Selasa, 18 Desember 2012

laporan ke 6 maimunah permata hati hasibuan jurnalistik 1a

Judul Penelitian                      : Konflik anak-anak yang putus sekolah
Nama Peneliti                         : Maimunah Permata Hati Hasibuan (1112051100018)
I.                   Latar Belakang
Menurut Collins (1975) menjelaskan bahwa perhatiannya terhadap konflik tidak akan bersifat ideologis ; yakni, dia tidak mengawali dengan pandangan politis bahwa konflik adalah baik atau buruk. Dia mengatakan bahwa dia memilih konflik sebagai fokus berdasarkan landasan yang realistik, yakni bahwa konflik adalah proses sentral dalam kehidupan sosial.    
Termasuk ke dalam contoh konflik ini, banyak sekarang anak-anak yang putus sekolah sehingga banyak ditemukan dijalan-jalan raya mereka yang mengamen dijalan, menjadi pengasong di pasar maupun di tempat lainnya dan bahkan menjadi pekerja setengah pengangguran.
II.                Pertanyaan Pokok Peneliti
Apa penyebab terjadinya Konflik anak-anak ini sehingga putus sekolah ?
III.             Metode Penelitian
Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan metode penelitian secara kuantitatif karena menurut peneliti metode ini lebih cocok serta memberikan kemudahan bagi peneliti. Dan dilakukan pada hari selasa, 18 desember 2012 menggunakan data yang sudah tersedia.
IV.              Gambaran Objek Penelitian
Banyak sekarang bahkan sudah biasa kita jumpai anak-anak yang seharusnya menuntut ilmu di bangku sekolah menjadi pengemis, mengamen, berdagang, bahkan mengasong di jalan-jalan raya maupun di tempat lainnya yang ramai orangnya.
Konflik ini banyak diakibatkan oleh beberapa faktor. Salah satunya yaitu diakibatkan oleh pekerjaan orang tua yang berpengaruh terhadap pendapatan orang tuanya. Dimana pendapatan orang tuanya itu rendah (miskin). Maka dari itu terpaksalah anak-anak mereka ikut membantu untuk meringani beban orang tuanya.
Lalu ada juga karena keterbatasan dan adanya faktor lingkungan (pergaulan). Pemenuhan hak pendidikan tersebut diperoleh secara formal di sekolah, secara informal melalui keluarga. Khususnya pendidikan formal tidak semua anak mendapatkan haknya karena kondisi-kondisi yang memungkinkan orang tuanya tidak memenuhinya.
 Kemiskinan karena tingkat pendidikan orang tua yang rendah merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan keterlantaran pemenuhan hak anak dalam bidang pendidikan formal sehingga anak mengalami putus sekolah.
V.                 Analisis
Jadi, inti dari konflik ini adalah faktor ekonomi dalam keluarga. Anak-anak putus sekolah karena biaya yang minim.Orang tua mempunyai peranan dan dasar terhadap keberhasilan perkembangan anak, sedangkan tugas dan tanggung jawab untuk hal tersebut adalah tugas bersama antara orang tua, masyarakat, dan pemerintah serta anak itu sendiri.
Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan tekhnologi seni dan budaya, untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Banyak sekali faktor yang menjadi penyebab anak mengalami putus sekolah, diantaranya yang berasal dari dalam diri anak putus sekolah disebabkan karena malas untuk pergi sekolah karena merasa minder, tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekolahnya, sering dicemoohkan karena tidak mampu membayar kewajiban biaya sekolah.
Bagi anak-anak miskin, bantuan operasional sekolah (BOS) saja belum cukup. Pemerintah dan sekolah juga mesti memikirkan pemberian beasiswa tambahan untuk pembelian seragam dan alat tulis, serta biaya transportasi dari rumah ke sekolah agar anak-anak usia wajib belajar tidak terbebani dengan biaya pendidikan.
 
DAFTAR PUSTAKA
Ferlinafitrah.blogspot.com/2012/07/10-contoh-konflik-di-indonesia.html?m=1
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini