Definisi – Definisi sosiologi
A. August Comte
Comte mengembangkan fisika sosial atau yang pada 1839 disebutnya sosiologi (Pickering,2000). Penggunaan istilah fisika sosial jelas menunjukan bahwa Comte berupaya agar sosioalogi meniru model "hard sciences". Ilmu baru ini, yang menurut pandangannya akhirnya akan menjadi ilmu dominan, adalah ilmu yang mempelajari social statics dan sosial dynamics.
§ Sosiologi dinamis merupakan studi mengenai tata urutan perkembangan manusia. studi ini mengacu pada pembahasan mengenai proses perubahan sosial dalam masyarakat kelembagaan.
Ibarat sebuah rumah, maka sosiologi statis merupakan bangunan rumahnya yang relative tidak berubah dalam waktu lama, sedangkan aspek sosiologi dinamis mengacu pada isi rumah dan aktivitas manusia didalamnya yang dapat berubah setiap saat.
Kemudian Comte berusaha merumuskan perkembangan masyarakat yang bersifat evolusioner menjadi tiga tahapan, yaitu:
§ Tahap Teologis : Segala sesuatu yang dijelaskan dengan mengacu kepada hal-hal yang bersifat adikodrati
§ Tahap Metafisis : Pada tahap ini manusia memahami sesuatudengan mengacu kepada kekuatan- kekuatan atau hal-hal abstrak
§ Tahap Positif : Merupakan tahap dimana manusia telah sanggup untuk berfikir secara ilmiah
B. Emile Durkheim
Baginya, sosiologi adalah mempelajari Social Fact (fakta sosial) dan fakta sosial bukanlah fakta individual. Sosial fact adalah aspek-aspek kehidupan sosial yang tidak dapat dijelaskan dalam pengertian biologis atau psikologis dari seorang individu. Dia mengadakan pembagian sosiologi atas tujuh seksi, yaitu:
§ Sosiologi umum yang mencakup kepribadian individu dan kelompok manusia
§ Sosiologi agama
§ Sosiologi hukum dan moral yang mencakup organisasi politik, organisasi sosial, perkawinan dan keluarga
§ Sosiologi tentang kejahatan
§ Sosiologi yang mencakup ukuran ukuran penelitian dan kelompok kerja
§ Demografi yang mencakup masyarakat perkotaan dan pedesaan
§ Sosiologi estetika
C. Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang mencoba memahami tindakan sosial atau aksi-aksi sosial dengan tujuan mendapatkan penjelasan tentang sebab dan akibat dari tindakan dan interaksi sosial serta mencari tahu mengapa sampai orang bertindak demikian dan untuk apa dia bertindak seperti itu.
Di samping terkenal dengan metode pengertiannya (method of understanding), Max Weber juga terkenal dengan teori ideal typus yang di maksud ideal typus adalah suatu kontruksi dalam fikiran seorang peneliti yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis gejala gejala dalam masyarakat, ajaran ajaran Max Weber sangat menyumbang bagi perkembangan sosiologi .
D. Karl Marx
Marx bukanlah sosiolog dan tidak menganggap dirinya demikian. Meskipun karya Marx terlalu luas untuk dicakup istilah sosiologi, namun teori sosiologis banyak ditemukan dalam karyanya. Ia mengembangkan konsep sejarah perjuangan kelas, yaitu lahirnya kelompok borjuis (kelompok yang menguasai alat-alat produksi) dan kelas proletar (kelompok rakyat jelata yang tidak memiliki alat-alat produksi). Menurut Marx kelompok proletar akan memberontak melawan kelompok borjouis, kemudian melahirkan sesuatu masyarakat tanpa kelas. Menurutnya, selama masyarakat masih tertbagi atas kelas-kelas, maka kelas yang berkuasa pun akan terhimpun segala kekayaan dan kekuatan, seperti kelas borjius dan kelompok proletar. Meskipun anggapannya tidak pernah terwujud, namun pemikirannya mengenai stratifikasi social dan dan konflik tetap berpengaruh terhadap pemikiran sejumlah besar ahli sosiologi.
Referensi:
Martono, Nanang. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta Utara: PT Raja Grafindo Persada
Ritzer, George & Douglas J. Goodman. 2004. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Preanada Media Group
Soekanto, Soerjono. Sosiologi suatu pengantar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar