Emile durkheim adalah seorang sosiologi dari perancis yang lahir pada tanggal 15 April 1858, Ia berasal dari keluarga Yahudi prancis yang saleh. Kebanyakan dari karya durkheim di maksudkan untuk membuktikan bahwa fenomena keagamaan berasal dari faktor-faktor sosial bukan illahi. Namun karna demikian latar belakang yahudinya membentuk sosiologinya. durkheim di pandang sebagai pewaris tradisi pencerahan karena penekanannya pada sains, perhatian durkheim yang pertama adalah bagaimana masyarakat dapat mempertahankan integritas dan koherensinya di masa modern, ketika hal-hal seperti latar belakang keagamaan dan etnik bersama tidak ada lagi. Durkheim meninggal pada 15 november 1917 sebagai seorang tokoh intelektual perancis tersohor. Tetapi karya durkheim mulai mempengaruhi sosiologi amerika dua puluh tahun setelah kematiannya, yakni setelah terbitnya “the structure of social action (1937) karya talcott parsons.
Durkheim memusatkan perhatian pada penelitian tehadap “fakta-fakta sosial” istilah yang di buatnya untuk menggambarkan fenomena yang ada dengan sendirinya dan yang tidak terikat kepada tindakan individu. Dalam the rul ofsociological method durkheim menekankan bahwa tugas soisolog adalah mempelajari apa yang ia sebut sebagai fakta-fakta sosial. Ia membayangkan fakta sosial sebagai kekuatan (forces). (takla dan pope 1985) dan struktur yang bersifat eksternal dan memaksa individu. Dalam bukunya yang berjudul suicide (1897/1951) durkheim berpendapat bahwa bila menghubungkan perilaku individu seperti bunuh diri penyebab bunuh diri adalah pengaruh dari integrasi sosial. Argumen dasarnya adalah bahwa sifat dan perubahan fakta sosial lah yang menyebabkan perbedaan rata-rata bunuh diri, misalnya perang atau depresi ekonomi dapat menciptakan perasaan de-resi kolektif yang selanjutnya dapat meningkatkan angka bunuh diri. Dalam the rule of sociological method ia membedakan antara dua tipe fakta sosial : material dan nonmaterial. Meski ia membahas keduanya dalam karyanya, perhatian utamanya tertuju pada fakta sosial nonmaterial misalnya (kulture institusi sosial) ketimbang pada faktsa sosial material (birokrasi, hukum). Perhatiannya terhadap fakta sosial nonmaterial ini telah jelas dalam buku karya pertamanya the division of labor in society (1893/1964). Dalam buku ini perhatiannya tertuju pada mengenai apa yang membuat masyarakat bisa di katakan berada dalam keadaan primitif atau modern. Ia menyimpulkan bahwa masyarakat primitif di persatukan terutama oleh fakta sosial nonmaterial, khususnya oleh kuatnya ikatan moralitas bersama, atau oleh apa yang ia sebut sebagai kesadaran kolektif yang kuat, tetapi karena kekuatan masyarakat modern yang mendominasi kesadaran kolektif yang kuat itu menurun. Ikatan utama dalam masyarakat modern adalah pembagian kerja yang ruwet dan mengikat orang yang satu dengan orang yang lainnya dalam hubungan saling tergantung, tetapi menurut durkheim pembagian kerja dalam masyarakat modern tidak dapat membuat kesadaram kolektif yang kuagt. Meski ia mengakui bahwa tak mungkin kembali ke masa lalu dimana kesadaran kolektif masih menonjol, namun ia menganggap bahwa dalam masyarakat modern moralitas bersama dapat diperkuat dan karena itu manusia akan dapat menanggulangi penyakit sosial yang mereka alami dengan cara yang lebih baik.
Agama dalam karyanya yang kemudian, fakta sosial nonmaterial menempati posisi yang jauh lebih sentral. Dalam karyanya yang terakhir “the elementary forms of religious life (1912/1965) ia memusatkan pada bentuk terakhir pada fakta sosial non material yakni agama. Dalam fakta ini durkheim membahas tentang bagaimana masyarakat primitif menemukan akar agama, awal agama serta keyakinan.durkheim yakin bahwa ia akan dapat secara lebih baik menemukan akar agama di masyarakat primitif di bandingkan dengan masyarakat modern yang hidup dengan kompleks. Durkheim menemukan bahwa sumber akar agama adalah masyarakat itu sendiri, masyarakatlah yang mengetahui mana sesuatu yang bersifat sakral, khususnya dalam kasus yang di sebut tetomisme. Dalam agama primitif (tetomisme) benda- benda seperti tumbuhan dan hewan di dewakan, selanjutnya tetomisme ini di lihat sebagai fakta sosial nonmaterial, akhirnya durkheim menyimpulkan bahwa masyarakat dan agama (atau lebih umum lagi, kesatuan kolektif) adalah satu dan sama. Agama adalah cara masyarakat memperlihatkan dirinya sendiri dalam bentuk fakta sosial nonmaterial. Durkheim sendiri mendewakan masyarakat, menampakan pendirian yang sangat koservatif : orang tidak mau menjatuhkan sumber ketuhanannya sendiri atau sumber kehidupan masyarakatnya, karena ia menyamakan masyarakatnya dengan dewa. Durkheim adalah seorang reformasi yang mencari cara untuk meningkatkan fungsi masyarakat. Dalam hal ini dan dalam hal lainnya, Durkheim sejalan dengan sosiolog konservatif perancis. Durkheim berpengaruh besar terhadap pembangunan sosiologi, tetapi pengaruhnya tak hanya terbatas di bidang sosiologi saja. Sebagian besar berpengaruh terhadap bidang lainm tersalur melalui jurnal L’annee sociologique yang di dirikannya tahun 1898. Sebuah lingkaran intelektual muncul sekeliling jurnal itu dan durkheim berada pada pusatnya. Melalui jurnal itu, durkheim dan gagasannya mempengaruhi berbagai bidang seperti antropologi, sejarah, bahasa dan psikologi yang agak ironis, seperti agak ironis mengingat serangan terhadap bidang psikologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar