Selasa, 18 Desember 2012

Nur Fajri Rahmawati_Lap6_Konflik dan Pertentangan Kec Kalianda dengan desa Sidoreno_jrnl1a

KONFLIK KECAMATAN KALIANDA DENGAN DESA SIDORENO
 
NAMA            :  Nur Fajri Rahmawati
NIM                : 1112051100023
Jurusan            : Jurnalistik 1a
 
1.      Latar Belakang
 
Teori konflik yang muncul pada abad ke sembilan belas dan dua puluh dapat dimengerti sebagai respon dari lahirnya dual revolution, yaitu demokratisasi dan industrialisasi, sehingga kemunculan sosiologi konflik modern, di Amerika khususnya, merupakan pengikutan, atau akibat dari, realitas konflik dalam masyarakat Amerika (Mc Quarrie, 1995: 65). Selain itu teori sosiologi konflik adalah alternatif dari ketidakpuasaan terhadap analisis fungsionalisme struktural Talcot Parsons dan Robert K. Merton, yang menilai masyarakat dengan paham konsensus dan integralistiknya.Perspektif konflik dapat dilacak melalui pemikiran tokoh-tokoh klasik seperti Karl Marx (1818-1883), Emile Durkheim (1879-1912), Max Weber (1864-1920), sampai George Simmel (1858-1918). Keempat pemikiran ini memberi kontribusi sangat besar terhadap perkembangan analisis konflik kontemporer. Satu pemikiran besar lainnya, yaitu Ibnu Khouldoun sesungguhnya juga berkontribusi terhadap teori konflik. Teori konflik Khouldun bahkan merupakan satu analisis komprehensive mengenai horisontal dan vertikal konflik.
 
Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
 
2.      Pertanyaan Pokok Penelitian
 
Apa latar belakang penyebab munculnya  konflik antara kecamatan Kalinda dengan Desa Sidoreno?
 
3.      Metode Penelitian
 
Metode penelitian yang digunakan saat ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan teknik gathering data (pengumpulan data) menggunakan daftar pustaka, serta media pengumpulan data yang sudah ada. Pengumpulan data dimulai tanggal 16 Desember 2012.
 
4.      Gambaran Obyek/Subyek
 
Kalianda adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Indonesia yang terletak di kaki Gunung Rajabasa, kota kecil yang bersahaja. Kota ini juga terletak di tepi pantai di sepanjang teluk Lampung. Kebanyakan Suku asli Kalianda adalah Lampung Pesisir. Di dalam kecamatan kalianda ini juga terdapat suku pendatang  diantaranya ada jawa, sunda, jawa serang,Minang kabau (padang), Semenda (Palembang),batak, bali. Biasanya suku pendatang tinggal secara berkelompok dan bisa menjadi sebuah desa. Selain itu juga Lampung juga mempunyai desa Sedorano yang mayoritas kependudukannya itu kebanyakan orang muslim.
 
5.      Analisis
 
Bentrokan massa terjadi antara desa Agom Kalianda dengan massa desa Balinuraga kecamatan Way Panji Lampung Selatan pada Minggu 28 Oktober 2012.Akibat bentrokan ini tiga orang meninggal dunia.Korban adalah  Yahya, warga Way Urang, Marhadan, warga Gunung Terang dan Alwin, warga Tajimalela, Kalianda. Disamping tiga korban meninggal dunia, juga terdapat empat korban luka berat.Terjadinya peristiwa  bentrok massal ini dipicu oleh isu yang berkembang adanya pelecehan yang dialami oleh dua orang remaja puteri yang berasal dari desa Agom.Dalam keterangannya Kapolres Lampung Selatan AKBP Tatar Nugroho, menjelaskan peristiwa ini berawal pada kejadian Sabtu 27-10-2012.Dua remaja puteri asal desa Agom yang sedang mengendarai sepeda motor terjatuh setelah di cegat oleh pemuda desa Balinuraga.
 
Permasalahan ini pada awalnya sudah bisa di atasi oleh kedua Kepala desa bersangkutan.Tapi kemudian berkembang isu pemuda Balinuraga melakukan pelecehan saat melakukan pertolongan terhadap kedua remaja puteri asal desa Agom saat jatuh dari motor.Isu beredar menyulut emosi massa yang berakibat  bentrokan massal.Akibat isu ini pertikain tidak dapat dihindari dan ribuan massa dari desa Agom dan sekitarnya melakukan penyerangan ke desa Balinuraga.Tiga orang menjadi korban dalam peristiwa ini dan beberapa rumah rusak dan terbakar.Kapolres Lampung Selatan meminta ke dua massa yang bertikai agar bisa menahan diri,karena bentrokan ini tidak akan bisa menyelesaikan masalah dan malah semakin memperuncing masalah.
Ketua  Komisi Informasi Masyarakat Lampung  Juniardi mengatakan informasi yang menyesatkan sering menimbulkan menyulut perpecahan dan konflik dalam masyarakat.Masyarakat seharusnya tidak mudah mempercayai informasi menyesatkan.Disisi lain Juniardi mengatakan pejabat dan aparat sangat lemah dalam melakukan pembinaan terhadap masyarakat.Pemerintah harus dapat melakukan upaya preventif didaerah yang potensial terjadi konflik.Hal ini bisa dilakukan dengan menggali kearifan penduduk lokal yang bisa menciptakan masyarakat yang punya budaya toleransi.
 
Masyarakat kecamatan kalimda berharap Pemerintah segera turun tangan dan mencari akar permasalahan yang sebenarnya terjadi terhadap bentrokan yang melibatkan warga penduduk desa Agom dan sekitarnya dengan penduduk desa Balinuraga yang pendatang.Bentrokan seperti warga penduduk asli dan pendatang seperti ini sudah sangat sering terjadi di tanah air.Penyelesaiannya tidak pernah benar-benar tuntas dan sewaktu-waktu bisa meletus lagi.Salam Kompasiana
 
6.      Daftar Pustaka
 
"http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kalianda,_Lampung_Selatan&oldid=531265"Kategori
www.wikipedia.com
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini