TOKOH PERUBAHAN DI DALAM INSTITUSI BISNIS
Nama : Muhammad Aidillah Putra
Kelas : KPI 1 E
NIM : 1112051000137
1. Latar Belakang
Koran tempo adalah salah satu institusi bisnis yang ada di Indonesia yang berbentuk media massa (koran maupun majalah). Di dalam institusi ini mulai dari jabatan yang tertinggi sampai terendah sekalipun tidak ada yang di beda-bedakan. Karena dengan tidak ada nya perbedaan tersebut karyawan akan lebih nyaman dalam mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan apa yang mereka dapatkan. Namun,dengan tiada perbedaan tersebut bukan berarti dapat melakukan hal-hal yang tidak wajar seperti datang ke kantor semau nya tidak mematuhi aturan yang ada.melainkan hal yang di maksud di atas bahwa agar di dalam pekerjaan tidak ada lagi yang merasa mereka lebih tinggi jabatan nya.
2. Pertanyaan pokok
- Apa alasan anda mau menerima karyawan yang dahulu nya tersandung kasus '' nara pidana '' ?
Pertanyaan ini di ajukan peneliti guna untuk mengetahui alasan yang kuat terkait penerimaan karyawan mantan Napi.
3. Metode Penelitian
Metode yang di gunakan peneliti adalah menggunakan metode kualitatif. Karena dengan menggunakan metode ini peneliti dapat mendapatkan data atau jawaban yang lebih baik dan berkualitas. Karena langsung dari narasumber yang di wawancarai
hari/tanggal : Senin, 10 Desember 2012
waktu : 11.00 s/d 12.30 WIB
tempat : Jl. Palmerah Utara II No. 201 AA. Jakarta Barat
narasumber : Bapak Eko Waluyo
4. Gambaran Tokoh
Narasumber yang di wawancarai adalah bapak Eko waluyo seorang Head of Accoun Relation atau kepala bagian periklanan di PT Tempo Inti Media Tbk.
5. Analisis
Tempo didirikan di zaman orde baru tepat nya tahun 1971. Pada saat itu media massa di larang meliput kegiatan pemerintahan yang bersifat negatif.setelah runtuhnya orde baru tempo mencoba untuk bersifat obyektif dalam setiap pemberitaannya baik yamng negatif maupun yang positif. Tempo juga berusaha untuk membersihkan periklanan yang bermateri seks dan SARA. Serta menyampaikan aspirasi masyarakat dalam golongan apa pun.
Bapak Eko Waluyo adalah seorang kepala bagian periklanan di Tempo, baik itu koran atau majalah. Beliau terlahir dari keluarga sederhana yang berlatar belakang petani di daerah Cirebon, Jawa Barat. Beliau lulusan S1 Universitas Nasional. Dia mengawali karirnya sebagai sales salah satu produk makanan. Dari bekerja sebagai sales, menjadikan dia bermental kuat menghadapi customer. Itulah yang membuat dia mampu mengembangkan bakat salesnya sehingga dia menjadi kepala periklanan di Tempo.
Dalam menerima karyawan yang bekerja dibawah pimpinannya, Bapak Waluyo tidak memandang status sosialnya. Dia pun menerima karyawan mantan narapidana yang tidak bisa diterima di perusahaan manapun. Alasan dia menerima mantan narapidana karena dia optimis dan yakin kalau seorang yang pernah terlibat dalam kasus apapun masih bisa sukses jika berusaha. Berkat dukungan Bapak Waluyo, karyawan yang mantan napi itu mampu merubah kehidupan sosialnya dengan drastis, tidak dikucilkan sebagai mantan napi lagi dan bahkan lebih dihormati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar