Selasa, 11 Desember 2012

laporan 1/gilangg sakti/ kpi 1E

PENGIMPLEMENTASIAN NILAI AGAMA DALAM SEBUAH INSTITUSI BISNIS YANG BERSIFAT RELIGIUS

Gilang Sakti Perdana
1112051000161
KPI 1E

I.      Latar Belakang

Berdasarkan kemajuan kegiatan perekonomian dunia yang semakin pesat dan berjalan seiring kemajuan teknologi dunia yang semakin canggih. Ekonomi memiliki tingkat pengaruh yang amat penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Hal ini pula yang menggambarkan bahwa Ekonomi memiliki peran penting dan andil besar dalam segala aspek kehidupan manusia, baik bagi perubahan dan  dinamika sosial manusia. Hingga ekonomipun dapat mengendalikan segala aspek kehidupan manusia, baik dalam segi politik, institusi hingga tatanan keNegaraan. Terlihat dari sangat pentingnya Ekonomi, Negara yang dapat disebut "Negara Maju" pun terlihat dari seberapa majunya ke-Ekonomian Negara tersebut.

Seiring dengan perkembangan Ekonomi dunia dan terbukanya perdagangan bebas, yang dimana semua negara secara bebas dapat memperjualkan hasil pertanian, kerajinan tangan hingga hasil tekstilnya ke berbagai Negara-negara tetangga. Maka lahirlah beberapa institusi-institusi bisnis dalam setiap negara yang ingin ikut serta dalam perkembangan ekonomi dunia. Di Indonesia pun banyak lahir institusi-institusi bisnis yang berbeda-beda bentuk, tujuan dan dasar di dirikannya institusi bisnis tersebut.

Dilihat dari kehidupan perekonomian Indonesia yang masih dalam titik krisis Ekonomi baik dalam kehidupan masyarakatnya yang hingga kini masih dalam belenggu kemiskinan, termarjinalkan dan tertindas dengan kapitalisme yang semakin buruknya. Maka tak heran banyak masyarakat yang memilih untuk berwirausaha hingga membentuk sebuah institusi bisnis.

Penelitian ini di lakukan kepada sebuah institusi bisnis Al-Irsyad, guna mencari tahu atas dasar dan tujuan apa insitusi bisnis tersebut didirikan. Dan bagaimana sebuah institusi ini memahami, memaknai dan mengimplementasikan nilai-nilai Agama dalam baentuk bisnisnya. Dari latar belakang al-irsyad sendiri, al-Irsyad adalah sebuah bentuk isntitusi bisnis yang terlihat memiliki banyak unsur religi yang terdapat dalam bentuk bisnis-bisnisnya. al-Irsyad merupakan institusi bisnis yang sempat menyita perhatian orang di sekitarnya, dimana dasar berdirinya dan hasilnya selalu didasari dengan nilai-nilai ke-Agamaan amat kental. Berikut lapooran selengkapnya.

II.      Pertanyaan Pokok

 

1.      Apa dasar utama bisnis ini terbangun? Bagaimana tanggapan serta aplikasi institusi bisnis ini terhadap nilai ke-Agama dalam bentuk bisnisnya?

pertanyaan tersebut di atas, digunakan agar dapat mengetahui atas dasar dan tujuan apa bisnis ini terbangun, apakah semua bentuk bisnis ini didasari dengan nilai ke-Agamaan yang kental atau didasari hanya untuk kepentingan pribadi yang bersifat netral.

Dan dapat juga mengetahui Seberapa besar implementasi dan tanggapan bisnis ini terhadap agama. Karena dilihat dari bisnis ini yang bersifat religius dan  sampai detik ini terus berjalan, bukan hanya di dalam negri bahkan hingga manca Negara.

 

2.      Jika terdapat sebuah institusi bisnis lain yang mengaku membangun bisnisnya dengan dasar Agama dan selalu mengimplementasikan Agama dalam bisnisnya, tetapi faktanya tidak. Bagaimana tanggapan institusi bisnis ini ?

Pertanyaan ini timbul guna mengetahui bagaimana institusi bisnis tersebut menanggapi masalah seperti ini. Karena telah banyak eksekutif-eksekutif yang tidak bertanggung jawab yang selalu menyalah gunakan label keagamaan dalam pembentukan institusi bisnis yang semata-mata hanya teruntuk pada kepentingan pribadinya.

 

 

 

III.   Metodologi Penelitian

a.      Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di kediaman pemilik institusi bisnis Al-irsyad, yang bertempat di pondok pesantren Man Ana, pamijahan cibatok bogor. Pada hari Rabu 7 november 2012. Dan objek penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana institusi bisnis ini menaggapi dan mengimplementasikan agama di segala bentuk bisnisnya, serta guna mendapatkan informasi atas dasar apa bisnis ini terbangun dan dapat berjalan eksis seperti saat ini, apakah atas dasar Agama atau Netral.

b.      Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang sifatnya deskriptif pada institusi bisnis yaitu al-irsyad. Alasan penggunaan jenis penelitian tersebut karena penelitian kualitatif mempergunakan data yang dinyatakan verbal dan kualifikasinya bersifat teoritis.  Data sebagai bukti dalam menguji kebenaran atau tidak benaran hipotesis, tidak diolah melalui perhitungan matematik dengan berbagai rumus statistika, pengolahan data dilakukan secara rasional dengan mempergunakan pola berfikir tertentu. Dan dapat disimpulkan metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang memberikan data deskriptif baik lisan maupun tulisan.

IV.   Gambaran Tokoh

KH. Mahfudin Arsyad, beliau adalah owner dari institusi bisnis Al-irsyad yang juga sebagai pemilik sekaligus pemimpin pondok pesantren Al-Irsyad jombang tangerang dan juga ponpes Man Ana cibatok bogor. Dengan kapasitasnya yang amat besar dalam nilai keagamaan, beliau selalu mengimplentasikan nilai agama yang begitu kental dalam bisnisnya. Tak hanya itu, semua bentuk bisnisnya yang hingga saat ini terus eksis dan terkenal hingga manca negara, beliau bangun dan jaga dengan nilai keagamaan yang amat detil di dalamnya.

Beliau juga terkenal sebagai interpreuner hebat yang dermawan, rendah hati dan selalu mendasarkan segala bisnis yang digelutinya sebagai bentuk dakwah dan untuk memajukan pendidikan agama islam khususnya. Seperti yang dapat dilihat, bahwa semua hasil bisnisnya semata-mata hanya untuk menggalang dana untuk keberlangsungan pembangunan dan pengembangan pondok pesantrennya, yang dimana semua santri yang mondok secara sosial ekonomi termarjinalkan. Dan sampai saat ini, bisnisnya bukan hanya di bidang majalah yang sekarang sudah memiliki penerbit sendiri yang bernama Irsyad. Tetapi beliau juga telah melebarkan sayap bisnisnya hingga bidang kewirausahaan seperti obat herbal yaitu Habbatussauda dan sabun penghilang najis yang setiap-setiapnya telah memiliki pabrik sendiri yang wilayah distribusinya sudah sampai ke beberapa negara di wilayah asia dan Eropa, serta ke bidang kerwirausahaan lainya seperti rumah makan dan sebagainya. Beliau juga aktiv menulis dan mengarang buku, dan beberapa bukunya telah terbit seperti, "Gila tapi Masuk Akal", "Ketika Allah Tersenyum" dan lain-lain.

V.   ANALISIS

Sudah banyak Institusi Bisnis yang terbentuk di negara ini, dan setiap-tiap Institusi tersebut terdapat berbagai tujuan yang mungkin tidak akan sama, dari suatu institusi bisnis dengan institusi bisnis lain, dan terbentuknya juga berbeda atas dasar-dasarnya. Banyak institusi bisnis yang terbentuk didasari oleh ke-Agamaan, Politik, nasionalis atau kenegaraan, hingga didasari atas kepentingan pribadi.

Al-irsyad adalah contoh sebuah institusi bisnis yang bersifat religius dilihat dari beberapa bentuk bisnisnya dan terbentuk atas dasar ke-Agamaan. Pemilik sekaligus pendiri Al-irsyad adalah KH. Mahfudin Arsyad yang juga pemilik sekaligus pemimpin pondok pesantren modern Man Ana. Bermula dari niat yang amat tulus, untuk berdakwah, menolong sesamea dan memajukan pendidikan islam. Terbentuklah sebuah institusi bisnis Al-irsyad.

Pada awalnya, KH. Mahfudin tidak ingin menyebutkan Al-irsyad ini sebagai sebuah institusi bisnis, atau label dari bisnisnya. Beliau mengatakan bahwa Al-irsyad ini hanyalah sebuah nama yang memiliki makna tersendiri. Beliau mengambil kata AL-Irsyad dari bahasa Arab yang bermakna rasyada-yarsyudu rasyadan yang dimana dalam arti bahasa Indonesiannya adalah petunjuk. Beliau memberi nama seperi itu, di karenakan  semua yang beliau kerjakan dan beliau dapatkan hanyalah dari petunjuk Allah swt.

Dalam komentarnya, beliau tidak mengira akan perkembangan bisnis-bisnisnya. Beliau hanya  bertawakkal kepada Allah swt, karena atas kehendaknyalah bisnis-bisnisnya dapat berkembang hingga terkenal ke manca negara.

Segala bentuk bisnis yang berlabel Irsyad, di dasari dan bertujuan untuk berjihad di jalan allah, dan semua hasil bisnis tersebut selalu di salurkan untuk kemajuan pendidikan islam khususnya.  Seperti, yang dilakukaan KH. Mahfudin Arsad selaku pemilik institusi tersebut yang selalu menyalurkan dana dari hasil bisnisnya untuk biaya pembangunan pondok pesantrennya dan untuk pembiayaan pondok pesantren yatim dan dhuafa al-irsyad serta pondok pesantren Man Ana yang dimilikinya. Yang dimana semua biaya santrinya ditanggung olehnya, adapun yang membayar hanyalah dengan biaya yang seikhlasnya. Karena dilihat dari sosiaal ekonomi para santrinya yang teramarjinalkan.

Dengan kapasitas KH. Mahfudin yang keislamanya amat teramat kental, beliau selalu mengimplementasikan Agama dalam bisnisnya. Contohnya, majalah Al-irsyad. Karena beliau suka membaca dan menulis, kemudian beliau menulis sebuah majalah dengan niat berdakwah di dalamnya yang berisikan cerita hikmah, tafsir ayat quran, dan ceramahnya yang di tulis dengan bahasa yang segar, humoris dan mudah dipahami. Maka dinamai majalah tersebut dengan nama majalah Al-irsyad. Diawali dengan Beliau membagikan majalah buatannya kepada kerabat-kerabat dekatnya secara gratis, tanpa disadari banyak juga kerabat-kerabatnya yang suka dan selalu memintanya untuk membuat majalah tersebut kembali. Maka beliau terbitkan dengan jumlah banyak, singkat cerita majalah tersebut kini sudah terkenal di manca negara sperti hongkong, macau, Thailand dan Indonesia walaupun di Indonesia tidak teramat populer. Hingga beliau juga membuat majlis ta'lim di negara-negara tersebut, karena keberhasilannya berdakwah lewat majalah yang dimana sudah banyak peminatnya. Bukan hanya itu, beliau juga suka menulis buuku. Dan semua hasil dari penjualan buku dan majalah itu selalu di salurkan untuk biaya kemajuan pondok pesantrennya dan untuk menopang Ekonomi Pondoknya.

Dan seperti bisnisnya dalam bidang kewirausahaan, seperti obat herbal habbatussauda dan sabun penghilang najis. Beliau mendapatkan inspirasi dalam membangun bisnisnya, dari hadits dan Al-Quran. Seperti, habbatussauda yang beliau temukan di dalam hadist yang mengatakan bahwa minyak hitam atau bisa disebut jinten, dapat menyembuhkan segala mcam penyakit kecuali kematian. Dari contoh-contoh di atas dapat terlihat bahwa KH. Mahfudin sang pemilik selalu mengimplementasikan nila ke-Agamaan di berbagai bentuk bisnisnya.

"semua yang saya lakukan dan saya dapatkan semata-mata karenaAllah, untuk Allah dan kembali kepadaAllah." Begitulah yang dikemukakannya ketika wawancara berlangsung. Menurutnya, Agama itu sangatlah penting dalam kehidupan sosial dan masing-masing individu. Karena dengan mengimplementasikan nilai-nilai ke-Agamaan insyaallah segala yang dilakukan akan di rdhoi dan diberkahi oleh tuhan yang maha Esa. Setiap sesuatu bukanlah terlihat dari seberapa besar hasil yang didapatkan melainkan dari keberkahan yang di rasakan dari hasil perbuatann tersebut, lanjut beliau.

Mungkin sudah banyak institusi-institusi bisnis yang terbentuk di negri ini, walaupun bukan di dasari atas Agama, tetapi itu semua bukanlah masalah. Yang menjadi masalah ialah konglomerat-konglomerat dan para kapitalis yang membangun sebuah bisnis yang mengaku berdasarkan Agama, tapi faktanya tidak jauh untuk kepentingan pribadinya sendiri. Contohnya,  para orang kaya yang mendirikan sebuah yayasan atau pondok pesantren yang dimana semua hanya kedok semata yang dimana faktanya hanyalah untuk kemakmuran kehidupan pribadinya sendiri, bukan untuk memajukan pendidikan Islam.

Menurut KH. Mahfudin, atas permasalahan di atas, beliau tidak mau ambil pusing dan mencampuri urusan pribadi setiap individu. Bukan karena beliau tidak peduli atau acuh atas permasalahan tersebut. Tetapi memang sudah sulit rasanya menyadarkan seseorang yang memang sudah susah untuk di sadarkan, dan semua itu akan kembali kepada dirinya masing-masing. Karena "lakum diinukum wa liyaddin" "bagimu balasanmu dan bagiku balasan ku" begitulah lanjut beliau. Kasus ini, bisa di samakan dengan sebuah kasus seperti, banyaknya wanita muslimah di Indonesia yang sangat rajin beribadah, tetapi tidak suka memakai hijab atau kerudung. Begitulah beliau memberikan contoh.

Pada akhirnya, kita dapat mengetahui bahwa banyak sekali orang-orang yang menyalah gunakan nilai ke-Agamaan dalam pembentukan sebuah institusi bisnis.
kitapun dapat meneladani, KH. Mahfudin Arsyad atas apa yang beliau lakukan. Yang membangun sebuah institusi bisnis semata-mata hanya untuk allah ta'ala dan semua bentuk bisnisnya yang selalu beliau niatkan untuk jihad fii sabilillah, seperti untuk berdakwah, menolong sesama, mengaplikasikan ilmu-ilmunya dan untuk memajukan pendidikan Islam.

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini