TEORI EMILE DURKHEIM
Emile Durkheim adalah tokoh yang sering disebut sebagai eksemplar dari lahirnya fungsi fungsionalisme, ia anak seorang rabi yahudi yang lahir di epinal ,prancis tahun 1858. Namun Durkheim tidak mengikuti tradisi orang tuannya untuk menjadi rabi. Ia memilih menjadi katholik, namun kemudian memilih untuk tidak tahu menahu tentang kathilikisme. Ia lebuh menaruh perhatian pada masalah moralitas, terutama moralitas kolektif.
EMILE DURKHEIM 1858-1917
Secara politik Durkheim adalah seorang liberal, tetapi secara intelektual ia tergolong lebih konservatif. Seperti comte dan orang katolik yang menentang revolusi pancasila, ia cemas dan membenci kekacauan social. Karyannya banyak mendapat inspirasi dari kekacauan yang ditimbulkan oleh perubahan social besar seperti revolusi prancis dan oleh perubahan social lain (seperti pemogokan buruh industry, kekacauan kelas penguasa, perpecahan Negara-gereja dan kebangkitan politik antisemitisme ) yang menonjol di perancis di masa hidup Durkheim (karady 1983). Menurutnya, kekacauan social bukan keniscayaan dari kehidupan modern dan dapat dikurangi melalui reformasi sosia. Ketika teori sosiologi klasik berkembang, gagasan Durkheim tentang keteraturan dari revormasi menjadi dominan, sedangkan pemikiran Marxian merosot.
Durkheim mengembangkan konsep masalah pokok sosiologi yang penting dan kemudian di ujinya melalui studi empiris. Dalam the rule of sociological method (1895/1982) Durkheim menekankan bahwa tugas sosiologi adalah apa yang di sebut sebagai fakta-fakta social.
Teori bunuh diri ( Suicide (1897/1951) )
Dalam bukunya yang berjudul suicide (1897/1951) Durkheim berpendapat bahwa bila ia dapat menghubungkan prilaku individu seperti bunuh diri itu dengan sebab-sebab social (fakta social) maka ia akan dapat menciptakan alasan menyakinkan tentang pentingnya disiplin sosiologi. Tetapi Durkheim tak sampai menguji mengapa individu A atau B melakukan bunuh diri , ia lebih tertarik tergadap penyebab yang berbeda-beda dalam rata-rata prilaku bunuh diri . di suatu kelompok, wilayah, Negara, dan di kalangan golongan individu yang berbeda (misalnya antara orang yang kawin dan lajang). Argumen dasarnya adalah bahwa sifat dan perubahan factor social lah yang menyebabkan perbedan rata-rata bunuh diri. Misalnya, perang atau depresi ekonomi dapat menciptakan perasaan depresi kolektif yang selanjutnya dapat meningkatkan angka bunuh diri.
Teori fakta social ( The Rule of Sociological Method )
Dalam the rule of sociological method ia membedakan antara dua tipe fakta social,yaitu material dan non material. Meski ia membahas ke duanya , perhatian utamannya lebih tertuju pada fakta social nonmaterial (misalkan kiltur, institusi social) dari pada fakta social material (misalkan birokrasi, hukum).
Teori solidaritas ( The Division of Labor in Society (1893/1964) )
The division of labor in society (1893/1964). Dalam buku ini perhatiannya tertuju pada upaya membuat analisis komparatif mengenai apa yang membuat masyarakat bisa dikatakan berada dalam keadaan primitive atau modern. Ia menyimpulkan bahwa masyarakat primitive dipersatukan terutama oleh fakta social nonmaterial, khususnya oleh kuatnya ikatan moralitas bersama, atau oleh apa yang disebut sebagai kesadaran kolektif yang kuat. Tetapi, karena kompleksitas masyarakat medern, kekuatan kesadaran kolektif itu telah menurun. Ikatan utama dalam masyarakat modern adalah pembagian kerja yang ruwet, yang mengikat orang yang satu dengan orang yang lainnya dalam hubungan saling tergantung. Tetapi menurut Durkheim, pembagian kerja dalam masyarakat modern menimbulkan beberapa patologi (pathologies). Dengan kata masyarakat. Kecenderungan sosiologi konservatif Durkheim terlihat ketika ia menganggap revolusi tak diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Menurutnya berbagai refolusi dapat memperbaiki dan menjaga system social modern agar tetap berfungsi. Meski ia mengakui bahwa tak mungkin kembali ke masa lalu dimana kesadaran kolektif masih menonjol, namun ia menganggap bahwa dalam masyarakat modern ,moralitas bersama dapat diperkuat dan karena itu manusia akan dapat mananggulangi penyakit social yang mereka alami dengan cara yang lebih baik.
Teori Agama ( The Elementary Forms of Religious Life (1912/1968) )
Dalam karyanya yang kemudian, fakta social nonmaterial menempati posisi yang jauh lebih sentral. Dalam karyanya yang terakhir, the elementary forms of religious life (1912/1968), ia memusatkan perhatian pada bentuk terakhir fakta social nonmaterial yakni agama. Dalam karya ini Durkheim membahas masyarakat primitive untuk menemukan akar agama. Durkheim yakin bahwa ia akan dapat secara lebih baik menemukan akar agama yaitu dengan jalan membandingkan masyarakt primitive yang sederhana ketimbang didalam masyarakat modern yang kompleks. Temuannya adalah bahwa sumber agama adalah masyarakat itu sendiri. Masyarakart yang menentukan bahwa sesuatu itu bersifat sacral dan yang lain bersifat profan,khususnya dalam kasus yang di sebut totemisme. Dalam agama primitive ini benda-benda seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang didewakan. Durkheim menyimpulkan bahwa dengan agama (atau lebih umum lagi, kesatuan kolektif) adalah astu dan sama. Agama adalah cara masyarakat memperlihatkan dirinya sendiri dalam bentuk fakta social nonmaterial.
Buku-buku tersebut di atas dan karya penting lainnya mamantapkan posisi sosiologi di dunia akademi di prancis pada masa pergantian abad dan menempatkan Durkheim pada posisi puncak dalam bidang kajian yang sedang timbuh itu. Pda 1898 durkheim menerbitkan jurnal ilmu L’annee socialogique (basnard 1983). Jurnal ini sangat bepengaruh dalam perkembangan dan penyebaran pemikiran sosiologi. Durkheim membantu membangun kelompok muridnya. Muridnya ini kemudian mengembangkan gagasan Durkheim dan menyebarkannya keberbagai aspek kehidupan social lain. Tahun 1910 durkheim mendirikan pusat kajian sosiologi yang kuat di perancis dan kajian sosiologi secara akademis melembaga secara baik di perancis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar