Selasa, 25 September 2012

E.Durkheim_dahlan JNR 1b_tugas ke-2

EMILE DURKHEIM
DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD ZAENI DAHLAN (1112051100030)
TUGAS SOSIOLOGI KE-2
 
DOSEN PEMBIMBING : Tantan Hermansyah,M.Si
 
Jurusan Jurnalistik
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
JAKARTA
Tahun 2012/2013
 
 
Kata Pengantar
 
            Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat dan karunianya. Shalawat serta salam tak lupa kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, atas berkat rahmat-Nya makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu.
            Makalah dengan tema EMILE DURKHEIM  ini kami susun dalam rangka menyelesaikan tugas dari dosen kami  Bapak Tantan Hermansyah.Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan kami tentang Ilmu sosiologi.
            Makalah ini terdiri dari 5 (lima) sub-bab, yaitu fakta social,pembagian kerja,agama,fungsionalisme dan anomali menurut Emile Durkheim.Kami  berharap agar makalah ini dapat memberikan pelajaran dan rujukan bagi semua orang yang suka belajar dan bersosialisasi dalam masyarakat.
                                               
                                                                                                 
 
                                                                                           
                                                                                                     Jakarta,September 2012
                                                                                               
 
 
M.Zaeni Dahlan
 
 
 
 
 
 
       Dalam pembahasan kali ini saya akan menerangkan beberapa teori yang telah saya rangkum dari beberapa buku sosiologi menurut pandangan Emile Durkheim,diantaranya :
-Fakta Sosial
-Pembagian Kerja (division of  labour)
-Agama
-Fungsionalisme
-Anomali
 
1.      Fakta Sosial
        Emile Durkheim mengembangkan konsep masalah pokok sosiologi penting dan kemudian diujinya melalui studi empiris.Dalam the rule of sociological method (1895/1982) Durkheim menekankan bahwa tugas sosiologi adalah mempelajari apa yang ia sebut sebagai fakta-fakta social.Ia membayangkan fakta social sebagai kekuatan (forces)(takla dan pope,1985) dan struktur yang bersifat eksternal dan memaksa individu.Studi tentang kekuatan dan struktur berskala luas ini misalnya,hukum yang melembaga dan keyakinan moral bersama dan pengaruhnya terhadap individu menjadi sasaran studi banyak teoritisi sosiologi dikemudian hari (misalnya parsons).Dalam bukunya yang berjudul suicide (1897/1951) Durkheim berpendapat bahwa bila ia dapat menghubungkan perilaku individu seperti bunuh diri itu dengan sebab-sebab social (fakta social) maka ia akan dapat menciptakan alasan meyakinkan tentang pentingnya disiplin sosiologi.Tetapi Durkheim tak sampai menguji mengapa individu A atau B melakukan bunuh diri,ia lebih tertarik terhadap penyebab yang berbeda-beda dalam rata-rata perilaku bunuh diri dikalangan kelompok,wilayah,Negara dan dikalangan golongan individu yang berbeda misalnya antara orang yang kawin dan lajang.Argumen dasarnya adalah bahwa sifat dan perubahan fakta sosiallah yang menyebabkan perbedaan rata-rata bunuh diri.
          Dalam the rule of sociological method ia membedakan antara dua tipe fakta social : material dan nonmaterial.meski ia membahas keduanya dalam karyanya,perhatian utamanya lebih tertuju pada fakta social nonmaterial (misalnya kultur,institusi social) ketimbang pada fakta sosial material (birokrasi,hukum).perhatiannya terhadap fakta social nonmaterial ini telah jelas dalam karyanya paling awal,the division of labour in society (1893/1964).
2.      Pembagian kerja (division of  labour)
          Dalam bukunya ini,Emile Durkheim menerangkan bahwa perhatiannya tertuju pada upaya membuat analisis komparatif mengenai apa yang membuat masyarakat bisa dikatakan primitive atau modern.ia menyimpulkan bahwa masyarakat primitive dipersatukan terutama oleh fakta social nonmaterial,khususnya oleh kuatnya ikatan moralitas bersama,atau oleh apa yang ia sebut sebagai kesadaran kolektif yang kuat.tetapi karena kompleksitas masyarakat modern,kekuatan kesadaraan kolektif itu telah menurun.ikatan utama dalam masyarakat modern adalah pembagian kerja yang ruwet,yang mengikat orang yang satu dengan orang lainnya dalam hubungan saling tergantung.tetapi menurut Durkheim,pembagian kerja dalam masyarakat modern menimbulkan beberapa patologi (pathologies).dengan kata lain,divisi kerja bukan metode yang memadai yang dapat membantu menyatukan masyarakat.kecenderungan sosiologi konservatif Durkheim terlihat ketika ia menganggap revolusi tak diperlukan untuk menyelesaikan masalah.menurutnya,berbagai reformasi dapat memperbaiki dan menjaga system social modern agar tetap berfungsi.meski ia mengakui bahwa tak mungkin kembali kemasa lalu dimana kesadaran kolektif masih menonjol,namun ia menganggap bahwa dalam masyarakat modern moralitas bersama dapat diperkuat dan karena itu manusia akan dapat menanggulangi penyakit social yang mereka alami dengan cara yang lebih baik.
3.      Agama
         Dalam bukunya the elementary forms of religious life (1912/1965),ia memusatkan perhatian pada bentuk terakhir fakta social nonmaterial yakni agama.dalam karya ini Durkheim membahas masyarakat primitive untuk menemukan akar agama.durkheim yakin bahwa ia akan dapat secara lebih baik menemukan akar agama itu dengan jalan membandingkan masyarakat primitive yang sederhana ketimbang didalam masyarkat modern yang kompleks.temuannya adalah bahwa sumber agama adalah masyarakat itu sendiri.masyarakatlah yang menentukan bahwa sesuatu itu bersifat sakral dan yang lainnya bersifat profane,khususnya dalam kasus yang disebut totemisme.dalam agama primitive (totemisme) ini benda-benda seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang didewakan.durkheim menjelaskan bahwa masyarakat dan agama adalah satu dan sama (kesatuan kolektif).
         Dalam karangannya itu Durkheim menyimpulkan bahwa  "Agama sesungguhnya adalah masalah social."dan ia juga meyakini bahwa  "agama adalah hal primitive dari segala fenomena sosial.semua manifestasi lain dalam aktivitas kolektif  berasal dari agama dan melalui berbagai transformasi secara berturut-turut antara lain menyangkut hukum,moral,seni,bentuk politik dsb."
4.      Fungsionalisme
         Durkheim membedakan antara sebab dengan fungsi,namun ancaman dan kebutuhan akan adanya tertib social merupakan penyebab terjadinya pembagian kerja,penalaran demikian dapat dianggap sebagai teleology yang tidak tepat,sebab akibat pembagian kerja meruopakan penyebab pula dari pembagian kerja.walaupun Durkheim mengingatkan perihal analisa teleologis yang kadang-kadang tidak benar,dia sendiri kadangkala terjerumus kedalamnya.kemungkinan besar penyebabnya adalah pembentukan asumsi-asumsi organismik kedalam analisa sosiologis.walaupun Durkheim memberikan tekanan pada keseluruhan system social,namun dengan memasukkan asumsi-asumsi organismik seperti fungsi,kebutuhan,keadaan normal,patologi dsb,dia memasukkan konsep-konsep tersebut kedalam teori-teori sosiologi selama hamper tiga-perempat abad lamanya.namun perlu diakui bahwa analisanya terhadap topic-topik substantif,menyebabkan anlisa secara fungsional menjadi suatu cara yang sangat disukai para sosiolog selama beberapa generasi.
5.      Anomali
           Untuk sampai kesebuah moral baru kita tidak cukup hanya membicarakannya,tetapi pertama-tama harus mempercepat momen terjadinya reformasi yang bertujuan unuk membangun solidaritas baru antar individu.
           Saat ini "lingkup kehidupan kolektif tunduk pada peraturan yang menjadi perantaranya.dari situasi anomie inilah asal-usul berbagai konflik yang tiada henti bermunculan beserta kekacauan segala jenisnya seperti yang diberikan oleh dunia ekonomi sehingga menyajikan pemandangan yang menyedihkan,sia-sia saja kita menjustifikasi ketidakteraturan ini dengan menilai bahwa hal ini akan mendukung perkembangan kebebasan individu.tidak ada yang lebih keliru lagi selain antagonisme  antara otoritas pemegang peraturan dengan kebebasan individu.sebaliknya kebebasan itu sendiri adalah hasil dari peraturan."
           Durkheim sendiri yakin bahwa orang harus membentuk pengelompokan-pengelompokan professional baru,korporasi baru yang mempertautkan seluruh pekerjaan yang berkolaborasi dalam sector kehidupan ekonomi : "jika anatomie itu sebuah kejahatan,itu semata-mata karena masyarakat memang menderita dan meraka tidak dapat hidup tanpa kohesi dan keteraturan.agar anatomie bisa diakhiri maka harus ada atau harus dibentuk satu kelompok  yang bisa berbentuk system peraturan yang faktanya memang masih kurang memadai.masyarakat politiksecara keseluruhan ataupun Negara sebenarnya tidak bisa dibangun dari fungsi ini : kehidupan ekonomi,karena bersifat sangat khusus dan setiap hari mengalami spesialisasi,mulai terlepas dari kompetensi dan tindakannya.aktivitas sebuah profesi hanya bisa diatur secara efektif oleh sebuah kelompok yang cukup dekat dengan profesi itu,baik untuk mengenali fungsinya untuk merasakan segala kebutuhan dan kemampuan untuk mengikuti seluruh variasinya."
Orang boleh saja meragukan penyesalan ini,yang jadi masalah hanya tidak ada peraturan ekonomi yang bisa mengarah pada perang social dan kesengsaraan moral,sama seperti tidak adanya peraturan internasional yang telah memicu perang dunia.
 
 
 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
 
George Ritcher dan Douglas J.Goodman. edisi 6. "Teori Sosiologi Modern".
Soekanto,Soerjono. "Mengenal tujuh tokoh Sosiologi".
Philippe Cabin dan Jean. "Sosial,Sejarah dan berbagai pemikirannya".
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini