Keluarga Besarku
A. Asal-usul
Keluarga adalah pendidikan pertama yang kita dapatkan dari awal lahirnya kita kedunia ini. Seperti yang di ungkapkan oleh Syarief Muhidin yang mengatakan bahwa: "Tidak ada satupun lembaga kemasyarakaataan yang lebih efektif dalam membentuk kepribadian anak selain keluarga''. Keluarga tidak hanya membentuk secara fisik juga berpengaruh secara psikologis. Di dalam keluarga seorang anak dibesarkan, mempelajari cara-cara pergaulan yang akan dikembangnya kelak di lingkungan kehidupan social yang ada di luar keluarga.
Di samping itu pula seorang anak memperoleh pendidikan yang berkenan dengan nilai-nilai maupun norma-norma yang ada dan berlaku di masyakarat serta cara-cara untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Disini saya akan menjelaskan tentang asal-usul keluarga saya, nama saya Chairiyani anak pertama dari tiga bersaudara dan kami bertiga lahir di Jakarta. Ayah saya bernama Muhammad Ya'qub dan ibu saya bernama Nursyimah, orang tua saya asli aceh mereka lahir di sana dan merantau ke Jakarta. Sudah lama mereka tinggal di Jakarta sekitar 20 tahun yang lalu mereka memulai hidup yang baru dengan keterbatasan saudara meraka mampu hidup dengan mandiri. Kakek nenek saya dari ayah sudah tidak ada beliau wafat dari sebelum saya lahir, sedangkan kakek nenek saya dari ibu hanya nenek saya yang masih sehat, kakek saya meninggal pada bulan april tahun ini.
Keluarga besar saya semua bertempat tinggal di Aceh, saya jarang sekali pulang kampung meskipun itu pada moment lebaran idul fitri, bahkan bisa di katakan saya tidak pernah merasakan lebaran di kota asal saya. Padahal di sana sangat ramai jika lebaran tiba. Tapi saya dan orang tua saya hanya bisa berkomunikasi lewat telepon. ayah dan ibu saya berasal dari daerah yang berbeda ayah saya berasal dari daerah Sukarame, anak ke enam dari tujuh bersaudara sedangkan ibu saya berasal dari daerah Peudada, anak ke empat dari tujuh bersaudara. Walaupun kami berada di kota Jakarta tetapi orang tua saya masih memakai bahasa adat Aceh yang selalu mereka pakai dalam kehidupan sehari-hari. Namun karna kebiasaan saya yang tidak pernah mengikuti mereka dalam berbahasa Aceh sampai sekarang pun saya belum bisa berbahasa Aceh. Pernah pada saat saya menaiki bangku kelas 1 SMA untuk yang ke dua kalinya saya pergi pulang kampung, saya sempat di marahi dengan paman saya karena tidak bisa berbahasa Aceh, adat di sana semua orang aceh walaupun ia merantau sejauh manapun harus bisa bahasa Aceh karena saya dimarahi dan harus bisa berbahasa Aceh.
B. Jaringan Sosial
Jaringan social adalah struktur social yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jaringan ini menunjukan bahwa mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang di kenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Istilah ini di perkenalkan oleh professor J.A Barnes pada tahun 1954.
Pada keluarga saya jaringan social kebanyakan petani karena disana masih banyak sawah yang luas-luas. Dengan mengharapkan hasil bumi setiap tahunnya. Menjadi petani tidaklah mudah ia harus merawat jangan sampai hama terus menggerogoti hasil sawah. Yang di tanam tidak lah hanya padi bisa jangung dll. Tidak hanya menjadi seorang petani Kakek saya dulunya sangat suka memburu hewan-hewan yang berkeliaran di hutan seperti rusa dan domba. Tetapi sehubungan orang tua saya yang merantau, ayah saya menjadi wiraswasta dengan berdangang. Semenjak beliau merantau ke Jakarta dan sampai saat ini masih menjadi pekerjaan tetap beliau. Ibu saya hanya menjadi ibu rumah tangga yang mengurusi ke tigaa anaknya. Ke dua orang tua saya tidak berpendidikan tinggi, namun dengan kekurangan tersebut beliau sangat mahir dalam mengatur keuangan dalam berdagang. Kebanyakan dari kami orang-orang yang merantau ke Jakarta jaringan sosialnya menjadi pedangang.
C. Nilai-Nilai Sosial dalam Keluarga
Dalam hal ini adalah menyangkut dengan kebudayan dan adat istiadat dari daerah masing-masing keluarga, di setiap keluarga pasti punya peraturan dan adat yang harus di ikuti, dan harus selalu mengalir dan di ingat , yang di dalamnya pasti punya unsur dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam keluarga saya contohnya harus bisa bahasa Aceh di mana pun berada, apalagi jika bertemu dengan sesama orang aceh dalam hal ini berupaya agar tidak hilang adat yang berlaku, dalam keluarga saya harus berpendidikan yang berbasis agama yaitu pesantren itu sudah menjadi turun menurun dari keluarga ayah saya, bagi yang perempuan harus bisa memasak masakan Aceh, selambat-lambatnya pulang malam jam 08.00 WIB, membiasakan membaca Al-qur'an tiap selesai sholat maghrib, membaca yasiin untuk saudara-saudara yang telah wafat setiap malam jum'at.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar