Judul : Resume Tentang Sejarah Perkembangan Penduduk Dunia & Indonesia
Nama : Badzlia Rusydina Framutami
Jurusan : PMI 5
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Tugas : 2 (dua)
BAB III
SEJARAH PERKEMBANGAN PENDUDUK DUNIA DAN INDONESIA
A. Keseimbangan Lama dan Baru
Yang dimaksud dengan keseimbangan lama dari perkembangan penduduk adalah, ketika reit kematian dan
kelahiran dari penduduk suatu wilayah masing-masing berada pada tingkat
yang tinggi, sehingga perkembangan jumlah penduduk sangat lambat,
bahkan untuk sebagian besar periode, jumlah kelahiran tak banyak berbeda dengan jumlah kematian.
Keseimbangan
yang lama penduduk suatu negeri pada hakekatnya menunjukkan fase
sebelum mulainya transisi demografi dari penduduk negeri yang
bersangkutan.
Keseimbangan
baru berarti keadaan di mana reit kelahiran dan kematian berada pada
tingkat yang rendah. Sehubungan dengan reit kelahiran dan kematian,
perserikatan bangsa-bangsa mengklasifikasikan penduduk-penduduk dalam
tipe-tipe : kelahiran tinggi-kematian tinggi, kelahiran tinggi-kematian
cukup tinggi atau sedang menurun, kelahiran tinggi-kematian rendah,
kelahiran sedang menurun-kematian rendah, dan kelahiran rendah-kematian
rendah.
B. Angka-Angka Perkembangan Penduduk Dunia Pada Berbagai Periode
Seperti
telah dikemukakan, fase perkembangan penduduk dunia yang sangat lambat
berjalan untuk jangka waktu yang sangat lama. Bagi hampir keseluruhan
periode adanya manusia di bumi, reit perkembangan penduduk tahunan dunia
hampir-hampir mendekati nol. Sejak munculnya manusia hingga masa
permulaan sejarah, reit perkembangan penduduk tahunan dunia mungkin
hanya sekitar 0,002 persen pertahun atau 20 perjuta
pertahun suatu reit perkembangan yang memerlukan waktu sekitar 35.000
tahun agar penduduk dunia pada masa itu menjadi lipat dua .
Fenomena perkembangan penduduk cepat (ledakan penduduk) merupakan fenomena yang muncul dalam abad-abad terakhir.
Kemajuan
pesat dalam perkembangan jumlah manusia paralel dengan
penemuan-penemuan besar yaitu penemuan sistem pertanian, mulai kehidupan
perkotaan dan perdagangan, pengendalian kekuatan-kekuatan
non-manusiawi, dan revolusi teknologi.
Jika
pada permulaaan tahun masehi (AD1) penduduk bumi di taksir hanya
sekitar 250 juta, dan pada tahun 1650 baru menjadi sekitar 500 juta,
pada tahun 1975 telah mencapai sekitar 4 milyar dan pada tahun 1987
menjadi 5 milyar. Ini berarti sejak permulaan tahun masehi telah terjadi
4 kali kelipatan dua penduduk dunia.
Perkembangan
penduduk yang cepat sedang terjadi di negara-negara berkembang. Namun,
kecuali di kawasan Afrika reit perkembangan penduduk tahun di
negara-negara berkembang secara keseluruhan tampak agak menurun dalam
periode1980-an dibandingkan dengan dalam periode 1970-an. Reit
perkembangan penduduk tahunan di Amerika Latin menurun dari 2,7 persen
pertahun pada periode 1970-1975 menjadi 2,3 persen pada tahun 1985, dan
di Asia Selatan juga menjadi 2,3 persen pada tahun 1985 dari 2,5 persen
per tahun pada periode 1970-1975.
C. Perkembangan Penduduk Jawa Abad ke-19
Di
Indonesia, sekali pun untuk Jawa , informasi atau data Demografi abad
ke-19 yang tersedia sangat terbatas, bahkan informasi yang sangat dasar
seperti angka-angka jumlah penduduk sering merupakan sumber perdebatan.
Angka-angka jumlah penduduk Jawa hasil perkiraan atau perhitungan resmi
untuk tahun-tahun tertentu antara tahun 1795-1900, dan reit perkembangan
tahunan untuk berbagai periode dalam masa itu. Para ahli pada umumnya
berpendapat adanya under enumeration bagi angka-angka jumlah penduduk
resmi awal abad ke-19. Namun angka-angka tersebut seperti angka "sensus"
Raffles masih dipandang bermanfaat. Bahkan ada penulis-penulis yang
walaupun mengakui angka Raffles terlalu rendah sebagai penduduk Jawa di
permulaan abad ke-19, telah mengambil data "sensus" Raffles tersebut
sebagai starting point.
Memang
Jawa merupakan suatu ilustrasi klasik perkembangan penduduk bagi dunia,
akan tetapi reit perkembangan tahunan sebesar angka di atas sukar untuk
diterima. Widjojo Nitisastro, dengan menunjuk kelemahan-kelemahan pada
berbagai angka penduduk publikasi resmi, seperti data Raffles, data
untuk periode 1826-1831, data Blecker untuk tahun 1845, dan data untuk
periode 1849-1879 berkesimpulan bahwa, kurang adanya bukti-bukti
terjadinya perkembangan penduduk cepat antara 1815-1880 di Jawa. Reit
sebesar 2,2 persen untuk jangka waktu yang cukup lama akan menempatkan
Jawa sebagai suatu kasus yang "tanpa bandingan" dalam sejarah
perkembangan demografi dunia.
Breman
berpendapat bahwa angka-angka pertambahan penduduk Jawa abad ke-19 atas
dasar angka-angka resmi lebih tinggi daripada kenyataan yang
sesungguhnya walaupun dibandingkan dengan abad-abad sebelumnya dan
dengan masyarakat praindustri lainnya, Jawa mengalami pertambahan
penduduk yang sangat cepat.
Beberapa
ahli telah mencoba untuk mengoreksi angka "sensus" penduduk Raffles
yang diantaranya Breman (1971) dan Peper (1970). Menurut Breman suatu
persentase kesalahan sebesar sebesar 34 persen dari angka jumlah
penduduk yang dikemukakan Raffles akan berarti jumlah penduduk Jawa pada
tahun1815 sebanyak 6,3 juta. Setelah membahas secara agak komprehensif
data penduduk di Jawa abad ke-19 dengan terutama memberi perhatian pada
bagian pertama abad yang bersangkutan, Peper berkesimpulan bahwa, jumlah
penduduk Jawa sekitar tahun 1800 terletak antara 8-10 juta. Jawa
tidaklah merupakan pengecualian dalam hal pola demografis masyarakat
pra-industri periode 1800-1850. Dalam periode ini menurut Peper, dalam
periode ini menurut Peper, reit perkembangan penduduk tahunan Jawa
berkisar antara 0,5 hingga 1,0 persen. Peper merupakan orang pertama
yang berani mengemukakan reit perkembangan penduduk tahunan serendah itu
untuk periode di atas.
Alasan-alasan terpenting yang umumnya dikemukakan untuk menerangkan perkembangan penduduk cepat di Jawa berkisar pada :
1. Terjadinya perbaikan tingkat hidup dari penduduk pribumi
2. Meluasnya pelayanan kesehatan ; kongkritnya adalah introduksi vaksinasi cacar ; dan
3. Perwujudan ketertiban dan perdamaian oleh pemerintah Belanda
Perkembangan
penduduk dihubungkan dengan meningkatnya pengaruh sistem pemerintah
kolonial Belanda terhadap berbagai lapangan kehidupan. Ungkapan-ungkapan
seperti ekspansi statis dan kemiskinan berbagi patut pula disebut dalam
rangka memahami perkembangan penduduk di Jawa. Perkembangan penduduk
dan angkatan kerja yang luar biasa sebagai reaksi terhadap Western know
how dibarengi oleh perluasan sistem pertanian ke daerah-daerah yang
belum diusahakan.
D. Penduduk Indonesia di Abad ke-20
Dalam
zaman sebelum Indonesia merdeka pengumpulan data jumlah penduduk yang
lebih seksama mencakup seluruh wilayah Indonesia dilaksanakan untuk
pertama kali pada tahun 1920 yang dikenal sebagai sensus penduduk 1920.
Jumlah penduduk Indonesia pada waktu itu diperkirakan sebanyak 49,3
juta, dan dan Jawa 35,0 juta. Reit perkembangan penduudk tahunan Jawa
antara 1905-1920 mungkin lebih tinggi dari 1,0 persen, dan antara
1920-1930 mungkin sekitar 1,76 persen. Sesudah itu telah berlangsung
lima kali pengumpulan data penduduk melalui sensus yaitu satu kali
sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1930, dan empat kali setelah
Indonesia merdeka masing-masing pada tahun 1961,1971,1980, dan 1990.
Data jumlah penduduk dari keempat sumber ini cukup dapat dipercaya.
Dalam
masa 60 tahun terakhir antara 1930-1990 jumlah penduduk Indonesia
hampir menjadi tiga kali lipat. Secara keseluruhan bagi Indonesia, reit
perkembangan penduduk untuk sebelumnya 1,5 persen pertahun dalam periode
1930-1961, meningkat menjadi 2,1 persen pertahun dalam periode
1961-1971, dan meningkat lagi menjadi 2,3 persen pertahun. Suatu
percepatan perkembangan penduduk telah terjadi di Indonesia dalam jangka
waktu 5 dekade terakhir hingga tahun 1980.
Namun
pada periode 1980-1990 reit perkembangan penduduk Indonesia secara
keseluruhan telah menurun menjadi sekitar 2,0 persen pertahun. Reit
perkembangan penduduk tahunan yang sedang berlangsung dewasa ini lebih
rendah di Jawa dibandingkan dengan di kebanyakan pulau-pulau lain di
luar Jawa. Pulau Sumatera yang telah berpenduduk sekitar 50,7 persen
dari penduduk wilayah luar jawa pada tahun 1990, masih menunjukkan reit
perkembangan penduduk yang sangat tinggi yaitu 2,7 persen pertahun pada
periode 1980-1990.
DAFTAR PUSTAKA
Rusli,Said.1995.Pengantar Ilmu Kependudukan.Jakarta:LP3ES
Tidak ada komentar:
Posting Komentar