Nama : Achmad Faizal Riwanto
NIM : 1112051000155
Kelas : KPI 5E
Definisi dan Pengertian Filsafat Komunikasi
Filsafat komunikasi, apakah itu? Sebelum kita tahu apa itu filsafat komunikasi, maka kita harus mengetahui pengertian dari filsafat dan komunikasi. Secara epistimologi filsafat terdiri dari dua kata yaitu Philein: mencintai; sophos: kearifan/kebijaksanaan. Jadi filsafat adalah usaha untuk mencintai kearifan. Komunikasi Secara terminologis, para ahli telah mendefinikan komunikasi dalam berbagai prespektif. Dalam prespektif filsafat, komunikasi dimaknai untuk mempersoalkan apakah hakikat komunikator/komunikan, dan bagaimana ia menggunakan komunikasi untuk berhubungan dengan realitas lain di alam semesta (Rakhmat, 1997: 8).
Menurut Onong U. Effendi dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi mendefinisikan filsafat komunikasi sebagai suatu disiplin yang menelaah pemahaman (verstehen) secara fundamental, metodologis, sistematis, analistis, kritis dan holistis teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, teknik dan perannya.
Mengacu pada paradigma Laswell dengan lima unsur komunikasi, ada banyak hal yang mempengaruhi proses komunikasi dengan melibatkan kelima unsur tersebut. Misalnya berkaitan dengan tempat, waktu, gangguan (noise), dan lain sebagainya.
Joseph A. Devito dalam bukunya, Komunikasi Antar Manusia (1997) menyebut adanya lingkungan komunikasi. Lingkungan (konteks) komunikasi sedikitnya mempunyai tiga dimensi:
1. Dimensi Fisik
Artinya lingkungan nyata atau berwujud (tangible). Dimensi fisik ini berkaitan dengan tempat, dimana komunikasi berlangsung. Apapun bentuk tempat tersebut pastilah mempunyai pengaruh tertentu atas kandungan pesan kita (apa yang kita sampaikan), selain juga bentuk pesan (bagaimana kita menyampaikan).
Contoh: dalam ruangan baik ruang rapat, ruang sekolah (kelas), ruang keluarga atau di luar lingkungan baik di taman, di jalan dan sebagainya.
2. Dimensi sosial-psikologis
Artinya lingkungan hubungan kejiwaan antara komunikator dan komunikan. Dimensi ini berkaitan dengan suasana dimana komunikasi berlangsung. Suasana baik pada diri komunikator maupun komunikan akan berpengaruh terhadap pesan yang akan disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya.
Contoh: pagi hari, siang hari, malam hari, abad pertengahan, masa pencerahan, abad modern, masa kini dan sebagainya.
3. Dimensi temporal
Dimensi ini mencakup waktu dalam sehari maupun dalam hitungan sejarah dimana komunikasi berlangsung. Sebagian orang menggunakan waktu di pagi hari sebelum berangkat kerja untuk berkomunikasi dengan keluarganya. Demikian pula waktu dalam hitungan sejarah tidak kalah pentingnya, karena kelayakan dan dampak dari suatu pesan bergantung sepenuhnya atau sebagian pada waktu pesan terseut dikomunikasikan. Yang lebih penting adalah bagaimana suatu pesan tertentu disesuaikan dengan rangkaian temporal peristiwa komunikasi.
Ketiga dimensi lingkungan komunikasi di atas akan selalu berinteraksi, masing-masing dimensi akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain. Hal lain dalam proses komunikasi yang perlu mendapat pehatian adalah unsur gangguan (noise), yaitu gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi pesan. Dalam suatu kominkasi ada gangguan apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator berbeda dengan pesan yang diterima oleh komunikan. Gangguan ini dapat berupa gangguan fisik (ada suara dari selain komunikator), psikologis (pemikiran yang sudah ada di kepala komunikator-komunikan) serta gangguan semantik (salah mengartikan makna). (Devito, 1997:29).
Oleh karena itu, seorang komunikator harus memperhatikan pesan apa yang akan disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya kepada komunikan agar terjadi komunikasi yang efektif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fisafat komunikasi adalah studi secara mendalam tentang pernyataan manusia yang disampaikan pada manusia lain menuju kemengertian bersama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar