Senin, 06 Mei 2013

M Imamudin Arya_Ekologi manusia_ Rangkuman Gender, Lingkungan dan pembangunan Berkelanjutan

Nama : M. Imamudin Arya


Gender Lingkungan Dan Pembangunan Berkelanjutan
Oleh : Siti Sugiah M. Mugniesyah

Banyak para akademisi dan praktisi pembangunan yang menggunakan istlah seks (jenis kelamin) dan gender secara tertukar atau dianggap sama. Untuk kejelasan, kita perlu membedakan makna keduanya, karena memang makna kedua istilah itu berbeda. Para ahli sependapat bahwa istilah seks (jenis kelamin) adalah penandaan berdasarkan biologis, karena diklarifikasikan berdasarkan karakteristik biologis. Masyarakat kita menggunakan kualitas biologis dan genetic untuk menentukan apakah seseorang itu laki-laki atau perempuan. Penandaan tersebut biasanya didasarkan pada genital eksternal dan organ-organ seks internal.
Dikemukakan oleh Wood (2001) jenis kelamin itu sendiri ditentukan oleh kromososm yang memprogram bagaimana suatu janin berkembang. Dari 23 pasangan kromosom yang menentukan perkembangan manusia, hanya satu pasangan yang menentukan jenis kelamin. Pasangan tersebut selalu terdiri dari X yang bias memiliki atau tidak memiliki kromosom Y. kromosom XX biasanya menghasilkan jenis kelamin laki-laki dalam membicarakan seks (jenis kelamin) kita menggunakan kata-kata "biasanya" karena senantiasa demikian adanya kekecualian. Kebanyakan laki-laki memiliki struktur kromosom XY, karena mereka mewarisi kromosom X dari kedua orang tuanya, sementara laki-laki hanya mewarisi kromosom X dari ibunya.

Menurut Arliss (1991), beberapa penelitian genetic menghubungkan antara komposisi kromosom laki-laki dan perempuan dengan indikasi kekuatan fisik, yang secara stereotype dihubungkan dengan laki-laki. Anggapan umum adalah bahwa laki-laki secara ilmiah lebih kuat dari perempuan, oleh karenanya mereka lebih rasional dan kompetitif. Menurutnya terdapat bukti-bukti bahwa secara statistik janin perempuan lebih sehat dan mampu bertahan hidup dibandingkan janin laki-laki.
Meskipun faktor-faktor yang berhubungan dengan peranan gender bias mempengaruhi kondisi tersebut, namun faktanya, para peneliti menyimpulkan banyak kromosom X lebih banyak mengandung informasi  genetik dari pada kromosom Y (Arliss 1994). Pada tahun 1996 dilaporkan bukti-bukti bahwa beberapa gen yang mengontrol intelegenisa terletak hanya pada kromosom X.
Menurut Wood (2001). Mary Wollstonecraft diakui sebagai orang pertama (1792) yang menyatakan gender sebagai karakteristik sosial. Berbeda dari konsep seks atau jenis kelamin, gender diperoleh individu melalui proses interaksi dalam dunia sosial. Banyak ahli mengemukakan bahwa gender itu dikontruksikan, karena gender bukanlah suatu fakta alamiah, akan tetapi mengambil bentuk kongkrit secara historis mengubah hubungan sosial.
Beberapa definisi gender yang dikemukaan oleh lembaga, ahli atau peminat studi perempuan/gender adalah sebagai berikut :
1.      Gender adalah perbedaan-perbedaan (dikotomi) sifat peremuan dan laki-laki yang tidak hanya berdasarkan biologis semesta tetapi lebih pada hubungan-hubungan sosial-budaya antara perempuan dan laki-laki yang dipengaruhi oleh struktur masyarakatnya yang lebih luas. Masyarakat dan bernegara (Donnel 1988; Eviota 1993)
2.      Gender adalah suatu proses melalui mana individu-individu yang dilahirkan dalam kategori jenis kelamin laki-laki dan perempuan dirubah menjadi kategori sosial laki-laki dan perempuan yang kemudian memperoleh sifat-sifat maskulin dan feminine (kabeer 1990 dalam INSTRAW 1995)
3.      Gender adalah sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial dan budaya (fakih 1994)
4.      Gender mengacu pada perbedaan-perbedaan dan relasi sosial antara laki-laki dan perempuan yang dipelajari, bervariasi secara luas diantara masyarakat dan budaya berbah sejalan dengan perkembangan waktu/zaman (ILO2000)
5.      Gender adalah kontruksi sosial yang bervariasi lintas budaya, berubah sejaan perjalanan waktu dalam suatu kebudayaan tertentu, bersifat rerasional, karena femininitas dan maskulinitas memperoleh makna dari fakta dimana masyrakat kitalah yang menjadikan mereka berbeda
Peranan gender adalah peranan yang dilakukan perempuan dan laki-laki sesuai status, lingkungan, budaya dan struktur masyrakatnya. Peranan gender adalah prilaku yang diajarkan pada setiap masyarakat, komunitas dan kelompok sosial tertentu yang menjadikan aktivitas-aktivitas, tugas-tugas dan tanggung jawab tertentu dipersesepsikan sebagai peranan perempuan da laki-laki. Moser (1993)
Keadilan gender diartikan sebagai keadilan [rlakuab bagai laki-laki dan perempuan berdasarkan pada kebutuhan-kebutukan mereka, mecakup perlakuan setara atau perlakuan yang berbeda akan tetapi dalam koridor pertimbangan dalam kerjasama dan hak-hak kewajiban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini