Definisi Sosiologi :
1. Auguste Comte
Comte adalah orang pertama yang menggunakan istilah sosiologi. Ia mengatakan bahwa ilmu sosiologi harus didasarkan pada pengamatan, perbandingan, eksperimen, dan metode historis secara sistematis. Objek yang dikaji pun harus berupa fakta. Comte mengembangkan fisika sosial(sosiologi), penggunaan istilah fisika sosial menunjukan bahwa Comte berupaya agar sosiologi meniru model "hard science". Ilmu ini yang menurut pandanganya akhirnya akan menjadi ilmu dominan, adalah ilmu yang mempelajari social statics dan social dynamics.
Teori evolusi Comte atau hukum tiga tingkatan :
· Tahap teologis : menjadi karakteristik dunia sebelum era 1300. Sistem gagasan utamanya menekankan pada keyakinan kekuatan adikodrati.
· Tahap metafisik : terjadi kira-kira 1300-1800. Era ini ditandai oleh keyakinan bahwa kekuatan abstraklah yang menerangkan segala sesuatu, bukannya dewa-dewa personal.
· Tahap positivistik : terjadi tahun 1800 yang ditandai keyakinan terhadap ilmu sains.
2. Emile durkheim
Durkheim adalah salah seorang yang memelopori perkembangan sosiologi. Ia telah banyak melakukan penelitian terhadap berbagai lembaga dalam masyarakat dan proses sosial yang selanjutnya menjadi tujuh bagian, yaitu:
· Sosiologi umum yang pembahasannya meliputi kepribadian individu dan kelompok manusia
· Sosiologi agama yang membahas perilaku para penganut agama yang terbagi-bagi dalam kelompok-kelompok agama yang berbeda.
· Sosiologi yang membahas tentang perilaku kejahatan baik kejahatan secara individual atau secara kelompok.
· Sosiologi hukum dan moral yang dominansi bahasan di dalamnya adalah tentang organisasi politik, sosial, perkawinan, dan keluarga.
· Sosiologi ekonomi yang bahasan materinya mencakup ukuran-ukuran penelitian dan kelompok kerja.
· Sosiologi yang membahas perilaku masyarakat perkotaan dan perilaku masyarakat pedesaan.
· Sosiologi estetika, yang pokok bahasannya mencakup karya seni dan budaya.
3. Max Weber
Menurut Max Weber, sosiologi sebagai ilmu berusaha memberikan pengertian tentang aksi-aksi sosial. Ia memberikan pengertian mengenai perilaku manusia dan sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi sosial karya Max Weber tentang perkembangan sosiologi, misalnya analisis tentang wewenang, birokrasi, sosiologi agama, organisasi-organisasi ekonomi, dsb.
4. Karl Marx
Teori Marx berakar dari suasana intelektual abad ke-19. Ia merangkum semua pemikiran fundamental di abad itu. Menurutnya, sejarah manusia adalah proses alamiah, dalam arti ada hukumnya dan dapat diketahui. Seperti semua realitas lain, sejarah dapat menjadi sasaran studi ilmiah. Dengan studi ilmiah dimungkinkan menemukan makna, pola, dan kecenderungan dalam kejadian sejarah, bahkan pada skala sejarah dunia. Studi sejarah memungkinkan manusia mengendalikan nasibnya di masa mendatang. Tujuan akhir studi sejarah adalah untuk mengetahui hukum besi sejarah manusia, untuk membentuknya menurut arah kemajuan yang diinginkan.
Filosof hanya menafsirkan sejarah dunia, masalah sebenarnya adalah bagaimana cara untuk mengubahnya. (Marx & Engels, 1968:30)
Sumber Buku :
· Pengantar Sosiologi, ELLY M. SETIADI-USMAN KOLIP
· Teori Sosiologi, GEORGE RITZER-DOUGLAS J. GOODMAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar