M FAHMI NURDIN
1113054000023
PMI 6
EKOLOGI MANUSIA
TUGAS KE_3
A. Kasus (Bencana Longsor Yang Terjadi Didesa Purwabakti Pamijahan Bogor)
Puluhan bangunan di Desa Purwabakti, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, rusak. Tapi, tidak ada korban jiwa dalam musibah yang terjadi akibat hujan deras yang turun sejak siang hingga malam pada Kamis 19 November 2015. "Bangunan rumah yang rusak akibat longsor ada 23 rumah. Sedangkan, tempat ibadah ada 2 dan 1 kantor desa rusak berat," kata Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bogor Budi Aksomo di Bogor, Jumat (20/11/2015). Titik lokasi longsor tersebar di beberapa kampung, yaitu Kampung Cikudamulya RT 01/05 sebanyak 12 rumah rusak, Kampung Cipamuputan RT 04/04 sebanyak 4 rumah rusak, di Kampung Panday RT 01/04 dan Kampung Campedak RT 03/04 masing-masing 1 rumah rusak. Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI/Polri serta unsur masyarakat masih mengevakuasi korban dan membersihkan material longsoran. (Sumber Liputan6.com)
Tanah longsor merupakan perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau campuran dari material tersebut yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor bermula air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah tersebut akan menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng. Hal ini juga disebabkan karena tidak adanya pohon-pohon, yang dimana pohon juga berfungsi untuk menahan tanah agar tidak longsor.
B. Refleksi
Terjadinya bencana alam disekitar kita sangatlah perlu ditanggapi dengan serius, karena terjadinya bencana alam menyebabkan kerugian yang cukup banyak, baik dari kerugian materi, maupun fisik. Dan terlebih tidak jarang bencana alam banyak merenggut nyawa manusia. Bencana longsor contohnya, bencana alam yang saya angkat dalam tugas ini mungkin sangat sering terjadi di Indonesia khususnya, karena wilayah Indonesia sendiri yang banyak sekali dataran tinggi dan rendah yang bervariasi. Hal ini menjadi sangatlah mungkin terjadinya bencana alam longsor. Akan tetapi ada factor lain yang menyebabkan terjadinya bencana longsor, setidaknya ada 2 faktor penyebab yang sangat kuat, diantaranya,
· Faktor alam, penyebab Kondisi geologi, batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan batu lempung, strukutur sesar dan kekar, gempa bumi, stragrafi dan gunung berapi. Penyebab Iklim, curah hujan yang tinggi di daerah tersebut. Keadaan topografi, lereng yang curam. Keadaan air, kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika. Tutup lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis. Getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin, atau getaran lalu lintas kendaraan di sekitarnya.
· Faktor manusia, pemotongan tebing pada penambangan batu di lereng yang terjal. Penimbunan tanah urugan di daerah lereng. Kegagalan struktur dinding penahan tanah. Penggundulan hutan. Sistem pertanian yang kurang memperhatikan keamanan irigasi.
Melihat hal demikian, setidaknya ada beberapa upaya yang bisa dilakukan guna mencegah bencana tanah longsor, yang diantaranya lewat masyarakat disekitar dataran tinggi yang rumahnya rawan terkena longsor. Mereka harus merawat pepohonan disekitar agar ketika hujan besar datang, tanah dapat ditahan oleh akar-akar dari pepohonan yang berada di tebing. Oleh karena itu cara merawat pepohonan tersebut dengan tidak menebangnya secara habis, dan perlunya penanaman kembali jika ada pepohonan yang ditebang untuk kebutuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar