Selasa, 18 Desember 2012

Konflik Sosial_Avissa SusenoJNR1B_Laporan 6

Konflik dan Pertentangan Dalam Masyarakat

Kesenjangan Antara Sesama Pedagang Warung Rokok Di Pesanggrahan

Avissa Suseno  (1112051100042)

JURNALISTIK 1 B

 

 

I.                   Latar Belakang

Konflik adalah sesuatu yang hampir tidak mungkin bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat. Selama masyarakat masih memiliki kepentingan, kehendak, serta cita-cita konflik senantiasa mengikuti mereka. Oleh karena dalam upaya untuk mewujudkan apa yang mereka inginkan pastilah ada hambatan-hambatan yang menghalangi, dan halangan tersebut harus disingkirkan. Tidak menutup kemungkinan akan terjadi benturan-benturan kepentingan antara individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Jika hal ini terjadi, maka konflik merupakan sesuatu yang niscaya terjadi dalam masyarakat. Konflik merupakan gesekan yang terjadi antara dua kubu atau lebih yang disebabkan adanya perbedaan nilai, status, kekuasaan, kelangkaan sumber daya, serta distribusi yang tidak merata, yang dapat menimbulkan deprifasi relative di masyarakat. Konflik dan kehidupan manusia tidak mungkin untuk dapat dipisahkan dan keduanya berada bersama-sama karena perbedaan nilai, status, kekuasaan, dan keterbatasan sumber daya itu memang pasti ada dalam masyarakat. Konflik akan selalu kita dijumpai dalam kehidupan manusia atau kehidupan masyarakat sebab untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia melakukan berbagai usaha yang dalam pelaksanaannya selalu dihadapkan pada sejumlah hak dan kewajiban. Jika hak dan kewajiban tidak dapat terpenuhi dengan baik, maka besar kemungkinan konflik terjadi.

Beberapa Pandangan tentang Konflik 

Banyak definisi konflik yang dkemukakan oleh para pakar. Dari berbagai definisi dan berbagai sumber yang ada istilah konflik dapat dirangkum dan diartikan sebagai berikut:

1. Konflik adalah bentuk pertentangan alamiah yang dihasilkan oleh individu atau kelompok karena mereka yang terlibat memiliki perbedaan sikap, kepercayaan, nilai-nilai, serta kebutuhan

2. Hubungan pertentangan antara dua pihak atau lebih (individu maupun kelompok) yang memiliki atau merasa memiliki sasaran-sasaran tertentu, namun diliputi pemikiran, perasaan, atau perbuatan yang tidak sejalan

3. Pertentangan atau pertikaian karena ada perbedaan dalam kebutuhan, nilai, dan motifasi pelaku atau yang terlibat di dalamnya

4. Suatu proses yang terjadi ketika satu pihak secara negatif mempengaruhi pihak lain, dengan melakukan kekerasan fisik yang membuat orang lain perasaan serta fisiknya terganggu

5. Bentuk pertentangan yang bersifat fungsional karena pertentangan semacam itu mendukung tujuan kelompok dan memperbarui tampilan, namun disfungsional karena menghilangkan tampilan kelompok yang sudah ada

6. Proses mendapatkan monopoli ganjaran, kekuasaan, pemilikan, dengan menyingkirkan atau melemahkan pesaing

7. Suatu bentuk perlawanan yang melibatkan dua pihak secara antagonis

8. Kekacauan rangsangan kontradiktif dalam diri individu

Uraian di atas juga menunjukkan bahwa dalam setiap konflik terdapat beberapa unsur sebagai berikut:

1. Ada dua pihak atau lebih yang terlibat.

2. Ada tujuan yang dijadikan sasaran konflik, dan tujuan itulah yang menjadi sumber konflik.
3.Ada perbedaan pikiran, perasaan, tindakan di antara pihak yang terlibat untuk mendapatkan atau mencapai tujuan.

4. Ada situasi konflik antara dua pihak yang bertentangan.

Dalam penelitian kali ini, membahas tentang observasi mengenai persaingan para pedagang di warung rokok yang semakin hari semakin menjamur di daerah pesanggrahan ciputat. Alasan memilih tema ini dikarenakan ingin mengetahui mengapa bisa terjadi konflik antara para pedagang yang berada dalam satu lokasi yang berdekatan dan juga menjual barang – barang yang hampir sama. Tentu saja ini akan menimbulkan pertanyaan bahwa adakah persaingan diantara mereka.

 

II.                Pertanyaan Pokok Penelitian

  1. Mengapa bisa terjadi konflik antar sesama warung rokok?
  2. Apa yang menyebabkan terjadinya konflik sesama warung rokok?

 

III.             Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam observasi kali ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif. dengan metode ini, dirasa lebih bisa menggali informasi lebih dalam dan dapat menimbulkan kepercayaaan dari narasumber sehingga dapat menggali informasi yang lebih dalam lagi. Observasi kali ini dilaksanakan pada:

Waktu penelitian         : Sabtu, 15 Desember 2012 pkl. 14.23 – 15. 10 WIB

Lokasi penelitian         : Jalan Pesanggrahan samping UIN Jakarta

 

IV.             Gambaran Subjek

Objek yang kali ini akan diteliti adalah para pedagang disamping kampus UIN yang sudah lumayan lama berjualan disekitar lokasi. Salah satu pedagang warung rokok yang berjualan disekitar kampus UIN yaitu Emi yang memang sudah lama berjualan disekitar kampus. Emi sudah disekitar lokasi selama 30 tahun dan masih bertahan dilokasi hingga saat ini. Awal mulanya memang warung rokok ini berada didekat halte, namun karena sempat terjadi proyek pelebaran jalan, maka warung rokok miliknya dialih lokasikan sekitar 100 meter dari halte. Saat ini Emi masih berjualan dengan membuka warung rokoknya yang terlokasi diujung jalan pesanggrahan. Seiring dengan berjalannya waktu, wilayah disekitar kampus semakin hari semakin ramai. Dengan semakin ramainya lokasi maka semakin bertambah pula penghasilan Emi setiap harinya. Jika sedang ramai maka pendapatannya selama satu hari bisa mencapai 100 ribu rupiah. Namun seiring juga dengan semakin ramainya makan mulailah bermunculan warung – warung baru yang mungkin lebih lengkap dari warung miliknya. Tidak jauh dari warung miliknya sekitar 150 meter kini sudah terdapat warung yang sejenis dengan warung miliknya. Warung tersebut juga menjual berbagai macam barang yang dijual diwarung milik Emi.

Bang Aom, pemilik dari warung tersebut menuturkan Ia telah membuka warung dilokasi itu sudah cukup lama. Bang Aom berasal dari Pekalongan dan sudah cukup lama membuka usahana dijalan pesanggrahan juga yang tidak jauh pula dari warung milik Emi.

 

V.                Analisis

Konflik semacam persaingan antara sesama pedagang merupakan hal yang memang sering terjadi, sudah cukup lumrah. Mereka tentuanya berupaya untuk dapat saling menarik pembeli untuk lebih memilih datang ke warung milik mereka. Namun bagaimana jika seiring dengan ramainya lokasi berarti turut menjamur pula pedagang – pedagang yang membuka usaha mereka dengan jenis yang sama. Apalagi jika mereka membuka usaha mereka dengan jarak yang tidak terlalu jauh antar sesama pedagang. Tentu saja jika mereka tidak memiliki rasa toleransi antar sesama pedagang akan terjadi konflik yang cukup rumit dan mungkin akan berkepanjangan. Seringnya terjadi konflik antar sesama pedagang disebabkan karena persaingan mereka dalam mendapatkan pembeli.

Dalam hal ini terkadang mereka bisa saling menjatuhkan antara pedagang yang satu dengan pedagang yang lain. Selain itu juga perbedaan harga antara masing – masing warung. Terkadang pembeli yang datang membandingkan harga antara warung yang pernah mereka kunjungi sebelumnya. Dan jika terdapat perbedaan harga yang cukup tinggi, maka mereka langsung membandingkan dengan warung sebelumnya yang pernah mereka kunjungi dengan harga yang lebih murah. Dari insiden inilah yang bisa menimbulkan konflik antara sesama pedagang. Konflik berarti juga permusuhan yang mengarah pada peperangan. Sudah terbukti semisalnya konflik sosial yang terjadi karena hal yang sepele, hanya persaingan kecil – kecilan saja dapat menimbulkan konflik yang berkelanjutan jika diselesaikannya dengan emosi. Padahal antara sesama pedagang biasanya sudah memiliki langganan masing – masing. Selain itu juga dari masalah perbedaan harga juga bisa menimbulkan kecemburuan sosial antar sesama pedagang. Tentunya mereka tidak akan menerima jika warung saingan mereka jauh lebih ramai ketimbang warungnya sendiri. Sebetulnya insiden semacam ini tidak seharusnya terjadi. Seharusnya mereka lebih memiliki rasa menghormati dan rasa toleransi yang tinggi antar sesama pedagang.

Dengan adanya konflik tentu saja akan mengakibatkan berbagaimacam akibat yaitu terjadinya keretakan hubungan antara pihak yang bertikai, perubahan kepribadian pada individu karena selalu mengalami konflik yang berkepanjangan, timbulnya rasa dendam, benci dan curiga terhadap pihak yang pernah terjadi konflik dengan dirinya, dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat konflik. Dalam menangani masalah konflik sosial sebagai berikut, tentunya diperlukan cara – cara dan solusi – solusi sederhana yang dapat membuat suasana konflik yang sudah sedemikian dapat teratasi. Adapun cara nya adalah meningkatkan solidaritas sesama para pedagang yang pernah mengalami konflik dengan pedagang lain, guna menghindari terjadinya konflik yang sedemikian rupa terjadi kembali. Selain itu juga diperlukan pengertian yang tinggi dari kedua belah pihak yang terlibat konflik untuk mencari jalan keluar yang terbaik. Mungkin untuk langkah yang kedua ini diperlukan pihak ketiga agar tidak terjadi konflik atau mungkin bisa langsung diselesaikan sendiri antara pihak yang terlibat konflik dengan mengedepankan sikap toleransi masing – masing pihak.

Sebenarnya tidak semua konflik yang terjadi akan berakibat negatif pada masyarakat. Jika bisa dikelola dengan baik, konflik justru bisa menghasilkan hal-hal yang positif. Misalnya, sebagai pemicu perubahan dalam masyarakat, memperbarui kualitas keputusan, menciptakan inovasi dan kreativitas, sebagai sarana evaluasi, dan lain sebagainya. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa jika konflik tidak dikelola dengan baik dan benar, maka akan menimbulkan dampak negatif dan merugikan bagi masyarakat. Sebagai sebuah catatan bahwa dalam upaya menyelesaikan konflik haruslah dipahami betul kompleksitas serta kerumitan konflik yang dihadapi. Semua harus sadar bahwa setiap konflik memiliki kompleksitas masing-masing sehingga tidak bisa begitu saja mengaplikasikan sebuah teori untuk menyelesaikannya.

 

VI.             Daftar Pustaka

  • Alo Liliweri, Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur (Yogyakarta: LKiS, 2005), hal. 249-250
  • Geoge Ritzer dan Douglas J Goodman, Teori Sosiologi Modern (Jakarta: Prenada Media, 2004), hal. 154
  • www.google.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini