Minggu, 16 September 2012

Emile Durkeim

Emile Durkheim
Oleh: M. Badruzzaman Jurnalistik 1A
Emile Durkheim lahir di Epinal, Prancis, 15 April 1858. Ia keturunan pendeta yahudi dan ia sendiri belajar untuk menjadi pendeta. Tetapi, ketika berumur 10 tahun ia menolak menjadi pendeta. Ia bukan hanya kecewa pada pendidikan agama, tetapi juga pada pendidikan umumnya dan banyak memberi perhatian pada masalah pada kesusastraan dan estetika. Ia juga mendalami metodologi ilmiah dan prinsip moral yang diperlukan untuk menuntun kehidupan sosial. Ia menolak karir tradisional dalam filsafat dan berupaya mendapatkan pendidikan ilmiah yang dapat disumbangkan untuk pedoman moral masyarakat.
Hasratnya terhadap ilmu makin besar ketika dalam perjalanannya ke Jerman ia berkenalan dengan dengan psikologi ilmiah yang dirintis oleh Wilhelm Wundt. Beberapa tahun sesudah kunjungannya ke Jerman, Durkheim menerbitkan buku diantaranya adalah tentang pengalamannya selama di Jerman, penerbitan bukunya membantu Durkheim mendapatkan jabatandi jurusan filsafat Universitas Bordeaux tahun 1887. Di sinilah Durkheim pertama kali memberikan kuliah ilmu social di Universitas Perancis.
Hubungan Durkheim dengan pencerahan jauh lebih mendua ketimbang Comte. Durkheim dipandang sebagai pewaris tradisi pencerahan karena penekanannya pada sains dan reformisme social. Akan tetapi, Durkheim juga dipandang sebagai pewaris tradisi konservatif, khususnya seperti tercermin dalam karya Comte. Bedanya, sementara Comte tetap berada di luar dunia akademi, Durkheim mengembangkan basis akademi yang kokoh untuk kemajuan karirnya. Durkheim melegitimasi sosiologi di Prancis dan karyanya akhirnya menjadi kekuatan dominan dalam perkembangan sosiologi pada umumnya, dan perkembangan teori sosiologi pada khususnya.
Teori  dan gagasan :
      Perhatian Durkheim yang utama adalah bagaimana masyarakat dapat mempertahankan integritas dan koherensinya dimasa modern, ketika hal-hal latar belakang keagamaan dan etnik bersama tidak adalagi. Untuk. Mempelajari kehidupan sosial di kalangan masyarakat modern, Durkheim berusaha menciptakan salah satu pendekatan ilmiah pertama terhadap fenomena social. Bersama Herbert Spencer Drkheim adalah salah satu orang pertama yang menjelaskan keberadaan dan sifat berbagai bagian dari masyarakat dengan mengaju pada fungsa yang meraka lakukan dalam mempertahankan kesehatan dan keseimbangan masyarakat, suatu posisi yang telah dikenal sebagai fungsionalisme.
     Dalam bukunya "Pembagian Kerja dalam Masyarakat" (1893), Durkheim meneliti bagaimana tatanan sosial dipertahankan dalam berbagai bentuk masyarakat. Ia memusatkan perhatian pada pembagian kerja, dan meneliti bagaimana hal itu berbeda dalam masyarakat tradisional dan  masyarakt modern. Ia berpendapat bahwa masyarakat-masyarakat tradisionl bersifat 'mekanis' dan dipersatukan oleh kenyataan bahwa setiap orang lebih kurang sama, dan karenanya mempunyai banyak kesamaan di antara sesamanya. Dalam masyarakat tradisional. Kata Durkheim, kesadaran kolektif sepenuhnya mencakup kasadaran  individual, norma-norma  social kuat dan perilaku social diatur dengan rapi.
    Dalam masyarakat modern, demikian pendapatnya, pembagian kerja yang sangat kompleks menghasilkan solidaritas 'organik'. Spesialisasi yang berbeda-beda dalam bidang pekerjaan dan peranan social menciptakan ketergantungan yang mengikat orang kepada sesamanya, karena mereka tidak lagi dapat memenuhi seluruh kebutuhan mereka sendiri.
       Durkheim belakangan mengembangkan konsep tentang anomie dalam "Bunuh Diri", yang diterbitkannya pada 1897. Dalam bukunya ini, ia meneliti berbagai tingkat bunuh diri diantara orang-orang Protestan dan Katolik, dan menjelaskan bahwa control social yang lebih tinggi di antara orang katolik menghasilkan tingkat bunuh diri yang lebih rendah. Menurut Durkheim, orang mempunyai keterikatan tertentu terhadap kelompok-kelompok mereka, yang disebutnya integrasi social. Tingkat integrasi social yang secara abnormal tinggi atau rendah dapat menghasilkan bertambahnya tingkat bunuh diri. Menurut Durkheim masyarakat katolik mempunyai tingkat integrasi yang normal, sementara masyarakat protestan mempunhyai tingkat yang rendah. Karya ini telah mempengaruhi para pengajur teori control, dan seringkali disebut sebagai studi sosiologis yang klasik. 
Karya-karya :
Tahun-tahun berikutnya ditandai oleh serentetan kesuksesan pribadi. Tahun 1893 ia menerbitkan tesis doktornya, The Devision of Labor in society dalam bahasa Perancis dan tesisnya tentang Montesquieu dalam bahasa latin. Durkheim mengembangakan konsep masalah pokok sosiologi penting dan kemudian diujinya melalui studi empiris. Dalam The Rule of Sociological Method (1895/1982) Durkheim menekankan bahwa tugas sosiologi adalah mempelajari apa yang ia sebut sebagai fakta-fakta social. Ia membayangkan fakta social sebagai kekuatan (forces) dan struktur yang bersifat eksternal dan memaksa individu. Studi tentang kekuatan dan struktur berskala luas ini misalnya, hokum yang melembaga dan keyakinan moral bersama dan pengaruhnya terhadap individu. Dalam bukunya yang berjudul Suicide (1897/1951) Durkheim berpendapat bila ia dapat menghubungkan perilaku individu seperi bunuh diri itu dengan sebab-sebab social maka ia akan menciptakan alasan meyakinkan tentang pentingnya disiplin sosiologi.
Dalam The Rule of Sociological Method ia membedakan antara dua tipe fakta sosial : material dan nonmaterial. Meski ia membahas keduanya dalam karyanya, perhatian utamanya lebih tertuju pada fakta sosial nonmaterial (misalnya kultur, institusi social) ketimbang pada fakta sosial material (birokrasi, hokum). Perhatiannya terhadap fakta social nonmaterial ini terlihat jelas dalam karyanya yang paling awal, The Division of Labor in Society. Dalam buku ini perhatiannya tertuju pada upaya membuat analisis komparatif mengenai apa yang membuat masyarakat bisa dikatakan berada dalam keadaan primitive atau modern. Ia menyimpulkan bahwa masyarakat primitive dipersatukan terutama oleh fakta social nonmaterial, khususnya oleh kuatnya ikatan moralitas bersama, tetapi karena kompleksitas masyarakat modern, kekuatan kesadaran kolektif itu telah menurun. Ikatan utama dalam masyarakat modern adalah pembagian kerja yang ruwet, menurut Durkheim, pembagian kerja dalam masyarakat modern menimbulkan beberapa patologi. Dengan kata lain, divisi kerja bukan metode yang memadai yamg dapat menyatukan masyarakat, kecenderungan sosiologi konservatif Durkheim Terlihat ketika ia menganggap revolusi tak diperlukan untuk menyelesaikan masalah, menurutnya, berbagai reformasi dapat memperbaiki dan menjaga system social modern agar tetap berfungsi.
The Elementary Forms of Religious Life dalam karyanya ini ia memusatkan perhatian pada bentuk terakhir fakta social nonmaterial yakni agama. Durkheim yakin bahwa ia akan dapat secara lebih baik menemukan akar agama itu dengan jalan membandingkan masyarakat primitive yang sederhana ketimbang di dalam masyarakat modern yang kompleks. Temuannya adalah bahwa sumber agama adalah masyarakat itu sendiri. Masyarakatlah yang menentukan bahwa sesuatuitu bersifat sakral dan yang lainnya bersifat profan. Agama adalah cara masyarakat memperlihatkan dirinya sendiri dalam bentuk fakta social nonmaterial.
Pada 1898 Durkheim menerbitkan jurnal ilmiah L'annee Sociologique, jurnal ini sangat berpengaruh dalam perkembangan dan penyebaran pemikiran sosiologi. Durkheim dengan gigih membantu pertumbuhan sosiologi dan ia menggunakan jurnalnya sebagai sarana untuk membangun keloompok muridnya. Muridnya ini kemudian mengembangkan gagasan Durkheim dan menybarkannya ke berbagai aspek kehidupan sosial yang lain (Seperti sosiologi hokum dan sosiologi perkotaan).
Durkheim meninggal 15 November 1917 berusia 59 tahun, sebagai seorang tokoh intelektual Perancis Tersohor.

Sumber :
# Teori Sosiologi Modern : George Ritzer – Douglas J. Goodman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini