Minggu, 19 Oktober 2014

Tugas Etika dan Filsafat Komunikasi ke 4

Nama : Nenden Nelawati

NIM  : 1112051000135

Kelas : KPI 5 E


Filsafat Komunikasi
Onong U. Effeandi dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi mendefinisikan filsafat komunikasi sebagai suatu disiplin yang menelaah pemahaman secara fundamental, metodologis, sistematis, analitis, krisis dan holistis teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, tekniknya, dan metodenya.
Jisep A. Devito dalam bukunya Komunikasi Antar Manusia (1997) menyebut adanya lingkungan komunikasi. Lingkungan (konteks) komunikasi sedikitnya mempunyai tiga dimensi :
1.      Dimensi Fisik. Dimensi fisik artinya lingkungan nyata atau berwujud (tangible). Dimensi fisik ini berkaitan dengan tempat, apapun bentuk tempat tersebut pasti ada pengaruh tertentu atas kandungan pesan.
 
Contoh : Dalam ruangan (bangsal) baik ruang rapat, ruang sekolah (kelas), ruang keluarga, atau diluar ruangan baik ditaman, dijalan dan sebagainya.
 
2.      Dimensi Sosial-Psikologis. Dimensi ini artinya lingkungan hubungan kejiwaan antara komunikator dan komunikan. Dimensi ini berkaitan dengan suasana komunikasi berlangsung. Suasana pada diri komunikator maupun komunikan, akan berpengaruh terhadap pesan yang akan disampaikan. Suasana formalitas maupun informalitas.
 
Contoh : Status pendidikan, status ekonomi, norma agama, norma budaya, rasa persahabatan, rasa permusuhan, rasa gembira, rasa duka dan sebagainya. 
 
3.      Dimensi Temporal (waktu). Dimensi ini mencakup waktu dalam sehari maupun dalam hitungan sejarah dimana komunikasi berlangsung.
 
Contoh : pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari, abad sebelum masehi, abad pertengahan,  masa pencerahan (renaissance), abad modern, masa kini dan sebagainya.
 
Sebagian orang menggunakan waktu pagi hari sebelum berangkat kerja untuk berkomunikasi dengan keluarganya. Sebagian orang laing menngunakan waktu sore hari atau malam hari setelah selesai tuvas-tugas kantor untuk berkomunikasi dengan keluarganya. Demikian pula waktu dalam hitungan sejarah tidak kalah pentingnya, karena kelayakan dan dampak dari suatu pesan bergantung sepenuhnya atau sebagian pada waktu pesan tersebut dikomunikasikan.
Dalam suatu sistem komunikasi ada gangguan apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator berbeda dengan pesan yang diterima oleh komunikan. Gannguan ini dapat berupa fisik (ada suara dari selain komunikator), psikologis (pemikiran yang sudah ada dikepala komunikator-komunikan), serta gangguan semantik (salah mengartikan makna). (Devito, 1997:29).
Tanpa bahasa manusia tidak dapat mengkomunikasikan hasil berpikirnya kepada orang lain. Kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur tidak dapat dilakukan apabila manusia tidak mempunyai kemampuan berbahasa. Bahasa memungkinkan manusia berpikir secara abstrak dimana objek-objek yang faktual ditranformasikan menjadi symbol-simbol bahsa yang bersifat abstrak. Dengan adanya transformasi ini maka manusia dapat berpikir mengenai sesuatu objek tertentu meskipun objek tersebut secara faktual tidak berada ditempat dimana kegiatan berpikir itu dilakukan. Pemikiran terhadap bahsa yang sama akan mengakibatkan komunikasi yang efektif sehingga apa yang menjadi tujuan komunikasi dapat tercapai.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa filsafat komunikasi adalah studi secara mendalam tentang pernyataan manusia yang disampaikan pada manusia lain menuju kemengertian bersama.[1]
 


[1] Sumarno AP, Kisyanti EL Karimah, Ninis Agustini Damayanti. Filsafat  dan etika Komunikasi. Universitas Terbuka. (Jakarta:2007).hal : 214-218

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini