Pertentangan kelas
Menurut Karl Marx, kehadiran konflik didasarkan pada pemilikan sarana- sarana produksi. Dimana pemilikan sarana-sarana produksi tersebut menyebabkan adanya perbedaan hak kepemilikan atas sarana-sarana produksi yang dimiliki oleh setiap individu atau kelompok. Dan perbedaan kepemilikan itulah yang kemudian akan menjadi unsur pokok adanya pemisahan kelas di dalam masyarakat. "Barang siapa memiliki sarana produksi lebih besar, maka dialah yang akan menduduki kelas atas. Sedangkan barang siapa yang memiliki sarana produksi lebih sedikit atau bahkan tidak memiliki sarana produksi, maka dialah yang akan menduduki kelas bawah."
Oleh karenanya, Marx mengajukan konsepsi mendasar tentang masyarakat kelas dan perjuangannya. Dalam hal ini, Marx tidak mendefinisikan kelas secara panjang lebar tetapi ia menunjukkan bahwa dalam masyarakat, terdiri dari kelas pemilik modal (kelas borjuis) dan kelas pekerja miskin (kelas proletar). Kedua kelas ini berada dalam suatu struktur sosial hirarkis, dimana kaum borjuis melakukan eksploitasi terhadap kaum proletar dalam proses produksi. Eksploitasi ini akan terus berjalan selama kesadaran semu eksis (false consiousness) dalam diri proletar, yaitu berupa rasa menyerah diri, menerima keadaan apa adanya tetap terjaga.
Ketegangan hubungan antara kaum proletar dan kaum borjuis mendorong terbentuknya gerakan sosial besar, yaitu revolusi, yang pada akhirnya akan mengarah pada perubahan sosial di masyarakat. Ketegangan tersebut terjadi jika kaum proletar telah sadar akan eksploitasi kaum borjuis terhadap mereka. Sehingga memutuskan untuk mengorganisasi massa menjadi gerakan sosial yang besar untuk diarahkan pada perjuangan menuju prubahan sosial yang lebih baik, seperti yang mereka inginkan.
Agama sebagai Candu
Bagi Marx, agama merupakan medium dari ilusi sosial. Dalam agama tidak ada pendasaran yang real objektif bagi manusia untuk mengabdi pada kekuasaan supranatural. Ia justru melihat bahwa agama tidak berkembang karena ada kesadaran dari manusia akan pembebasan sejati namun karena kondisi yang diciptakan oleh orang-orang yang memiliki kuasa untuk melanggengkan kekuasaannya. Propaganda inilah yang disebutnya sebagai candu bagi masyarakat. Berkaitan dengan hal ini Marx mengkritik agama Kristen yang telah mempropagandakan etika ketertundukan. Dalam etika ketertundukan itu manusia hanya bisa tunduk terhadap segala aturan yang dilegitimasi sebagai aturan dari Allah. Manusia pasif dan menerima penderitaan sebagai karunia, sebagai sarana untuk mencapai kebahagiaan kekal. Ini mengindikasikan bahwa manusia akhirnya hanya bisa menerima penderitaannya tak berbuat apa-apa. Justru sikap tunduk inilah yang menguntungkan kaum kapitalis yang nota bene menguasai roda perekonomian. Dalam konteks ini Marx melihat bahwa agama adalah ekspresi langsung dari kelas yang berkepentingan, kelas yang dominan secara ekonomi bahkan politik yaitu kelas kapitalis.
Ideologi
The communist Manifesto (1848), adalah suatu karya besar yang ditandai dengan slogan-slogan politik (misalnya kaum buruh bersatulah). Suatu penilaian atas peradaban kapitalis yang ambivalen yaitu peradaban yang menjadikan sesuatu menjadi mungkin dan menyingkirkan realisasi diri, potensi kemanusiaan. kontradiksi-kontradiksi juga akan muncul antara cara-cara produksi dan hubungan produksi. Karl Marx mengartikan ideologi sebagai keseluruhan ide yang dominan dan diusung oleh masyarakat sebagai kelompok sosial dalam bingkai atau batasan ekonomi dan menjadi semacam refleksi atas bingkai.
Das Capital, ditulis dalam 3 jilid, dan jilid pertama diterbitkan pada tahun 1867 dan kedua jilid lainnya setelah Marx meninggal. Tulisan ini meruapakan gamabaran kegagalan revolusi politik tahun 1848, dimana akhirnya Marx menarik diri dari aktivitas revolusioner dan beralih ke kegiatan penelitian tentang kapital. Marx menjadi sangat terkenal atas karya ini dan menjadi pimpinan The International sebuah gerakan buruh internasional dan sangat aktif mencurahkan perhatian pada gerakan ini.
Menurut Marx kontradiksi harus terjadi di tingkat sejarah yang bertolak dari materi(bukan sejarah idea), dengan mengambil kekuatan dari Imanuel Kant dan Hegel yaitu mengenai model kontradiksi, dialektika, dan sejarah. Dalam gambaran karikatural "historis Idealisme" ia hal itu bagaikan orang yang berjalan dengan kepalanya, sehingga kaki-kakinya tidak pernah menyentuh bumi. Berbeda dengan materialisme historis, adalah manusia yang sempurna ia berjalan dengan kakinya (kakinya benar-benar menyentuh bumi). Menurut Marx, ide jauh dari bumi sedangkan materi menjejakkan kakinya di bumi, jadi sebenarnya yang mengubah masyarakat dari waktu ke waktu itu adalah materi.
Dasar atau fundamen masyarakat terletak dalam kehidupan materilnya. Dengan bekerja manusia menghasilkan (berproduksi) untuk dirinya sendiri dan untuk masyarakat. Karena pada dasarnya manusia itu produkti, artinya untuk bertahan hidup manusia perlu bekerja di dalam dan dengan alam dengan bekerja seperti mereka mendapatkan makanan, pakaian, perumahan, dan kebutuhan lain yang memungkinkan mereka hidup. Produktivitas mereka bersifat alamiah, yang memungkinkan mereka mewujudkan dorongan kreatif mendasar yang mereka miliki. Dorongan ini yang mewujudkan mereka bersama dengan orang lain. Dengan kata lain manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial. Mereka perlu bekerjasama untuk menghasilkan segala sesuatu yang mereka perlukan untuk hidup.
Kritik agama yang dilancarkan oleh Marx di atas sebenarnya merupakan langkah awal atau sebagai 'pintu gerbang' untuk memasuki wilayah kritik masyarakat. Bagi Marx, kritik agama tidak akan mengubah keadaan manusia yang menderita. Yang dibutuhkan adalah kritik masyarakat, agar agama tidak lahir. Dengan demikian, dapat dikatakan di sini bahwa kritik surga menjadi kritik dunia, kritik agama menjadi kritik hukum, dan kritik teologi menjadi kritik politik
Mode Produksi
Bagi Marx, struktur sosial tidak tercipta secara acak. Ia berpendapat terdapat pola yang cukup pasti dalam hal cara masyarakat di berbagai tempat di dunia, pada berbagai masa dalam sejarah, mengorganisasi produksi benda-benda material. Teori tentang sejarah dan masyarakat ini disebut materialisme historis. Unsur-unsur yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :
Pertama, semua masyarakat yang ada kini atau ada sejak dahulu hingga kini menunjukkan salah satu dari lima cara mengorganisir produksi. Cara-cara memproduksi ini disebut Marx sebagai mode produksi. Kelima mode (secara urut) adalah komunis primitif, kuno, feodal, kapitalis, dan komunis.
Kedua, terpisah dari mode produksi pertama dan terakhir yakni mode komunis primitif dan komunis setiap mode memiliki satu kesamaan ciri khas, yaitu produksi benda material itu berbasis kelas. Meskipun istilah kelas memiliki kegunaan yang berbeda di mana saja dalam sosiologi (dan dalam segala macam penggunaan dalam pembicaraannya) penggunaan Marxis cukup spesifik. Menurut Marx, pada semua masyarakat non-komunis pada mode kuno, feodal dan kapitalis hanya ada dua kelas yang penting. Ada kelas yang memiliki sarana produksi ini menjadi harta kekayaan mereka dan ada kelas yang tidak memiliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar