Selasa, 10 September 2013

Arga Pebrian KPI 1 B_Tugas1_Definisi Sosiologi

Sosiologi menurut :
    
1. Auguste Comte

Comte mengatakan bahwa ilmu sosiologi harus didasar pada pengamatan, perbandingan, eksperimen, dan metode histori secara sistematis.
Objek-objeknya pun harus berupa fakta. Dia juga menyumbangkan pemikiran yang mendorong perkembangan sosiologi yang dikenal dengan hokum manusia dan hokum tiga jenjang.
Dalam pandangannya, Comte berpandangan bahwa sosiologi harus menggunakan metode positif.
Karena menurutnya, sosiolgi harus merupakan ilmu yang sama ilmiahnya dengan ilmu pengetahuan alam yang  mendahuluinya. (Sumber: Buku Pengantar Sosiologi _ Dr. Basrowi M.S)
 
2. Emile Durkheim

Menurutnya sosiologi meneliti lembaga-lembaga dalam masyarakat dan proses-proses sosial.
Durkheim mengklasifikasikan sosiologi menjadi tujuh bagian berdasarkan pokok bahasannya

1. Sosiologi Umum
2. Sosiologi Agama
3. Sosiologi Hukum dan Moral
4. Sosiologi Tentang Kejahatan
5. Sosiologi Ekonomi
6. Sosiologi Masyarakat
7. Sosiologi Estetika

Durkheim melihat bahwa setiap manusia itu perlu yang namanya solidaritas. Dan dia membedakan antara dua tipe utama solidaritasya itu, solidaritas mekanik dan solidaritas organik (Sumber: Buku Pengantar Sosiologi _ Dr. Basrowi M.S)
 
3. Max Weber

Didalam sosiologi terapannya Weber memiliki pemikiran foralisme neoKantian dan neoidealis.
Weber menolak bahwa sosiologi tidak lebih dari sekedar formform melainkan aksi social itu sendiri.
Jadi, menurutnya sosologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan social (Sosiologi Klasik _ Wardi Bahtiar M.S)
Baginya kedudukan sosiologi (Agama) sangat dekat dengan sejarah dan filsafat dan merupakan suatu refleksi dan analisis sistematis terhadap masyarakat, kebudayaan, dan agama sebagai proyek agama.
Tujuannya hendak mengungkapkan pola-pola social dasar dan peranannya dalam menciptakan masyarakat. (Sosiologi Agama _ Hendro Puspito)
 
4. Karl Mark

Menurutnya, selama masyarakat masih tertbagi atas kelas-kelas, maka kelas yang berkuasa pun akan terhimpun segala kekayaan dan kekuatan, seperti kelas borjius dan kelompok proletar.
Meskipun anggapannya tidak pernah terwujud, namun pemikirannya mengenai stratifikasi social dan dan konflik tetap berpengaruh terhadap pemikiran sejumlah besar ahli sosiologi.
Seperti para tokoh sosiologi lainnya, pemikirannya pun dilatarbelakangi oleh perubahan social besar yang melanda Eropa Barat sebagai dampak perkembangan  pembagian kerja. (Sumber: Pengantar Sosiologi _ Soerjono Soekanto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini