah tidak terjadi bentrokan yang lebih luas.
Dan sebenarnya, faktor yang menyebabkan konflik antara supporter Persija dengan supporter Persib adalah dari kesalahpahaman. Berawal dari saling ejek entah dari dari Jakmania atau Viking yang memulainya, sampai sekarang pun kurang jelas. Pada zaman dahulu sebenarnya hubungan Jakmania dan Viking sangat baik. Setiap para supporter Persib datang ke Stadion Lebak bulus untuk menonton Persib bermain para Jakmania pun menyambut dengan baik, dan sebaliknya pun begitu, ketika para Jakmania datang ke Stadion Siliwangi utnuk menonton Persija bermain para Viking pun meryambutnya dengan baik. Dan dahulu para Jakmania sering memesan baju dari bandung.
Namun seiring bertambah banyaknya supporter dari kedua tim, dan dari kemajuan pesat supporter sepak bola di Indonesia, bermulailah budaya saling ejek terhadap supporter lawan dan ini terjadi pada Jakmania dan Viking. Semakin kesini konflik semakin memanas, bukan hanya saling ejek langsung dari supporter, para fanatik bola mulai memprovokasi supporter lawannya dengan membuat baju yang berisikan ejekan, membuat sebuah forum di media social untuk sekedar mengejek dengan bebas, bahkan tak bias di hindari kekerasan yang terjadi sehingga banyak korban berjatuhan.
Jakmania dan Viking adalah dua kubu di spersepak bolaan di Indonesia yang sangat memanas di setiap pertandingannya. Namun sekarang, bukan hanya kedua tersebut yang berseteru, banyak supporter-suporter dari tim sepakbola yang saling berseteru mengikuti kedua kubu tersebut. Entah apa yang menyebabkan mereka berseteru, hanya hal sepele padahal. Namun ini membuat dunia sepak bola Indonesia mempunyai "image" sangat buruk. Terlenih lagi sekarang terjadi dualism, yakni dari kubu PSSI dan KPSI yang saling mempertahankan egonya masing-masing tanpa memikirkan hal yang lebih penting, yakni kualitas sepak bola Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar