Senin, 12 Oktober 2015

Rizky Arif Santoso_Fertilisasi, Mortalisasi dan Migrasi_Tugas 3

A.  Pengertian Fertilitas (Kelahiran)

Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seseorang wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Fekunditas merupakan potensi fisik untuk melahirkan anak. Jadi merupakan lawan arti kata sterilitas. Natalitas mempunyai arti sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.

Istilah fertilitias sering disebut dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang wanita dengan adanya tanda-tanda kehidupan, seperti bernapas, berteriak, bergerak, jantung berdenyut dan lain sebagainya. Sedangkan paritas merupakan jumlah anak yang telah dipunyai oleh wanita. Apabila waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan, maka disebut dengan lahir mati (still live) yang di dalam demografi tidak dianggap sebagai suatu peristiwa kelahiran.

Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas (kematian) karena seorang wanita hanya meninggal sekali, tetapi dapat melahirkan lebih dari seorang bayi. Kompleksnya pengukuran fertilitas ini karena kelahiran melibatkan dua orang (suami dan istri), sedangkan kematian hanya melibatkan satu orang saja (orang yang meninggal).

Menurut Ida Bagus Mantra (1985), terdapat sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi fertilitas :

a)      Faktor-faktor demografi antara lain: struktur atau komposisi umur, status perkawinan, umur kawin pertama, fekunditas, dan proporsi penduduk yang kawin.

b)      Faktor-faktor non demografi antaranya : keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status wanita, urbanisasi dan industrialisasi.  

Secara umum angka kelahiran atau fertilitas diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu angka kelahiran kasar, kelahiran umum, dan kelahiran menurut kelompok-kelompok usia.

1) Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate = CBR)

Angka kelahiran kasar, yaitu angka yang menunjukkan banyaknya bayi lahir hidup dari setiap seribu penduduk dalam periode tahun tertentu. Untuk menghitung angka kelahiran kasar digunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan :

CBR = angka kelahiran kasar P = jumlah penduduk

B = jumlah bayi yang lahir hidup        k = konstanta, nilainya 1.000

 

2) Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate = GFR)

Angka kelahiran umum, yaitu angka yang menunjukkan jumlah komposisi bayi lahir hidup dari setiap seribu penduduk wanita usia reproduksi dalam periode tahun tertentu. Adapun yang dimaksud dengan usia reproduksi adalah usia dimana wanita sudah berpotensi untuk melahirkan, yaitu antara umur 15–49 tahun. Untuk menghitung angka kelahiran kasar digunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan :

GFR = angka kelahiran umum           

Pf (15-49) = jumlah penduduk wanita usia reproduksi

                                     B = jumlah bayi yang lahir hidup  

 k = konstanta, nilainya 1.000

 

3) Angka Kelahiran Menurut Kelompok Usia (Age Specific Fertility Rate =ASFR)

Angka kelahiran menurut kelompok usia, yaitu angka yang menunjukkan banyaknya bayi lahir hidup dari setiap seribu penduduk wanita perkelompok umur pada usia reproduksi dalam periode tahun tertentu. Dalam demografi, interval usia yang biasa digunakan adalah lima tahun. Kelompok-kelompok umur dalam usia reproduksi adalah 15–19, 20–24, 25–29, 30–34, 35–39, 40–44, dan 45–49 tahun.

Untuk menghitung angka kelahiran menurut kelompok usia digunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

ASFRx = angka kelahiran menurut kelompok usia

Bx = jumlah bayi yang lahir hidup dari penduduk wanita kelompok usia tertentu

Pf = jumlah penduduk wanita usia subur pada kelompok umur tertentu

k = konstanta, nilainya 1.000

Dari ketiga angka kelahiran di atas, tingkat akurasi paling tinggi adalah angka kelahiran menurut kelompok usia. Hal ini dikarenakan dalam perhitungannya mempertimbangkan faktor jenis kelamin, usia reproduksi perkelompok umur, dan banyaknya bayi yang lahir dari tiap penduduk wanita tiap kelompok umur dalam usia reproduksi.

Faktor yang menghambat angka kelahiran antara lain ketentuan batas minimal usia perkawinan, penundaan usia perkawinan karena alasan sekolah atau mengutamakan karir terlebih dahulu, dan adanya program KB.

Contoh Kasus dan Analisa :

Kehamilan yang tidak dikehendaki. Banyak kasus menunjukkan bahwa kehamilan yang tidak dikehendaki sering terjadi pada wanita yang belum menikah sebagai akibat dari hubungan seks pranikah. Kasus tersebut jika tidak diantisipasi dengan bijak oleh pemerintah dan aparatur negara, mengakibatkan negara mengalami peledakan penduduk sehingga angka kelahiran tak terkontrol dan tak mampu diselesaikan.  

 

 

B.  Pengertian Mortalitas (Kematian)

Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah individual yang memiliki penyakit selama periode waktu tertentu. 

Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian dibagi menjadi dua yaitu:

a)      Faktor langsung (faktor dari dalam) : Umur, Jenis kelamin, Penyakit, Kecelakaan, kekerasan, dan bunuh diri

b)      Faktor tidak langsung (faktor dari luar) :Tekanan baik psikis maupun fisik, Kedudukan dalam perkawinan, Kedudukan sosial-ekonomi, Tingkat pendidikan, Pekerjaan, Beban anak yang dilahirkan, Tempat tinggal dan lingkungan, Tingkat pencemaran lingkungan, Fasilitas kesehatan dan kemampuan mencegah penyakit, Politik dan bencana alam.

Seperti halnya fertilitas, angka kematian dibedakan menjadi tiga, yaitu angka kematian kasar, angka kematian menurut usia dan jenis kelamin, dan angka kematian bayi.

1) Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate = CDR)

Angka kematian kasar menunjukkan banyaknya jumlah penduduk yang meninggal dunia dari tiap-tiap seribu penduduk. Untuk menghitung angka kematian kasar pada suatu wilayah digunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan

CDR = angka kematian kasar

D = jumlah penduduk yang meninggal dunia

    P = jumlah penduduk

    k = konstanta, nilainya 1.000

 

2) Angka Kematian Menurut Usia (Age Spesific Death Rate = ASDR)

Angka kematian menurut usia menunjukkan jumlah penduduk yang meninggal dunia dari seribu penduduk pada kelompok usia tertentu. Angka kematian menurut kelompok usia dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan

ASDR = angka kematian menurut kelompok usia

Dx = jumlah penduduk yang meninggal pada kelompok

    usia tertentu

      Px = jumlah penduduk pada kelompok usia tertentu

      k = konstanta, nilainya 1.000

 

3) Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR) 

Angka kematian bayi menunjukkan jumlah bayi meninggal dunia dari seribu bayi yang lahir hidup pada periode tahun tertentu. Infant mortality merupakan salah satu indikasi kualitas penduduk, yaitu berhubungan dengan tingkat kesehatan ibu dan anak, pemenuhan gizi keluarga, dan kesiapan fisik saat proses persalinan. Perhitungan angka kematian bayi ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

IMR = angka kematian bayi

Do = jumlah kematian bayi

      B = jumlah kelahiran hidup

 

Contoh Kasus dan Analisis :

Aborsi merupakan problem yang serius karena di satu pihak aborsi adalah illegal, tetapi dipihak lain demand terhadap aborsi cenderung meningkat. Akibatnya, banyak aborsi dilakukan secara illegal di tempat-tempat yang (mungkin) mengandung risiko tinggi terhadap keselamatan ibu dan anak. Bayi yang dilahirkan dari kehamilan yang tidak dikehendaki akan mengalami masalah psikologis dalam perkembangannya, dan hal itu tidak hanya menjadi tanggung jawab keluarga/orang tua, tetapi juga menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah.

C.  Pengertian Migrasi (Perpindahan)

Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat yang lain dengan tujuan menetap. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.

Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat temporer (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi.

Jenis-jenis Migrasi

a)      Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya. Migrasi internasional dapat dibedakan atas tiga macam yaitu :

·         Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran.

·         Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang melakukan emigrasi     disebut emigran.

·         Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya.

b)      Migrasi Nasional, yaitu perpindahan penduduk dari daerah ke daerah lain pada Negara tersebut. dibagi menjadi empat , yaitu :

·         Urbanisasi => Dari Desa ke Kota

·         Transmigrasi => Dari Pulau ke Pulau

·         Ruralisasi => Dari Kota ke Desa

·         Evakuasi => Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman

Pada dasarnya faktor-faktor orang yang melakukan migrasi dibagi menjadi dua, yaitu faktor pendorong dan faktor penarik.

a)      Faktor pendorong : Berkurangnya lapangan pekerjaaan di tempat asal, Bencana alam (banjir, gempa bumi, gunung meletus dll), Adanya wabah penyakit berbahaya, Makin berkurangnya sumber-sumber alam ditempat asal, Adanya tekanan atau diskriminasi politik, agama atau suku di daerah asal, Alasan perkawinan atau pekerjaan yang mengharuskan pindah dari daerah asal

b)      Faktor penarik : Adanya rasa kecocokan di tempat yang baru atau kesempatan untuk memasuki lapangan pekerjaan yang cocok, Kesempatan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik, Kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang dianaggap menyenangkan misalnya iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas umum lainnya, Banyak terdapat tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi penduduk-penduduk pedesaan atau kota kecil

Pertambahan penduduk ada tiga macam :

1) Pertambahan Penduduk Sosial ( sosial increase ) yaitu pertambahan penduduk yang disebabkan oleh kelahiran, kematian, dan migrasi .

 

Keterangan :

Pt = jumlah penduduk terakhir setelah penambahan

Po= jumlah penduduk permulaan sebelum  penambahan

                      N = natalitas

          M = mortalitas

                      MI = Migrasi masuk

          Mo = Migrasi keluar

Contoh soal :

Awal tahun 1990 dikantor kelurahan X jumlah penduduknya 6000 jiwa, natalitas 50 dan mortalitas 30. sedangkan jumlah penduduk yang masuk 25 jiwa dan yang keluar 13 jiwa.

berapa jumlah penduduk pada akhir tahun 1990 ?

 

Jawab

§  Jumlah bayi yang lahir = 50/1000 X 6000 = 300 jiwa

§  Jumlah penduduk yang mati = 30/1000 X 8000 = 240 jiwa

 

Pt = 6000 + ( 300-240 ) + ( 25-13 ) = 6000 + 6- + 12 = 6.072 jiwa

jadi, jumlah penduduk pada akhir tahun 1990 adalah 6.072 jiwa

 

2) Pertambahan Penduduk Alami ( natural increase )

Pertambahan penduduk alami, yaitu pertambahan penduduk yang diperoleh dari selisih antara kelahiran dan kematian.

 

 

Contoh soal :

Pada awal rahun 1991 daera X jumlah pendudukanya 147, 4 juta jiwa dengan natalitas 39 % dan mortalitas 16,6%

berapa jumlah penduduk daerah X pada awal tahun  1992 ?

 

Jawab :

P1 = P0 + ( N- M )

     = 147, 4 juta + ( 39 % - 15,6 % )

     = 147, 4 juta ( 23, 4 % )

     = 147, 4 juta + ( 23, 4 %  X 147.400.000 ) = 150.849.160 jiwa

 

3) Pertambahan Penduduk Migrasi = Net Migration atau Migrasi Netto

Pertambahan penduduk migrasi, yaitu pertambahan penduduk yang diperoleh dari selisih orang yang masuk dengan yang keluar.

 

 

 


Contoh soal :

Dalam tahun 1991 m dikelurahan X jumlah penduduknya 9000 jiwa , sedangkan jumlah penduduk yang ke luar 25 orang dan yang masuk 75 orang.

berapa jumlah penduduk pada  akhir tahun 1991 ?

 

Jawab :

P1= P0 + ( MI – MO )

P1 = 9000 + ( 75 – 25 ) = 9.050 jiwa

jadi jumlah penduduk pada akhir tahun 1991 adalah 9.050 jiwa

 

Contoh Kasus dan Analisis :

Jumlah penduduk kota yang terlalu padat, contoh : Jakarta. Karena terlalu tingginya asumsi yang dimiliki masyarakat wilayah lain pada kehidupan di kota sehingga banyak dari mereka yang tinggal di desa melakukan urbanisasi ke kota untuk mencari pekerjaan dan menetap di kota. Hal ini menyebabkan bertambahnya volume kendaraan bermotor akibat kebutuhan mobilitas mereka dan menyebabkan kemacetan di kota. Selain itu, pembengkakan penduduk yang mengakibatkan penduduk kota berebut udara bersih dan kualitas air yang baik.

 

Kontribusi terhadap masalah kependudukan :

Dengan kita memelajari ilmu demografi, kita bisa memahami masalah penduduk saat ini lebih mendalam. Selain itu, kita jadi lebih mengetahui karakteristik penduduk sehingga dalam menangani dan menemukan solusi atas kasus yang melanda ibukota menjadi lebih tertata dan terstruktur.

 

Sumber :

https://andykomkom.wordpress.com/2014/11/11/pengertian-fertilitasmortalitas-dan-migrasi/

http://www.cpuik.com/2014/08/penjelasan-fertilitas-dan-mortalitas-penduduk.html

http://indrasmansamapin.blogspot.co.id/2014/10/pertumbuhan-penduduk-dan-cara.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini