Selasa, 25 September 2012

KONFLIK KELAS MENURUT KARL MAX

NAMA : EKO WAHYUDI
NIM : 109051000119


Konflik Kelas Menurut Sudut Pandang Marx
 
Marx sering menggunakan istilah kelas dalam tulisan tulisanya, tetapi dia tidak pernah mendefinisikan secara sistematis apa yang dimaksud dengan istilah ini. Biasanya dia menggunakannya untuk menyatakan sekelompok orang yang berada didalam situasi yang sama dalam hubunganya dengan kontrol mereka terhadap alat alat produksi. Kelas, bagi marxselalu didefinisikan berdasarkan potensinya terhadap konflik. Individu individu membentuk kelas sepanjang mereka berada di dalam suatu konflik biasa dengan individu individu yang lain tentang nilai surplus. Di dalam kapitalisme terdapat konflik kepentingan yang inheren antara orang memberi upah para buruh dan para buruh yang kerja mereka diubah kembali menjadi nilai surplus. Konflik inheren inilah yang membentuk kelas – kelas.
Karena kelas didefinisikan sebagai sesuatu yang berpotensi menimbulkan konflik, maka konsep ini berbeda beda baik secara teoris maupun historis.richard Miller menyatakan bahwa " tidak ada aturan yang prinsipnya bisa digunakan untuk mengelompokan orang di dalam suatu masyarakat tanpa mempelajari interaksi interaksi yang aktual di antara proses – proses ekonomi di suatu sisi, dan antara proses – proses politis dan kultural di sisi lain."
Bagi Marx , sebuah kelas benar benar eksis hanya ketika orang menyadari kalau dia sedang berkonflik dengan kelas – kelas yang lain. Tanpa kesadaran in, mereka hanya akan membentuk apa yang disebut Marx dengan suatu kelas di dalam dirinya. Ketika mereka menyadari konflik, maka mereka menjadi suatu kelas yang sebenarnya, suatu kelas untuk dirinya.
ada dua macam kelas yang ditemukan Marx ketika menganalisis kapitalisme: borjuis dan proletar. Kelas borjuis meruakan nama khusus untuk para kapitalis dalam ekonomi modern. Mereka memiliki alat alat produksi dan memperkejakan pekerja upahan. Konflik antara kelas borjuis dan kelas proletar adalah contoh lain dari kontradiksi material yang sebenarnya. Kontradiksi ini berkembang hingga menjadi kontradiksi antara kerja dan kapitalis. Tidak satupun dari kontradiksi ini yang bisa diselesaikan kecuali dengan mengubah struktur kapitalis. Masyarakat akan semakin berisi pertentangan dua kelas besar yang berlawanan. Kompetisii dengan toko toko besar dan rantai monopoli yang akan mematikan bisnis – bisnis kecil dan independen. Semua orang yang digantikan ini akan terpaksa turun kelas menjadi proletariat. Marx menyebut pembengkakan yang tak terelakan di dalam jumlah proletariat ini dengan proletarianisasi.
Marx meramalkan suatu situasi dimana masyarakat akan terdiri dari secuil kalangan kapitalis eksploitatif dan kelas prolatariat serta "tentara cadangan" industri yang sangat besar. Dengan mereduksi banyak orang dalam kondisi ini, kapitalisme menciptakan massa yang akan membawanya kepada keruntuhan. Makin terpusatnya kerja pabrik, sebagaimana kepilihanya, memperhebat kemungkinan resistensi yang terorganisasi terhadap kapitalisme. Dan semua inilah yang akan membawa pada revolusi.
Kapitalis tentu saja akan mencegah revolusi ini. Misalnya, mereka mensponsori petualang petualang kolonial yang bertujuan memindahkan paling tidak sebagian beban eksploitasi dari negri mereka ke tanah jajahan. Dan bagaimanapun, di dalam pandangan Marx, usaha usaha ini pasti mengalami kegagalan, karena kapitalis dan para pekerja sama sama dikontrol oleh aturan aturan kapitalis. Kapitalis yang baik hatipun akan dipaksa untuk meningkatkan eksploitasi atas para pekerjamereka untuk berkompetisi: "didalam kenyataan, hukum akumulasi kapitalis, yang diubah bentuknya oleh para ekonom menjadi seolah olah hukum alam, semata mata hanya menyatakan bahwa sifat dasar akumulasi mengecualikan setiap penyusutan dalam tingkatan eksploitasi.
Biasanya Marx tidak menyalahkan tindakan golongan borkuis secara individual, dia melihat tindakan ini ditentukan oleh logika sistem kapitalis. Logika sistem kapitalis memaksa kapitalis menghasilkan lebih banyak proletariat yang tereksploitasi, dan orang orang inilah yang akan mengakhiri kapitalisme melalui revolusi mereka. "oleh karena itu, kaum borjuis sedang menggali kuburan mereka sendiri.
 
    Modal Produksi
Klaim umum materialisme historis Marx adalah bahwa cara orang menyediakan kebutuhan kebutuhan material mereka menentukan atau, secara umum, mengondisikan hubungan hubungan antar mereka, institusi institusi sosial mereka,  dan bahkan ide ide mereka yang lazim. Karena pentingnya cara orang memenuhi kebutuhan kebutuhan mereka, serta relasi relasi ekonomi yang terjadi, maka hal ini sering disebut sebagai dasar. Sementara relasi – relasi nonekonomi, institusi – institusi sosial yang lain dan ide-ide,disebut sebagai superstruktur.
Di dalam proses produksi sosial yang dilakukanya, manusia memasuki relasi-relasi tertentu yang niscaya dan tidak bergantung pada keinginanmereka. Relasi-relasi produksi ini tergantung pada suatu langkah tertentu dari perkembangan kekuatan – kekuatan produksi material mereka. Totalitas hubungan-hubungan produksi ini membentuk struktur ekonomi masyarakat,yang merupakan fondasi sebenarnya dari suaatu superstruktur hukum dan politik yang berhubungan satu banding satu dengan bentuk – bentuk kesadaran sosial yang jelas. Pada tahap tertentu dari perkembangan mereka, kekuatan-kekuatan produksi material didalam masyarakat berkonflik dengan relasi relasi produksi yang ada atau, apalagi kalau bukan ekspresi legal dari hal yang sama dengan relasi properti tempat mereka bekerja sebelumnya. Dari bentuk bentuk perkembangan kekuatan – kekuatan produksi ini, relasi – relasi tersebut berubah menjadi kendala-kendala yang mengikat. Kemudian munculah suatu periode revolusi sosial. Ketika fondasi ekonomi mengalami perubahan, keseluruhan superstruktur juga mengalami perubahan yang lebih kurang sama.
Kutipan diatas berangkat dari kekuatan – kekuatan produksi material. Kekuatan tersebut adalh alat alat yang aktual,mesin-mesin, pabrik-pabrik, dan seterusnya, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Relasi-relasi produksi merujuk kepada jenis asosiasi atau perkumpulan yang diciptakan manusia satu sama lain di dalam memenuhi kebutuhan mereka. Teori Marx menyatakan bahwa suatu masyarakat akan cenderung mengadopsi sistem relasi relasi sosial terbaik yang memfasilitsai pekerjaan daan perkembangan kekuatan-kekuatan produktifnya.
Ekonomi kapitalis memiliki relasi-relasi yang unik antar orang-orang, dan mereka menaruh harapan harapan tertentu, kewajiban-kewajibanm dan  tugas-tugas. Misalnya para buruh harus menunjukan kelebihan tertentu pada kapitalis jika merka ingin tetap bekerja. Bagi Marx, yang penting di dalam relasi-relasi produksi ini adalah kecendrungan mereka terhadap konflik kelas, akan tetapi memungkinkan juga untuk melihat dampak relasi-relasi produksi ini terhaddap keluarga dan relasi-relasi yang personal.
 
Ideologi
Perubahan-perubahan yang penting untuk perkembangan kekuatan-kekuatan produksi tidak hanya cenderung dicegah oleh relasi-relasi yang sedang eksis, akan tetapi juga oleh relasi-relasi pendukung, institusi-institusi, dan khususnya, ide umum. Ketika ide-ide umum menunjukan fungsi ini, Marx memberikan nama khusus terhadapnya: ideologi. Sebagaimana halnya dengan istilah-istilah yang lain, Marx tidak selalu persis tenteng penggunaan kata ideologi. Dia menggunakan kata tersebut untuk menunjukan bentuk ide-ide yang berhubungan. Pertama, ideologi merujuk kepada ide-ide yang seara ilmiyah muncul setiap saat di dalam kapitalisme, akan tetapi, karena hakikat kapitalisme, mereflesikan realitas di dalam suatucara yang terbalik. Untuk hal ini dia menggunakan metafora kamera obscura, yang mengunakan optik quirk untuk menunjukan bayang-bayang nyata yang nampak terbalik. Inilah tipe ideologi yang dipresentasikan oleh fetisisme komoditas atau oleh uang. Walaupun pada hakikatnya kitalah yang memberikan nilai kepada uang tersebut, akan tetapi yang sering terlihat adalah bahwa uanglah yang memberi kita nilai. Sehingga dalam kehidupan sehari hari kita harus memperlakukan uang seolah olah memiliki nilai sendiri.
Tipe ideologi ini mudah terganggu karena didasarkan pada kontrakdisi-kontrakdisi material yang mendasarinya. Nilai manusia tidak benar-benar tergantung pada uang, dan kita sering menemui orang yang hidup membuktikan kontradiksi-kontradiksi itu. Faktanya, disinilah level yang kita sering menjadi sadar akan kontradiksi-kontradiksi material yang diyakini Marx akan membawa kapitalisme ke fase selanjutnya. Misalnya, kita menjadi sadar bahwa ekonomi bukanlah sebuah sistem objektif dan independen, melainkan sebuah ranah politis.
Ketika gangguan gangguan muncul dan kontradiksi-kontradiksi material mendasar terungkap, tipe kedua ideologi akan muncul. Disini Marx menggunakan istilah ideologi untuk menunjukan kepada sistem-sistem aturan ide-ide yang sekali lagi berusaha menyembunyikan kontradiksi-kontradiksi yang berada di pusat kapitalis. Pada kebanyakan kasus, mereka menggunaka salah satu dari tiga cara berikut; 1) mereka menghadirkan suatu sistem ide yang menjadikan kontradiksi-kontradiksi tampak koheren. 2) mereka menjelaskan pengalaman-pengalaman tersebut yang mengungkapkan kontradiksi-kontradiksi, biasanya sebagai problem-problem personel atau keanehan – keanehan individual, atau 3) mereka menghadirkan kontradiksi kapitalis sebagai yang benar benar menjadi suatu kontradiksi pada hakikat manusia dan oleh karena itu suatu hal yang tidak bisa dipenuhi oleh perubahan sosial.
Kebebasan, Persamaan, dan Ideologi. Menurut Marx, ide ide kita tentang kebebasan dan persaman muncul dari kapitalisme. Walaupun kita percaya bahwa kebebasan dan persamaan adalah hal yang jelas, akan tetapi studi historis apapun akan membuktikan sebaliknya. Kebanyakan masyarakat akan menganggap ide bahwa semua orang secara esensial sama sebagai sesuatu yang absurd. Bagi kebanyakan kebudayaan sepanjang sejarah, perbudakan tampak sebagai suatu yang alamiyah. Sekarang, dibawah kapitalisme, kita mempercayai hal sebaliknya. Ketidaksmaan itu absurd dan perbudakan itu buknlah suatu yang alamiyah. Marx berfikir bahwa perubahan dalam ide-ide kita ini bisa ditelusuri jejaknya dalam praktik-praktik kapitalisme. Tindakan pertukaran yang merupakan dasar kapitalisme mengandalkan persamaan manusia yang melakukan pertukaran, sebagaimana dia juga mengendalikan adanya persamaan komoditas-komoditas yang dipertukarkan. Perbedaan-perbedaan kualitatif nilai guna komoditas itu tertutupi oleh nilai tukarnya. Dengan kata lain, apel dan jeruk dibuat sama dengan mereduksinya menjadi sekadar nilai moneter masing masing.
Kemudian, di dalam pertukaran diasumsikan adanya  kebebasan, karena setiap partner pada pertukaran diandaikan memiliki kebebasan untuk melakukan pertukaran atau tidak. Ide pertukeran kapitalis berarti bahwa komoditas-komoditas tidak di dapat dari paksaan, melainkan dipertukarkan secara bebas. Marx menyimpulkan bahwa "persamaan dan kebebasan tidak hanya berhubungan di dalam pertukaran yang didasarkan pada nilai tukar, melainkan pertukaran nilai tukar merupakan dasar produktif sebenarnya dari semua persamaan dan kebebasan ."meskipun demikian, Marx percaya bahwa praktik-praktik kapitalis justru terjadi di dalam pandangan tentangkebebasan yang terbalik. Kelihatanya kita memang bebas, akan tetapi pada knyataannya, modalah yang bebas dan kita diperbudak.
Bagi Marx, kebebasan berarti kemampuan untuk mengontrol kerja kita sendiri dan produk-produknya. Walaupun individu-individu di bawah kapitalisme tampak bebas, akan tetapi pada hakikatnya mereka tidak bebas. Kita bisa melihat bahwa level pertama ideologi kbebasan dan persamaan yang sebenarnya. Kapitalah yang dengan bebas dan sejajar dipertukarkan, kapitalah yang diterima tanpa pransangka, kapitalah yang mampu melakukan apa yang di inginkanya, bukan kita. Sebagaimana kita catat diatas, tipe pertama ideologi ini dengan mudah dikacaukan, dan kesadaran kita tentang kekacauan ini membawa kapitalisme ke fase selanjutnya.
Marx percaya bahwa sistem kapitalis tidak setara secara inheren. Para kapitalis secara otomatis memperoleh keuntungan berlebih dari sistem kapitalis, sementara para pekerja otomatis dirugikan.di bawah kapitalisme, orang-orang yang memiliki alat-alat produksi, yang memiliki modal, membuat uang dari uang mereka.
Aturan kapitalisme direflesikan di dalam ungkapan umum bahwa orang kaya akan bertambah kaya dan orang miskin akan bertambah miskin. Peningkatan ketidaksetaraan akan membentuk sitem kapitalisme. Di dalam contoh ini kita tidak hanya melihat dua tipe ideologi, akan tetapi juga contoh lain tentang bagaimana Marx memandang bahwa kapitalisme adalah sesuatu yang baik. Ide-ide kebebasan dan kesetaraan muncul dari kapitalisme itu sendiri, dan ide-ide inilah yang membawa kita kepada pembubaran kapitalisme, menjadi komunisme.
 
Agama
Marx melihat agama sebagai sebuah ideologi. Dia merujuk pada agama sebagai candu masyarakat, namun sebaiknya kita simak seluruh catatanya :kesukaran agama-agama pada saat yang sama merupakan ekspresi dari kesukaran yang sebenarnya dan juga protes melawan  kesukaran yang sebenarnya. Agama adlah nafas lega makhluk yang tertindas, hatinya dunia yang tidak punya hati, spiritnya kondisi yang tanpa spirit. Agama adalah candu masyarakat.
Marx percaya bahwa agama, seperti halnya ideologi, mereflesikan suatu kebenaran, namun terbalik.karena orang orang tidak bisa melihat bahwa kesukaran dan ketertindasan mereka diciptakan oleh sistem kapitalis, maka mereka diberikan suatu bentuk agama. Marx dengan jelas menyatakan bahwa dia tidak menolak agama, pada hakikatnya, melainkan menolak suatu sistem yang mengandung ilusi ilusi agama.
bentuk keagamaan ini mudah dikacaukan dan oleh karena itu selalu berkemungkinan untuk menjadi dasar suatu gerakan revolusioner. Kita juga melihatbahwa gerakan-gerakan keagamaan sering berada di garda depan dalam melawan kapitalisme. Meskipun demikian , Marx merasa bahwa agama khususnya menjadi bentuk kedua ideologi dengan menggambarkan ketidakadlian kapitalisme sebagai sebuah ujian bagi keyakinan dan mendorong perubahan revolusioner ke akhirat. Dengan acara ini, teriakan orang-orang tertindas jurtru digunakan untuk penindasan selanjutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini