Senin, 06 Mei 2013

Pendidikan Tinggi Ekologi Manusia di IPB_fikri dzulkarnain_pmi 6


PENDIDIKAN TINGGI EKOLOGI MANUSIA DI IPB
Budi setiawan, Evy Damayanthi, Hartoyo, Gunardi, Lala M. Kolopaking dan Suprihatin Guhardja.
PENDIDIKAN TINGGI ILMU GIZI DI IPB
Pendahuluan
            Perjalanan sejarah suatu institusi pendidikan menjadi penting untuk dikaji untuk menelusuri dan memahami bagaimana suatu institusi dibangun di masa lalu dan akan dikembangkan kea rah mana di masa mendatang. Departemen Gizi Masyarakat (GM) yang mengampu kurikulum S1 mayor ilmu gizi diresmikan di IPB dua tahun lalu. Tepatnya pada tanggal 10 januari 2005. Delapan bulan kemudian, September 2005, barulah terbentuk kelengkapan organisasi departemen.
            Departemen Gizi Masyarakat dapat dikatakan dibangun diatas akar keilmuan mayor yang kuat dan dapat dibedakan tegas dengan mayor keilmuan yang lain di IPB. Bila ditelusuri kembali ke belakang, langkah-langkah kearah pendirian Departemen Gizi Masyarakat sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1963 dengan nama Departemen Ilmu kesejahteraan Keluarga.
            Ketika Prof. Dr. Thoyib Hadiwidjaja menjabat sebagai Dekan Faperta UI, beliau melontarkan tiga konsep dasar untuk perbaikan hidup dan kehidupan petani, yaitu Better Farming, Better Bussines, dan Better Living. Setelah faperta UI berubah menjadi faperta IPB pada tahun 1963, ketiga konsep dasar tersebut dijabarkan kedalam tiga jurusan, yaitu jurusan Teknologi Pertanian yang berwawasan Better Farming, sosial ekonomi pertanian yang berwawasan Better Bussines, dan kehidupan keluarga pertanian yang berwawasn Better Living.

Ruang Lingkup Ilmu Gizi
            Ilmu gizi tersusun dari sejumlah pengamatan, pengujian dan percobaan proses biologis yang terjadi sebelum dan sesudah makanan dikonsumsi serta dampaknya terhadap pertumbuhan, perkembangan tubuh dan pemeliharaan kesehatan (soekirman 2000). Oleh karena itu diakui ilmu gizi bukan merupakan suatu pure science dalam arti ilmu yang berdiri sendiri tetapi merupakan ilmu yang bersifat multi atau interdisiplin. Pada tahun 2000, berbagai perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan ilmu gizi serta organisasi profesi terkait, menyepakati definisi ilmu gizi yang lebih merefleksikan perkembangan terkini ilmu pengetahuan dan teknologi gizi serta memenuhi syarat-syarat epistemology ilmu. Ilmu gizi (manusia) adalah ilmu yang mempelajari zat-zat bermanfaat bagi kesehatan yang bersumber dari pangan serta proses yang terjadi pada pangan sejak pangan tersebut dikonsumsi, dicerna, diserap sampai digunakan (utilisasi) oleh tubuh, berikut dengan dampaknya terhadap pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup manusia serta factor-faktor yang mempengaruhinya (Hardinsyah 2000).
            Aplikasi ilmu gizi terapan menurut Gross (1998). Berbeda dengan gizi klinik atau dietetic yang pengembangan ilmunya berada di bawah lingkup ilmu-ilmu kesehatan, gizi kesehatan dan gizi masyarakat. Gizi masyarakat adalah ilmu yang menghubungkan antara pertanian atau pangan dengan kesehatan.
            Konsep ilmu gizi tersebut membedakan ilmu gizi sebagai sains dan ilmu gizi untuk memecahkan masalah-masalah gizi yang actual yang dikenal sebagai applied nutrition. Untuk memecahkan masalah gizi di masyarakat secara tuntas dan terus menerus, diperlukan keterpaduan dari berbagai disiplin ilmu termasuk ilmu gizi sebagai suatu entitas disiplin ilmu. Ilmu gizi atau gizi terapan merupakan perpaduan ilmu gizi dengan berbagai disiplin ilmu lain yang digunakan untuk memecahkan masalah gizi di masyarakat. Menurut Pelletier (1997) ada 6 kelompok disiplin ilmu yang secara terpadu diperlukan untuk memecahkan masalah gizi yaitu ilmu gizi, ilmu ekonomi, dan public policy analysis, ilmu pertanian dan ilmu pangan, ilmu-ilmu sosial, ilmu manajemen dan ilmu pendidikan masyarakat, komunikasi dan negosiasi. Ilmu gizi yang didasari oleh ilmu biologi dan prilaku merupakan prasyarat yang tidak dapat diabaikan dalam pendidikan ilmu gizi terapan. Bahkan dewasi ini, berkembang pula suatu usulan adanya cabang ilmu gizi yang disebut dengan  public nutrition yang berbeda dengan public health nutrition.
Pendidikan
Embrio Departemen Gizi Masyarakat sudah mulai tumbuh pada tahun 1958 ketika di fakultas pertanian UI didirikan bagian ilmu kesehjateraan keluarga (ikk). Saat tersebut program pendidikan sarjana masih dirancang untuk 5 tahun. Di masa ini bagian ikk mengasuh kurikulum 5 mata kuliah, yaitu pengantar ilmu kehidupan keluarga, tekstil da pakaian, tatalaksana rumah tangga, perumahan, serta gizi dan makanan. Ketika pada tahun 1963 bagian ikk berubah menjadi Departemen ikk Faperta IPB, ada 8 mata kuliah yang diasuh oleh departemen ikk, yaitu gizi dan makanan, ilmu kesejahteraan keluarga, perumahan, tekstil dan pakaian, kerajinan tangan, pemeliharaan anak, kesehatan masyarakat, dan teknologi makanan.
Departemen ikk dikembangkan dengan bertumpu pada konsep dasar better living dan pendekatan human needs (kebutuhan dasar manusia) rumah tangga khususnya rumah tangga petani di pedesaan. Oleh karena itu kegiatan yang dilakukan banyak berorientasi pada penyuluhan untuk rumah tangga petani.
Pada tahun 2005, setelah melalui proses yang cukup panjang jurusan GMSK kemudian berkembang menjadi 2 departemen, yaitu Departemen Gizi Masyarakat (GM dan Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen. Tujuan departemen GM ini adalah:
·         Menghasilkan lulusan pendidikan tinggi di bidang gizi yang mampu menganalisis dan mengembangkan alternative pemecahan masalah gizi
·         Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat inovatif dan produktif di bidang gizi.
·         Menyediakan pelayanan masyarakat berdasarkan kebutuhan yang sesuai dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang gizi.
Agar sesuai dengan kebutuhan, kompetensi lulusan program mayor harus dirancang dengan matang melalui serangkaian kajian kebijakan yang mendalam. Lulusan program mayor S1 ilmu gizi dirancang untuk mampu dan professional mengaplikasikan ilmu gizi di keluarga dan masyarakat dengan mempertautkan konsep-konsep pertanian, pangan, gizi dan kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kompetensi ini kemudian diturunkan menjadi empat kelompok kompetensi operasional yaitu:
·         Memiliki kemampuan untuk mengevaluasi keadaan gizi berkaitan dengan kesehatan, tumbuh kembang manusia dan produktivitas.
·         Memiliki kemampuan untuk menganalisis keterkaitan gizi dengan aspek pertanian, sosial ekonomi budaya, dan kesehatan serta dampaknya terhadap kualitas manusia.
·         Memiliki kemampuan untuk merencanakan perbaikan gizi, baik pada individu, keluarga maupun masyarakat melalui pengelolaan sumber daya pangan, lingkungan, imformasi, dan teknologi secara professional.
·         Memiliki kemampuan untuk merancang dan melaksanakan penelitian di bawah bimbingan dosen.
Penelitian
Dalam beberapa decade terakhir telah banyak penelitian dan layanan pada masyarakat di bidang pangan dan gizi yang telah dilakukan sebagai hasil kerjasama dengan berbagai instansi pemerintah, swasta, dan LSM, dari dalam dan luar negeri. Penelitian skala besar yang telah dilakukan antara lain:
·         Penelitian kerjasama survey usaha peningkatan gizi keluarga/ANP Evaluation yang didanai UNICEF lewat Departemen Kesehatan.
·         Studi makanan local untuk rumah makan, sebagai hasil kerjasama dengan akademi perhotelan bandung (1978).
·         Kaji tindak system isyarat dini dan investasi (SIDI) dalam system kewaspadaan gizi di provinsi jawa tengah dan nusa tenggara barat, bekerjasama dengan pusat studi pembangunan (PSP) IPB.
·         Higher Education and Basic Human Needs For Food in Indonesia, hasil kerjasama dengan Regional Institute of Education Development (RIHED), singapura (1978-1980).
·         Action Study on Food, kerjasama Faperta-IPB, LPPM-IPB, NUFFIC Holland (1982).
·         Household Food Security Pattern of a Rice Growing Community in Sri Tiran Java Village Tanjung Karang, Kuala Selangor, Malaysia,  kerjasama dengan Institute of Asian Studies.
Pendidikan Tinggi Ilmu Keluarga Dan Konsumen Di IPB.
Departemen ilmu keluarga dan konsumen merupakan salah satu departemen baru di IPB yang memiliki mandate untuk mengembangkan ilmu dan teknologi di bidang keluarga dan konsumen untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga, dengan focus pada pengembangan kualitas anak, pemberdayaan keluarga, dan konsumen. Departemen IKK di fakultas ekologi manusia IPB didirikan setelah melalui proses yang sangat panjang. Dimulai pada tahun 1958 dengan berdirinya bagian Home Economics dan biro ekstensi, fakultas pertanian, universitas Indonesia sebagai cikal bakal departemen. Sekarang ini, departemen IKK memiliki tiga bagian pengembangan ilmu, yaitu (1) Bagian ilmu keluarga (2) Bagian perkembangan anak, serta (3) Bagian ilmu konsumen dan ekonomi keluarga.
Ruang Lingkup Ilmu Keluarga dan Konsumen
Ilmu keluarga secara ontology membatasi lingkup penelaahan keilmuannya pada jangkauan fenomena serta interpretasi atau penafsiran hakikat realitas dari objek kegiatan organisasi kehidupan yang paling primer yang disebut keluarga. Objek formal dari ilmu keluarga adalah:
1.      Terjadinya/terbentuknya keluarga (perkawinan)
2.      Memelihara keluarga (mengusahakan makanan, pakaian, perumahan, pendidikan/pengasuhan, kesehatan, dan lain-lain)
3.      Meningkatkan mutu/kualitas keluarga dan anggota-anggotanya (interaksi antar anggota dalam keluarga, keluarga dengan keluarga lain dan masyarakat luas)
4.      Tingkat kehidupan yang dicapai, kualitas individu-individu yang akan terjun ke masyarakat luas dan atau memebentuk keluarga-keluarga baru (produk yang dihasilkan)
 Dilihat dari segi epistomologi tampak bahwa ilmu keluarga dalam memperoleh, menilai dan memahami fenomena serta realitas dari fenomena objek formalnya (misalnya, pola asuh anak dalam keluarga, interkasi antar anggota dalam keluarga yang berakibat keharmonisan atau konflik, prilaku keluarga pada setiap perubahan strukturnya) menerapkan metode-metode ilmiah secara konsisten, sehingga dicapai hasil yang objektif, rasional, logis, empiris, pragmatis dan transparan. Secara aksiologi, ilmu keluarga merupakan alat untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia seutuhnya dalam konteks kehidupan keluarga dan interaksinya dengan lingkungan.
Sementara itu, secara umum ilmu konsumen didefinisikan ilmu yang mempelajari bagaimana pemenuhan kesejahteraan individu dan keluarga, serta bagaimana hal tersebut dipengaruhi oleh institusi pasar dan masyarakat yang lebih luas. Biasanya kajian dalam ilmu konsumen akan berkaitan dengan ilmu ekonomi, sosiologi, psikologi, hokum, dan bisnis. Area utama ilmu konsumen meliputi perilaku konsumen, pengelolaan keuangan, dan perlindungan konsumen.
Sejarah Perkembangan Pendidikan Ilmu Keluarga dan Konsumen.
Perkembangan pendidikan ilmu keluarga dan konsumen di IPB tidak bias dipisahkan dari perkembangan keilmuan dan permasalah pembangunan di Indonesia, serta perkembangan institusi IPB secara umum. Berikut dipaparkan riwayat perkembangan pendidikan di askud.
Periode 1958-1963
Periode 1958- 1963 merupakan periode perubahan dari system studi bebas dengan lama studi tidak ada batasnya, menjadi studi terpimpin dengan lama studi untuk sarjana pertanian terbatas yaitu 5 (lima) tahun. Keberadaan ilmu keluarga secara berdiri sendiri baru muncul pada  kurikulum di fakultas pertanian pada awal tahun 1965. Semula, yaitu pada tahun 1959/1960. Mata kuliah tersebut merupakan pokok bahasa dari mata kuliah pengantar ilmu kesejahteraan keluarga (ikk) atau  home economics yang diasuh  oleh bagian ikk. Mata kuliah home economics ini membahas secara garis besar berbagai aspek kehidupan keluarga ditinjau dari segi pemenuhan kebutuha manusia (human needs) untuk dapat hidup lebih sejahtera yang meliputi 10 aspek/segi kehidupan keluarga, yaitu: (1) hubungan inter dan antar keluarga (2) membimbing anak (3) makanan (4) pakaian (5) perumahan (6) kesehatan (7) keuangan (8) tatalaksana rumah tangga (9) perencanaan sehat (keluarga berencana) (10) keamanan lahir batin.  
Periode 1963-1965
Mulai tahun 1963, seiring perkembangan kurikulum fakultas pertanian yaitu adanya jurusan/program studi teperta (tehnik pertanian), seperta (sosial ekonomi pertanian) dan keperta (kehidupan keluarga pertanian) maka bagian ikk berkembang menjadi departemen tersendiri yang terpisah dari biro ekstensi namun masih dipimpin oleh Ir. Salmon Padmanegara.
Periode 1965-1968
Walau minat mahasiswa untuk mengambil ilmu kesejahteraan keluarga sebagai mayor kurang, namun mata kuliah yang di asuh olh ikk terus mengalami perkembangan sebagai respon terhadap tantangan yang berkembang di masyarakat pada waktu itu.
Periode 1968-1972/1973
Perubahan kurikulum di fakultas pertanian terus berlangsung dari kurikulum program mayor, minor, dan efektif dengan lama studi 5 tahun menjadi program spesialisasi dengan lama studi 6 tahun. Departemen ikk membina 2 spesialisasi, yaitu (1) spesialisasi gizi dan makanan dan (2) spesialisasi kesejahteraan keluarga.
Periode 1986-1990
Penelitian mengenai Dampak Karya Bakti di Desa Mala Sari Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Sementara pengabdian pada masyarakat ditekankan lebih pada kebiasaan jajan dan penanganan sampah dan limbah rumh tangga di 7 (tujuh) desa lingkar kampus, kegiatan ini berlanjut sampai tahun 1995.
Periode 1990-2005
Pada periode ini penelitian yang dilakukan lebih beragam. Melalui penelitian hibah bersaing, diperoleh dana hibah dari direktorat jenderal pendidikan tinggi (Ditjen Dikti) untuk penelitian selama hamper 4 tahun. Focus penelitian ini adalah: (1) transisi keluarga dan (2) pengkajian efektivitas kegiatan PKK di pedesaan. Selain itu ada pula penelitian-penelitian staf pengajar dari laboratorium ilmu sumber daya keluarga yang didanai lewat proyek DUE-LIKE Dirjen Dikti, serta dari lembaga-lembaga non pemerintahan yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak dan gender.
Arah Pengembangan Ilmu Keluarga dan Konsumen ke Depan.
Belajar dari pengalaman tersebut, pengembangan ilmu keluarga disamping harus bertolak dari kesepakatan akan falsafah dasar ilmu yang akan dikembangkan, juga harus bersandar pada realita masalah yang terjadi di masyarakat. Beberapa realita dan fakta-fakta yang perlu mendapat perhatian di antaranya adalah:
1.      Pengaruh globalisasi terhadap berbagai sendi kehidupan keluarga.
2.      Kini kehidupan masyarakat tengah berada pada pusaran perubahan yang penting, seperti yang ditujukan oleh berubahnya kehidupan politik dari otoriter ke demokrasi yang berimplikasi segala hal di pandang boleh dilakukan dan hak lebih mengemuka ketimbang kewajiban, urbanisasi yang semakin deras, serta tingginya perpindahan lapangan mata  pencaharian dari sector pertanian ke sector industry dan jasa.
3.      Dari segi demokrasi sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan serta taraf hidup masyarakat, kini jumlah penduduk lanjut usia terlihat semakin meningkat.
4.      Meningkatnya masalah perdagangan manusia termasuk anak-anak dan perempuan sebagai akibat kemiskinan dan semakin timpangnya kesejahteraan antara Negara maju dan Negara miskin.
5.      Kenakalan remaja, penggunaan obat-abatan terlarang, dan masalah etika atau moral yang semakin tampak kasat mata.
6.      Kondisi geografis Indonesia yang rawan bencana alam, sejauh mana ilmu keluarga dapat member kontribusi pada masyarakat yang terkena atau diperkirakan akan kena musibah.
7.      Penemuan-penemuan baru sebagai hasil penelitian bidang keluarga semakin banyak dan dapat digunakan untuk pendidikan dan pengembangan masyarakat.
8.      Dari pengalaman meniliti maupun membimbing penelitian mahasiswa, sangat terasa adanya kekurangan dalam metode untuk mengukur aspek kehidupan keluarga bsik secara kualitatif maupun kuantitatif.
9.      Menyempurnakan terus menerus pendidikan ilmu keluarga dan konsumen dengan memperbaiki struktur kurikulum dan kandungan mata kuliah sehingga kompetensi keilmuan semakin tinggi dan menguat.
       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini