Senin, 12 Oktober 2015

hodijah kpi 1b keluarga besar

KELUARGA BESARKU
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa oranng yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Ada keluarga besar dan ada keluarga inti. Fungsi keluarga adalah sebagai berikut ;
1) Fungsi pendidikan, bagaimana keluarga mendidik dan mnyekolahkan anak untuk kedewasaan dan masa depan anak
2) Fungsi sosiolisasi, bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3) Fungsin perlindungan, bagaimana keluarga melindungi keluarganya dari kejahatan diluar
4) Fungsi perasaan, bagaimana keluarga merasakan perasaan dan suasana satu sama lain sehingga dapat saling pengertian dan menumbuhkan keharmonisan dalam keliarga.
5) Fungsi agama, bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anggota keluarga melalui kepala keliarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan lain setelah dunia.
Baiklah, dalam tugas ini, saya akan memperkenalkan keluarga inti dan keluarga besar saya. Apa itu keluarga inti dan keliarga besar ? maknanya dapat saya aplikasikan dalam contoh berikut.
Hai, nama saya Hodijah. Saya berasal dari Jakarta. Saya memiliki keluarga inti  yang terdiri dari 7 anggota keluarga inti . Yaitu ayah, ibu, kakak, saya, dan ketiga adik saya. Baiklah, saya akan menceritakan keluarga saya satupersatu. Dan keluarga besar dari ayah saya terdiri dari 9 anggota keluarga (termasuk ayah ibu) dan keluarga besar dari ibu  yang terdiri dari 7 anggota keluarga. Untuk pemula, saya akan membahas terlebih dahulu keluarga inti saya.  
Ayah saya bernama H. Zainuddin, sekarang beliau berprofesi sebagai pengusaha bahan-bahan bangunan. Ayah saya asli berasal dari suku Betawi. Ibu saya bernama Imas Masitoh, dan beliau berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Ibu saya asli berasal dari Sukabumi tentunya dengan suku sunda. Kakak saya bernama Muhammad Amin. Sekarang ia adalah seorang mahasiswa di IAIN Serang Banten semester 3. Adik saya yang pertama bernama Fadli Robby yang sedang duduk di kelas X di Pondok Pesantren Daarul Rahman. Sedangkan adik saya yang kedua bernama Nisa Rahim sekarang duduk di kelas VI Sekolah Dasar Islam An-Nizomiyah. Dan adik saya yang terakhir, bernama Lathifa Rubbani yang sekarang duduk dikelas I Sekolah Dasar An-Nizomiyah.
Keluarga besar ayah saya berasal dari Jakarta, suku betawi. Almarhum kakek saya bernama H. Abdullah dan nenek saya bernama Hj. Zainab. Kakek nenek saya telah wafat pada tahun 2012 dalam kurun waktu yang hanya beberapa bulan saja. Dan ayah saya adalah anak pertama dari anggota anak-anaknya. Adik-adik ayah saya ada 6, yaitu Suryani,  Zainuri, Ida Farida, Zamzam, Fitriah dan yang terakhir Kamalia. Mayoritas profesi keluarga ayah saya adalah pengusaha/pedagang.
Berlanjut ke keluarga besar ibu saya yang berasal dari Sukabumi. Almarhum kakek saya bernama H. muchtar dan nenek saya bernama Ruqoyyah. Anak pertama mereka adalah Kosasih, Aang, Uwen, Imas M. (ibu saya) dan Zainuddin. Mayoritas pfofesi keluarga ibu saya adalah seorang pegawai.
Setiap keluarga memiliki adat ataupun budaya yang berbeda-beda. Biasanya salah satu faktornya adalah banyaknya suku yang ada di Indonesia. Akan saya mabil contoh dari keluarga saya. Ketika saya berada di lingkungan keluarga ayah saya, maka akan terasa berbeda sekali ketika saya berada di lingkungan keluarga saya. Keluarga ayah saya yang latar belakangnya betawi, memiliki banyak adat. Contoh seperti ketika datangnya lebaran Idul Fitri, keluarga saya mendatangi saudara-saudara keluarga besar dari pihak kakek dan nenek saya dengan membawa bawaan seperti makanan, biscuit, ketupat dan semacamnya. Atau misalnya dari segi makanan, betawi dengan sayur asamnya terasa asam, melainkan di suku sunda terasa manis. Adat makan bersama di keluarga saya, yang laki-laki makan terlebih didahulukan termasuk yang anak-anak, dan waktu makan perempuan setelah laki-laki selesai mengambil menu makan yang dihidangkan diatas meja makan. Nah jika saya berada di tengah lingkungan ibu saya yang menetap di Sukabumi maka saya akan merasakan budaya-budaya yang berbeda. Contoh dari segi makan besar keluarga, ketika di Jakarta adatnya seperti yang saya ceritakan tadi diatas, maka di Sukabumi seperti halnya "sama rata". Kami anak, cucu, nenek, om, uwa, bibi, mama, ayah, itu makan bersama disatu tempat. Tidak ada yang didahulukan. Saya merasa mungkin ini disebabkan oleh factor lingkungan. Masyarakat yang berada di pedesaan lebih ramah dan bersahabat satu sama lain, kompak bergotong royong, suka menolong dan sifat kekeluargaan yang kuat. Jika di Jakarta, saya merasa ada "perbedaan". Ada hal-hal yang membatasi antar tingkat.
Kelurga inti saya memiliki peraturan-peraturan yang harus kami tepati. Seperti untuk anak perempuan, yang sudsh baligh maka diwajibkan memakai pakaian yang menutup aurat sebagaimana agama islam mengaturnya, tidak boleh bermain hingga larut malam, dahulukan belajar dan meraih kesuksesan dibanding bermain-main yang terlalu sering, wajib belajar malam baru diperbolehkan menonton tivi dan masih banyak lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini