Minggu, 16 September 2012

Funfgsionalisme menurut Emile Durkheim

NAMA : IIS SUDIYANTI
KELAS : PMI-3
TUGAS 1 (Fungsi Fungsionalisme menurut Emile Durkheim)

Teori fungsional dan struktural adalah salah satu teori komunikasi yang masuk dalam kelompok teori umum atau general theories (Littlejohn, 1999), ciri utama teori ini adalah adanya kepercayaan pandangan tentang berfungsinya secara nyata struktur yang berada di luar diri pengamat.
Fungsionalisme struktural atau lebih popular dengan 'struktural fungsional' merupakan hasil pengaruh yang sangat kuat dari teori sistem umum di mana pendekatan fungsionalisme yang diambil  dari ilmu alam khususnya ilmu biologi.
Fungsionalisme struktural atau 'analisa sistem' pada prinsipnya berkisar pada beberapa konsep, namun yang paling penting adalah konsep fungsi dan konsep struktur. Perkataan fungsi digunakan dalam berbagai bidang kehidupan manusia, menunjukkan kepada aktivitas dan dinamika manusia dalam mencapai tujuan hidupnya. Dilihat dari tujuan hidup, kegiatan manusia merupakan fungsi dan mempunyai fungsi. Secara kualitatif fungsi dilihat dari segi kegunaan dan manfaatseseorang ,kelompok, organisasi atau asosiasi tertentu.
 

Fungsi juga menunjuk pada proses yang sedang atau yang akan berlangsung, yaitu menunjukkan pada benda tertentu yang merupakan elemen atau bagian dari proses tersebut, sehingga terdapat perkataan "masih berfungsi" atau "tidak berfungsi." Fungsi tergantung pada predikatnya, misalnya pada fungsi mobil, fungsi rumah, fungsi organ tubuh, dan lain-lain termasuk fungsi komunikasi politik yang digunakan oleh suatu partai dalam hal ini Partai Persatuan Pembangunan misalnya. Secara kuantitatif, fungsi dapat menghasilkan sejumlah tertentu, sesuai dengan target, proyeksi, atau program yang telah ditentukan.
Strukturalisme fungsional merupakan perspektif paling awal dalam keilmuan sosiologi. Strukturalisme fungsional muncul dari kemajuan kemajuan dalam ilmu fisika pada abad kesembilan belas. Berdasarkan kemajuan tersebut, Herbert Spencer (1820-1903) melakukan pendekatan dalam studi mengenai struktur social melalui "analogi organ" yang menekankan hukum-hukum evolusi. Di dalam model ini, Spencer melihat masyarakat sama dengan tubuh. Dalam pengertian yang paling sederhana, masyarakat diandaikan sebagai tubuh di mana bagian-bagiannya (ekonomi, kebijakan pelayanan kesehatan, pendidikan, dsb) bekerja bersama-sama untuk menjaga keutuhan dan keberlangsungan seluruh sistem.
Pemikiran Spencer kemudian berpengaruh pada Emile Durkheim (1958-1917). Durkheim menggunakan analogi tubuh tersebut kemudian mengembangkannya ke dalam sebuah perspektif baru yang kemudian disebut fungsionalisme struktural. Perspektif ini bisa pula disebut fungsionalisme atau paradigma fungsionalis. Paradigma ini melihat masyarakat sebagai sebuah sistem yang kompleks yang bagian-bagiannya saling berhubungan dan bekerja bersama untuk menjaga stabilitas. Menurut perspektif ini (1) bagian-bagian sistem sosial bergantung satu sama lain; (2) kondisi normal/sehat sistem tersebut berada pada titik ekuilibrium (dianalogikan pada tubuh yang sehat); (3) ketika sistem tersebut terganggu, bagian-bagiannya akan dengan sendirinya melakukan pengaturan kembali dan menyesuaikan diri untuk mengembalikan sistem pada keadaan ekuilibrium. Berbagai perubahan berlangsung secara evolutif dan terjadi di dalam struktur.
Durkheim menyadari bahwa masyarakat mempengaruhi tindakan manusia. Namun masyarakat, dalam pengertian Durkheim, adalah sesuatu yang berada di luar individu. Bagi Durkheim, masyarakat harus dipahami dan dipelajari dalam pengertian apa yang ia sebut sebagai fakta sosial. Fakta-fakta sosial tersebut, yakni hukum, sistem moral, nilai-nilai, keyakinan religi, dan peran-peran sosial yang mengatur kehidupan sosial.
Fungsionalisme sangat berpengaruh dalam keilmuan sosiologi dan sangat populer di Amerika Serikat, ketika Talcott Parsons (1902-1979), seorang sosiolog Harvard, mepopulerkannya pada tahun 1940-1950-an. Inilah tokoh yang kemudian terkenal dengan teori besar (grand theory)-nya.
Robert K Merton (1910-2003), murid Parson, kemudian menyederhanakan teori-teori besar ini menjadi apa yang ia sebut sebagai teori tengahan (middle-range theories) yang lebih terbatas dan dapat diuji melalui penelitian. Ia juga memperlihatkan kompeksitas pola-pola sosial. Menurut Merton, masyarakat mempunyai bagian yang berfungsi berbeda-beda: fungsi manifes, fungsi laten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini