Senin, 10 Maret 2014

Elitanoveliyanti_Tugas1_Teori Sosiologi durkheim

A. Profil dan riwayat hidup Emile Durkheim

Lahir di Epinal propinsi Lorraine, Perancis Timur pada tanggal 15April 1858. Dia termasuk dalam tokoh Sosiologi yang memperbaiki metode berpikir Sosiologis yang tidak hanya berdasarkan pemikiran-pemikiran
logika filosofis tetapi Sosiologi akan menjadi suatu ilmu pengetahuanyang benar apabila mengangkat gejala sosial sebagai fakta-fakta yang dapat diobservasi.Dia dilahirkan dalam keluarga agamis namun pada usia
belasan tahun minat terhadap agama lebih akademis daripada teologis.

Pada usia 21 tahun Durkheim diterima di Ecole Normale Superieure
setelah sebelumnya gagal dalam ujian masuk. Di Universitas tersebut
dia merupakan mahasiswa yang serius dan kritis, kemudian pemikiran
Durkeim dipengaruhi oleh dua orang profesor di Universitasnya itu
(Fustel De Coulanges dan Emile Boutroux).
Setelah menamatkan pendidikan di Ecole Normale Superieure, Durkheim
mengajar filsafat di salah satu sekolah menengah atas (Lycees
Louis-Le-Grand) di Paris pada tahun 1882 sampai 1887. Kemudian masih
pada tahun 1887 (29 tahun) disamping prestasinya sebagai pengajar dan
pembuat artikel dia juga berhasil mencetuskan sosiologi sebagai
disiplin ilmu yang sah di bidang akademik karena prestasinya itu dia
dirgai dan diangkat sebagai ahli ilmu sosial di fakultas pendidikan
dan fakultas ilmu sosial di universitas Bourdeaux.

Tahun 1893 Durkheim menerbitkan tesis doktoralnya dalam bahasa
perancis yaitu The Division of Labour in Society dan tesisnya dalam
bahasa Latin tentang Montesqouieu. Kemudian tahun 1895 menerbitkan
buku keduanya yaitu The Rules of Sociological Method. Tahun 1896
diangkat menjadi professor penuh untuk pertama kalinya di Prancis
dalam bidang ilmu sosial.Tahun 1897 menerbitkan buku ketiganya yang
berjudul Suicide (Le-Suicide) dan mendirikan L'Anée Sociologique
(jurnal ilmiah pertama tentang Sosiologi). Tahun 1899 Durkheim ditarik
ke Sorbonne dan tahun 1906 dipromosikan sebagai profesor penuh dalam
ilmu pendidikan. Enam tahun keudian (1912) menerbitkan karya
keempatnya yaitu The Elementary Forms of Religious Life. Satu tahun
setelahnya (1913) kedudukannya diubah menjadi professor ilmu
Pendidikan dan Sosiologi. Pada tahun ini Sosiologi resmi didirikan
dalam lembaga pendidikan yang sangat terhormat di Prancis.

Tahun 1915 Durkheim mendapat musibah, putranya (Andre) cedera parah
dan meninggal. Pada 15 November 1917 (pada usia 59 tahun) Durkheim
meninggal sesudah menerima penghormatan dari orang-orang semasanya
untuk karirnya yang produktif dan bermakna, serta setelah dia
mendirikan dasar Sosiologi ilmiah.




B. Teori-teori Emile Durkheim

1. Teori Solidaritas (The Division of Labour in Society)
Dalam buku ini menerangkan bahwa masyarakat modern tidak diikat oleh
kesamaan antara orang-orang yang melakukan pekerjaaan yang sama, akan
tetapi pembagian kerjalah yang mengikat masyarakat dengan memaksa
mereka agar tergantung satu sama lain. solidaritas menunjuk pada suatu
keadaan hubungan antara individu dan / atau kelompok yang didasarkan
pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat
oleh pengalaman emosional bersama.
a. solidaritas mekanis
solidaritas mekanis dibentuk oleh hokum represif karena anggota
masyarakat jenis ini memiliki kesamaan satu sama lain, dan karena
mereka cenderung sangat percaya pada moralitas bersama, apapun
pelanggaran terhadap system nilai bersama tidak akan dinilai main-main
oleh setiap individu. Pelanggar akan dihukum atas pelanggaranya
terhadap system moral kolektif. Meskipun pelanggaran terhadap system
moral hanya pelanggaran kecil namun mungkin saja akan dihukum dengan
hukuman yang berat.
b. solidaritas organic
masyarakat solidaritas organic dibentuk oleh hukum restitutif. Dimana
seseorang yang melanggar harus melakukan restitusi untuk kejahatan
mereka, pelanggaran dilihat sebagai serangan terhadap individu
tertentu atau sekmen tertentu dari masyarakat bukannya terhadap sistem
moral itu sendiri. Dalam hal ini, kurangnya moral kebanyakan orang
tidak melakukan reaksi xecara emosional terhadap pelanggaran hukum.
Durkheim berpendapat masyarakat modern bentuk solidaritas moralnya
mengalami perubahan bukannya hilang.
Dalam masyarakat ini, perkembangan kemandirian yang diakibatkan oleh
perkembangan pembagian kerja menimbulkan kesadaran-kesadaran
individual yang lebih mandiri, akan tetapi sekaligus menjadi semakin
tergantung satu sama lain, karena masing-masing individu hanya
merupakan satu bagian saja dari suatu pembagian pekerjaan sosial.

2. Fakta Sosial (The Rule Of Sociological Method)
Fakta sosial adalah cara bertindak, baku maupun tidak, yang dapat
berperilaku pada diri individu sebagai sebuah paksaan eksternal, atau
bisa juga dikatakan bahwa fakta sosial adalah cara bertindak yang umum
dipakai suatu masyarakat dan pada saat yang sama keberadaanya terlepas
dari manifestasi-manifestasi individual. Fakta sosial terdiri dari
struktur sosial, norma budaya, dan nilai yang berada diluar dan
memaksa aktor.
Fakta sosial terbagi menjadi 2 yaitu:
1. fakta sosial material
seperti gaya arsitektur, bentuk teknologi, dan hukum dan
perundang-undangan, relatif lebih mudah dipahami karena keduanya bisa
diamati secara langsung.
2. fakta sosial non material
- moralitas
- kesadaran kolektif
- representasi kolektif
- arus sosial
Karakteristik Fakta Sosial
a) bersifat eksternal terhadap individu
Meskipun banyak dari fakta sosial ini akhirnya diendapkan oleh
individu melalui proses sosialisasi, individu itu sejak awalnya
mengkonfrontasikan fakta sosial itu sebagai satu kenyataan eksternal,
b) memaksa individu
individu memang dipaksa, dibimbing, diyakinkan, didorong, atau dengan
cara tertentu dipengaruhi oleh berbagai tipe fakta sosial dalam
lingkungan sosialnya. Namun, bukan berarti bahwa individu itu harus
mengalami paksaan fakta sosial dengan cara yang negatife atau
membatasi seperti memaksa seseorang untuk berperilaku yang
bertentangan dengan kemauannya. Kalau proses sosialisasi itu berhasil,
individu sudah mengendapkan fakta sosial yang cocok sedemikian
menyeluruhnya sehingga perintah-perintahnya akan kelihatan sebagai hal
yang biasa, sama sekali tidak bertentangan dengan kemauan individu.
c) bersifat umum atau menyebar luas dalam suatu masyarakat.fakta
social ini merupakan milik bersama, bukan sifat individu perorangan.

3. Teori Bunuh Diri (Suicide)
Durkheim memilih studi bunuh diri karena persoalan ini relative
merupakan fenomena konkrit dan spesifik, di mana tersedia data yang
bagus cara komparatif. Akan tetapi, alasan utama Durkheim untuk
melakukan studi bunuh diri ini adalah untuk menunjukkan kekuatan
disiplin Sosiologi. Dia melakukan penelitian tentang angka bunuh diri
di beberapa negara di Eropa. Secara statistik hasil dari data-data
yang dikumpulkannya menunjukkan kesimpulan bahwa gejala-gejala
psikologis sebenarnya tidak berpengaruh terhadap kecenderungan untuk
melakukan bunuh diri. Menurut Durkheim peristiwa-peristiwa bunuh diri
sebenarnya merupakan kenyataan-kenyataan sosial tersendiri yang karena
itu dapat dijadikan sarana penelitian dengan menghubungkannya terhadap
sturktur sosial dan derajat integrasi sosial dari suatu kehidupan
masyarakat.


Durkheim memusatkan perhatiannya pada 3 macam kesatuan sosial yang
pokok dalam masyarakat:
a. Bunuh Diri dalam Kesatuan Agama
Dari data yang dikumpulan Durkheim menunjukkan bahwa angka bunuh diri
lebih besar di negara-negara protestan dibandingkan dengan
penganut agama Katolik dan lainnya. Penyebabnya terletak di dalam
perbedaan kebebasan yang diberikan oleh masing-masing agama tersebut
kepada para penganutnya.
b. Bunuh Diri dalam Kesatuan Keluarga
Dari penelitian Durkheim disimpulkan bahwa semakin kecil jumlah
anggota dari suatu keluarga, maka akan semakin kecil pula keinginan
untuk hidup. Kesatuan sosial yang semakin besar, mengikat orang pada
kegiatan-kegiatan sosial di antara anggota-anggota kesatuan tersebut.
c. Bunuh Diri dalam Kesatuan Politik
Dari data yang dikumpulkan, Durkheim menyimpulkan bahwa di dalam
situasi perang, golongan militer lebih terintegrasi dengan baik,
dibandingkan dalam keadaan damai. Sebaliknya dengan masyarakat sipil.
Kemudian data tahun 1829-1848 disimpulkan bahwa angka bunuh diri
ternyata lebih kecil pada masa revolusi atau pergolakan politik,
dibandingkan dengan dalam masa tidak terjadi pergolakan politik.
Durkheim membagi tipe bunuh diri ke dalam 4 macam:
1 . Bunuh Diri Egoistis
Tingginya angka bunuh diri egoistis dapat ditemukan dalam masyarakat
atau kelompok di mana individu tidak berinteraksi dengan baik dalam
unit sosial yang luas. Lemahnya integrasi ini melahirkan perasaan
bahwa individu bukan bagian dari masyarakat, dan masyarakat bukan pula
bagian dari individu. Lemahnya integrasi sosial melahirkan arus sosial
yang khas, dan arus tersebut melahirkan perbedaan angka bunuh diri.
Misalnya pada masyarakat yang disintegrasi akan melahirkan arus
depresi dan kekecewaan. Kekecewaan yang melahirkan situasi politik
didominasi oleh perasaan kesia-siaan, moralitas dilihat sebagai
pilihan individu, dan pandangan hidup masyarakat luas menekan
ketidakbermaknaan hidup, begitu sebaliknya.Durkheim menyatakan bahwa
ada faktor paksaan sosial dalam diri individu untuk melakukan bunuh
diri, di mana individu menganggap bunuh diri adalah jalan lepas dari
paksaan sosial.
2. Bunuh Diri Altruistis
Terjadi ketika integrasi sosial yang sangat kuat, secara harfiah
dapat dikatakan individu terpaksa melakukan bunuh diri. Salah satu
contohnya adalah bunuh diri massal dari pengikut pendeta Jim Jones di
Jonestown, Guyana pada tahun 1978. contoh lain bunuh diri di Jepang
(Harakiri).
Bunuh diri ini makin banyak terjadi jika makin banyak harapan yang
tersedia, karena dia bergantung pada keyakinan akan adanya sesuatu
yang indah setelah hidup di dunia. Ketika integrasi mengendur seorang
akan melakukan bunuh diri karena tidak ada lagi kebaikan yang dapat
dipakai untuk meneruskan kehidupannya, begitu sebaliknya.
3. Bunuh Diri Anomic
Bunuh diri ini terjadi ketika kekuatan regulasi masyarakat
terganggu. Gangguan tersebut mungkin akan membuat individu merasa
tidak puas karena lemahnya kontrol terhadap nafsu mereka, yang akan
bebas berkeliaran dalam ras yang tidak pernah puas terhadap
kesenangan.
Bunuh diri ini terjadi ketika menempatkan orang dalam situasi norma
lama tidak berlaku lagi sementara norma baru belum dikembangkan (tidak
ada pegangan hidup). Contoh: bunuh diri dalam situasi depresi ekonomi
seperti pabrik yang tutup sehingga para tenaga kerjanya kehilangan
pekerjangan, dan mereka lepas dari pengaruh regulatif yang selama ini
mereka rasakan.
Contoh lainnya seperti booming ekonomi yaitu bahwa kesuksesan yang
tiba-tiba individu menjauh dari struktur tradisional tempat mereka
sebelumnya melekatkan diri.
4. Bunuh Diri Fatalistis
Bunuh diri ini terjadi ketika regulasi meningkat. Durkheim
menggambarkan seseorang yang mau melakukan bunuh diri ini seperti
seseorang yang masa depannya telah tertutup dan nafsu yang tertahan
oleh disiplin yang menindas. Contoh: perbudakan.

Hubungan Empat Jenis Bunuh Diri menurut Durkheim:
- Integritasi rendah bunuh diri egoistis
- Tinggi bunuh diri Altruistis
- Regulasi rendah bunuh diri anomic
- Tinggi bunuh diri fatalistis

4. Teori tentang Agama (The Elemtary Forms of Religious Life)

Dalam teori ini Durkheim mengulas sifat-sifat, sumber bentuk-bentuk,
akibat, dan variasi agama dari sudut pandang sosiologistis. Agama
menurut Durkheim merupakan "a unified system of belief and practices
relative to sacret things", dan selanjutnya " that is to say, things
set apart and forbidden - belief and practices which unite into one
single moral community called church all those who adhere to them."
Agama menurut Durkheim berasal dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat
selalu membedakan mengenai hal-hal yang dianggap sacral dan hal-hal
yang dianggap profane atau duniawi.

Dasar dari pendapat Durkheim adalah agama merupakan perwujudan dari
collective consciouness sekalipun selalu ada perwujudaan-perwujudan
lainnya. Tuhan dianggap sebagai simbol dari masyarakat itu sendiri
yang sebagai collective consciouness kemudian menjelma ke dalam
collective representation. Tuhan itu hanya lah idealisme dari
masyarakat itu sendiri yang menganggapnya sebagai makhluk yang paling
sempurna (Tuhan adalah personifikasi masyarakat).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini