Selasa, 10 September 2013

ImamRamadhanPmi3_Tugas1_MasalahSosiologiPerkotaan

Pembahasan
Perkotaan identik dengan kesemrawutan yang ada di daerah perkotaan tersebut mulai dari tatanan kota yang salah dan pembangunan tidak merata, Indonesia juga menghadapi masalah perkotaan yang cukup menekan khususnya sejak Pemerintahan Orde Baru tahun 1970-an di mana keamanan hidup di perkotaan makin meningkat dan pembangunan di kota-kota makin menggebu-gebu, ini merangsang urbanisasi berjalan dengan pesat dan tidak terkendali.
Persentase penduduk kota yang meningkat itu menghasilkan kepadatan bangunan dan hunian yang makin tinggi di kota-kota yang berdampak serius terhadap penduduk perkotaan itu sendiri. Perumahan kelompok berpenghasilan rendah di kampung-kampung kota makin tinggi kepadatannya bahkan bisa mencapai 1000 orang per hektar tingkat huniannya, kenyataan mana menimbulkan masalah kemerosotan lingkungan perumahan menjadi kumuh, yang benar-benar makin tidak layak huni karena kepadatan bangunan dan kepadatan hunian. Banyak rumah-rumah di kampung-kampung kota dihuni lebih dari satu keluarga bahkan sering pula dihuni beberapa keluarga.












1.      Rawan pangan
Kelangkaan pangan Yang terjadi saat ini rata-rata dialami oleh para industri tempe dan tahu yang berada didaerah jakarta dan kota kota besar, kelangkaan ini disinyalir karena adanya permainan para importir atau spekulan kedelai. Kondisi ini memaksa produsen tempe dan tahu menurunkan produksinya sampai 40% . akan tetapi kementrian pangan belum menginjinkan bulog mengimpor kedelai. Hingga sampai pabrik tempe dan tahu menghentikan produksinya sementara agar harga kedelai kembali seimbang.

2.      Pekerja seks Komersial.
Fenomena PSK adalah salah satu masalah sosial diperkotaan yang termasuk kategori bandel banyak orang mengerti agama dan bahaya praktek prostitusi, ternyata tidak membuat psk berkurang namun malah tambah subur. Semakin dilarang sepertinya semakin menampakan diri praktek ini.
Masalah masalah dalam perkotaan terutama psk, terjadi tidak begitu saja akan tetapi disebabkan oleh banyak hal yang saling berkaitan. Berikut penyebab masalah PSK yang sering terjadi di perkotaan :
a.      Semakin terpuruknya nilai agama dari kehidupan masyarakat
b.      Dampak buruk dari globalisasi, yang menganggap nilai harga diri atau kesopanan yang berlaku di masyarakat adalah sesuatu yang ketinggalan jaman.
c.       Kurangnya contoh yang baik.
d.      Kekurangan dalam bidang ekonomi.
e.      Makin banyak orang yang menggunakan jasa PSK, sehingga permintaan angka jasa tersebut makin meningkat.

3.      Kemiskinan.
Dengan jumlah dan persentase penduduk perkotaan yang semakin besar dan semakin padat tersebut tentu akan menambah "beban hidup" perkotaan yang semakin berat sehingga menimbulkan berbagai permasalahan yang semakin kompleks di bidang-bidang sosial-ekonomi, sosial-budaya, politik-pemerintahan, ketertiban dan keamanan, dan sebagainya. Diantara berbagai permasalahan tersebut yang menonjol diantaranya adalah yang berhubungan dengan kemiskinan perkotaan yang meliputi kondisi, karakteristik, kebijakan sarana-prasarana lingkungan, dan aspek-aspek lainnya yang terkait.

4.      Pertambahan penduduk.
Pertumbuhan penduduk perkotaan selalu menunjukkan peningkatan yang terus menerus hal ini disebabkan pesatnya perkembangan ekonomi dengan perkembangan industri pertumbuhan sarana dan prasarana jalan perkotaan.
Selain itu, semakin banyak terjadi urbanisasi karena orang-orang desa yang dulunya kecukupan pangan namun tidak menikmati pembangunan mulai berbondong-bondong pindah ke kota. Generasi muda tidak ada yang mau menjadi petani.

5.      Pengamen
Di Indonesia identik dengan masalah kemiskinan yang didalamnya banyak pengamen di kota kota besar salah satunya di jakarta, pengamen di jakarta banyak di temui di jalan jalan kondisi demikian sangat memprihatinkan dan harus segera di atasi. Pada dasarnya Anak adalah harapan masa depan suatu bangsa, tunas yang berpotensi membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik atau bisa juga lebih buruk. Maka dari itu, amat miris rasanya melihat anak-anak yang hidup mengamen di jalanan, bukannya bersekolah. Rasanya lebih menyedihkan daripada melihat orang dewasa yang melakukan pekerjaan serupa. Faktor-faktor yang membuat seseorang mengamen diantaranya adalah Faktor Ekonomi, Kurangnya kasih Sayang, Karena ikut-ikutan teman, dll.
6.      Konflik Antar kelompok
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Contoh konflik yang ada di Kota besar seperti Jakarta yaitu Tawuran antar Pelajar, Bentrok antar Organisasi seperti FBR dengan Pemuda Pancasila.

7.      Kurangnya perhatian orang tua terhadap anak.
Didalam perkotaan yang memiliki kesibukan yang cukup tinggi bagi para orang tua khususnya memiliki dampak negative bagi para anak-anaknya yaitu kurang perhatian, dalam hal kurang perhatian terhadap anak, Contohnya kasus dul anak ahmad dhani, kelalaian dalam hal ini seorang Ahmad dhani membelikan Mobil kepada anaknya yang masih kecil dan membiarkannya mengemudi sehingga mengakibatkan kecelakaan maut yang menewaskan enam orang. Tentu dalam hal kelalaian ini sangat fatal bagi Masyarakat umum yang mengakibatkan kerugian nyawa dan materi. Untuk itu perhatian bagi anak untuk para orang tua harus lebih diperhatikan agar tak terjadi kelalaian yang dapat mengakibatkan berbagai macam hal yang tidak di inginkan.

8.      Banyaknya para penyandang disabilitas yang terlantar.
Gegap gempita pesta demokrasi di berbagai daerah di indonesia ternyata tidak di rasakan oleh kaum minoritas dalam penyandang disabilitas. Bagi tuna netra hak politik mereka untuk memilih kandidat pilihannya terpaksa tak bisa di gunakan lantaran tak adanya alat bantu kertas huruf braile yang di sediakan oleh penyelenggara pemilu. Sementara itu bagi tuna daksa lokasi tempat pemungutasn suara (TPS) cukup menyulitkan mereka untuk memilih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini