Senin, 12 Oktober 2015

NURWULAN DWI APRILIANI (1115O510000083)_JRN 1B_STUDI LAPANGAN(KELUARGA BESARKU)_TUGAS4

NURWULAN DWI APRILIANI ( 11150510000083 )

JURNALISTIK IB

-KELUARGA BESARKU-

1. Asal Usul

Keluarga besar  adalah unit sosial yang terdiri dari keluarga inti dan saudara sedarah, seringkali mencakup tiga generasi atau lebih. Kerabat jauh juga bisa dimasukkan dalam anggota keluarga besar.Sistem keluarga besar sering, tetapi tidak secara khusus, terjadi di daerah yang kondisi ekonominya membuat sulit bagi keluarga inti untuk mencapai swasembada.  Pada daerah tersebut kerjasama diperlukan, baik dari kerabat patrilineal atau kerabat matrilineal. Keluarga besar dapat hidup bersama karena berbagai alasan, seperti untuk membantu membesarkan anak-anak, merawat saudara yang sakit dan membantu masalah keuangan. Terkadang anak-anak dibesarkan oleh kakek dan nenek mereka ketika orang tua biologis mereka telah meninggal atau tidak lagi dapat mengurus mereka. Banyak kakek dan nenek mengambil tanggung jawab utama untuk merawat anak, terutama ketika kedua orang tua bekerja

Keluarga saya adalah keluarga yang sederhana dan alhamdulillah cukup, ayah saya bernama Milin.S.e beliau adalah seorang PNS yang bekerja di instansi pemerintah yaitu di P.U. ibu saya bernama Casmi beliau seorang ibu rumah tangga biasa. Saya anak ke dua dari dua bersaudara, saya mempunyai kaka laki-laki, saya terpaut enam tahun umurnya dengan dia, dia sekarang sudah menikah dan mempunyai seorang anak, dia juga bekerja ditempat dimana ayah saya bekerja. Dan saya juga mempunyai seorang adik laki-laki, sama seperti saya dan kaka saya, umur saya dan adik saya terpaut enam tahun jaraknya. Keluarga saya terdiri dari dua budaya yang berbeda, ayah saya asli lahir dan tinggal di Ciputat dan lekat akan budaya betawinya, sedangkan ibu saya lahir di Jawa, tepatnya di Pekalongan, namun ibu saya besar di Sunda, jadi hanya dalam lingkup keluarga saya, kami menganut tiga hukum kebudayaan, betawi, jawa dan sunda. Sekarang kami sekeluarga tinggal di Ciputat, kami tinggal dengan keluarga besar ayah saya dalam kebudayaan Betawi, keluraga itu harus tinggal berkelompok, dan disinilah saya, tinggal berkelompok dengan seluruh keluarga dari ayah saya, 60 % keluarga dlingkungan saya, merupakan keluarga saya, walau keluarga jauh, namun kami masih ada hubungan darah dari kakek atau nenek kami. Keluarga ibu saya terpencar di hanya dua daerah yaitu di Sukabumi dan di Pekalongan.

Ayah saya anak ke empat dari enam bersaudara dan menjadi laki-laki satunya, karena saudara yang satu lagi meninggal saat kecil, disini kami tinggal satu ruang lingkup dengan saudara-saudara kandung dari ayah saya. Ibu saya anak terakhir dari tujuh bersaudara, empat yang lainnya telah meninggal dunia. Keluarga kami lebih lekat menggunakan budaya betawi saat kesehariannya, walaupun terkadang terselip budaya jawa dan sunda dari ibu saya.

 

2. Jaringan Sosial

Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubungan-hubungan yang terjadi bisa dalam bentuk yang formal maupun bentuk informal. Hubungan sosial adalah gambaran atau cerminan dari kerjasama dan koordinasi antar warga yang didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resiprosikal (Damsar, 2002:157). Melalui jaringan sosial, individu-individu ikut serta dalam tindakan yang respositas (hubungan timbal-balik) dan melalui hubungan ini pula diperoleh keuntungan yang saling memberikan apa yang dibutuhkan satu sama lain.

Keluarga besar dari ayah saya tidak semua pekerja kantoran, karena semua rata-rata perempuan mereka sekarang seorang ibu rumah tangga, namun anak-anak mereka atau saudara-saudara bekerja diperkantoran.

Keluarga besar dari ibu saya, mereka memiliki jiwa berdagang yang kuat, mereka rata-rata berdagang atau membuka usaha sendiri. Kaka ibu saya yang berada di Sukabumi,beliau membuka usaha dengan berdagang. Dulu ibu saya juga sempat membuka usaha dengan berdagang dalam waktu yang cukup lama, namun akhirnya warungnya ditutup karena ibu saya ingin istirahat.

 

3. Nilai – Nilai dan Sistem Sosial Budaya yang Dipergunakan di dalam Keluarga

Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi. Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu yang nampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan atau organisasi. Ada tiga hal yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini yaitu : Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kelihatan kasat mata (jelas) Sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar dan menjadi kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).

Nilai sosial budaya yang diterapkan dalam kebudayaan ayah saya yaitu kebudayan betawi, yaitu mengharuskan untuk tinggal dalam satu lingkup keluarga, walaupun sudah menikah nantinya. Mereka beranggapan bahwa hidup dalam satu keluarga besar sangatlah penting karena manusia tidak bisa hidup sendiri dan harus hidup berkelompok dan saling tolong menolong antar sesama atau antar keluarga, kebudayaan ayah saya membiasakan untuk hidup loyal, apalagi saat ada acara hajatan, mereka akan sangat loyal kepada keluarga besan ataupun tamu yang diundang.

Sedangkan kebudayaan dari ibu saya yatu sunda dan jawa, dari kebudayaan jawa mengharuskan saya untuk bekerja keras dan tidak mengenal kata menyerah sebelum berhasil, dari kebudayaan sunda saya belajar tentang menerima segala yang sudah dipunya walaupun itu hidup susah sekalipun. Saya lahir dan besar dengan tiga kebudayaan yang kental akan pelajaran hidup. Dan saya bangga akan hal itu.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini