Selasa, 25 September 2012

EmileDurkheim_Moh.Firman.HadiJRN1B_ TugasKe2

EMILE DURKHEIM
DISUSUN OLEH:
Muhammad Firman Hadi (1112051100038)
TUGAS SOSIOLOGI KE-2


Dalam pembahasan kali ini saya akan menjelaskan beberapa teori yang telah saya dapatkan dari beberapa buku sosiologi menurut pandangan Emile Durkheim,diantaranya :
Fakta Sosial
Pembagian Kerja (division of labour)
Agama
Fungsionalisme
Anomali

I. FAKTA SOSIAL

Durkheim mengembangkan masalah pokok sosiologi penting dan kemudian diujinya melalui studi empiris. Dalam bukunya The Rule of Sociological Method (1895/1982) Durkheim menegaskan bahwa tugas sosiologi adalah mempelajari apa yang disebut fakta-fakta sosial. Dukheim mendeskripsikan fakta sosial sebagai kekuatan (forces) dan struktur yang bersifat eksternal serta memaksa individu. Ia juga menegaskan bahwa tugas sosiologi ialah mempelajari apa yang disebut sebagai fakta-fakta sosial. Dengan demikian durkhiem membaginya menjadi dua fakta sosial yaitu :
1. Material : yaitu suatu barang yang dapat disimak, ditangkap dan diobservasi. Contohnya arsitektur dan norma hidup.
2.  Nonmaterial : sesuatu yang dianggap nyata atau eksternal, contohnya egoisme dan opini.
Durheim menyatakan bahwa fakta sosial tidak selelu berbrntuk sebagai sesuatu yang nyata. Melainkan Sebagian suatu yang dianggap sebagai barang. Beberapa fakta sosial yang dijelaskan Durheim seperti arsitektur dan norma hukum merupakan suatu barang yang berbentuk material. Sedangkan fakta sosial yang lain seperti opini hanya dapan dinyatakan sebagai suatu barang, tidak dapat diraba. Fakta sosial yang berbentuk material mudah dipahami. Norma hukum jelas merupakan suatu barang yang nyata dan berpengaruh terhadap kehidupan individu. Lalu Durkheim menyimpulkan bahwa masyarakat primitif dipersatukan oleh fakta sosial non material, khusunya oleh kuatnya ikatanan moralitas bersama.  

II. Pembagian Kerja (Division of Labour)
            Pemikiran Durkheim dalam The Division of Labour in Society sebenarnya pembelaan atas modernitas. Merupakan menyanggah pandangan bahwa industrialisasi dapat mengakibatkan hancurnya tatanan sosial. Durkheim berpendapat bahwa surutnya otoritas keyakinan-keyakinan moral tradisional bukanlah indikasi adanya disentegrasi sosial melainkan perubahan sosial , pergeseran nilai historis dari suatu bentuk tatanan sosial yang didasarkan pada keyakinan bersama dan control yang ketat atau solidaritas mekanis menuju tatanan yang berdasarkan ketergantungan antar-individu yang relative otonom (solidaritas organis).
Dengan kata lain pembagian kerja bukan metode yang memadai yang dapat membantu menyatukan masyarakat. kecenderungan sosiologi konservatif Durkheim terlihat ketika ia menganggap revolusi tak diperlukan untuk menyelesaikan masalah.menurutnya,berbagai reformasi dapat memperbaiki dan menjaga sistem sosial modern agar tetap berfungsi.meski ia mengakui bahwa tak mungkin kembali kemasa lalu dimana kesadaran kolektif masih menonjol,namun ia menganggap bahwa dalam masyarakat modern moralitas bersama dapat diperkuat dan karena itu manusia akan dapat menanggulangi penyakit social yang mereka alami dengan cara yang lebih baik.
III.  AGAMA

Dalam bukunya yang berjudul 'Les Formes Elementaires De La Vie Religion' ( bentuk-bentuk awal kehidupan agama), yang diterbitkan dalam bahasa perancis pada tahun 1912. ia memusatkan perhatian pada bentuk terakhir fakta social nonmaterial yaitu agama.dalam karya ini Durkheim membahas masyarakat primitive untuk menemukan akar agama. Durkheim melihah bahwa semua agama membedakan antara hal-hal yang dianggap sakral dan yang dianggap profan.
Durkhein membuat definisi agama sebagai berikut, suatu agama adalah sebuah sistem kepercayaan atau tingkah laku yang berhubungan dengan hal-hal yang dianggap sakral, yaitu hal-hal yang dipisahkan seperti kepercayaan dan perilaku yang mempersatukan semua penganutnya menjadi satu komunitas moral, yaitu berdasarkan nilai-nilai bersama yang disebut umat. Dengan kata lain, masyarakat yang tidak ingin terpecah harus memerlukan agama untuk mempersatukan masyarakat tersebut. Walaupun Durkheim sendiri seorang atheis, dalam semua karyanya ia berulang kali menekankan sumbangan positif agama terhadap persatuan masyarakat.

Dalam karangannya itu Durkheim menyimpulkan bahwa "Agama sesungguhnya adalah masalah social."dan ia juga meyakini bahwa "agama adalah hal primitive dari segala fenomena sosial.semua manifestasi lain dalam aktivitas kolektif berasal dari agama dan melalui berbagai transformasi secara berturut-turut antara lain menyangkut hukum,moral,seni,bentuk politik dsb."
IV. FUNGSIONALISME

Durkheim membedakan antara sebab dengan fungsi, namun ancaman dan kebutuhan akan adanya tertib social merupakan penyebab terjadinya pembagian kerja. Penalaran demikian dapat dianggap sebagai teori yang tidak tepat, sebab akibat pembagian kerja dapat memecah masyarakat kedalam kelompok-kelompok yang hanya mementingkan kelompoknya sendiri. walaupun demikian Durkheim mengingatkan tentang analisa teleologis yang kadang-kadang tidak benar,dia sendiri terkadang terjerumus kedalamnya. kemungkinan besar penyebabnya adalah pembentukan asumsi-asumsi organismik kedalam analisa sosiologis. Durkheim memberikan tekanan pada keseluruhan sistem sosial,namun dengan memasukkan asumsi-asumsi organismik seperti fungsi,kebutuhan,keadaan normal,patologi dan sebagainya, dia memasukkan konsep tersebut kedalam teori sosiologi selama hampir beberapa abad lamanya.namun perlu diakui bahwa analisanya terhadap topik substantif,menyebabkan anlisa secara fungsional menjadi
suatu cara yang sangat disukai para sosiolog selama beberapa generasi.

V. ANOMALI
Untuk mengatasi krisis moral ini Durkheim sendiri yakin bahwa orang harus membentuk kelompok-kelompok professional baru, korporasi baru yang mempertautkan seluruh pekerjaan yang berkolaborasi dalam sektor kehidupan ekonomi. jika anomie itu sebuah kejahatan, itu semata-mata karena masyarakat memang menderit. Mereka tidak dapat hidup tanpa kohesi dan keteraturan. Agar anomie bias diakhiri, maka harus ada atau harus dibentuk satu kelompok yang bisa berbentuk sistem peraturan yang faktanya memang masih kurang memadai. Masyarakat polotik secara keseluruhan atau pun Negara sebenarnya tidak bisa dibangun dari fungsi ini, kehidupan ekonomi, karena bersifat sangat khusus dan setiap hari mengalami spesialisasi, mulai terlepas dari kompetensi dan tindakannya. Aktivitas sebuah profesi hanya bisa diatur secara efektif oleh sebuah kelompok yang cukup dekat dengan profesi itu, baik untuk mengenali fungsinya, untuk merasakan segala kebutuhan dan kemampuan untuk
mengikuti variasinya".

Sumber Refrensi : 
George Ritcher dan Douglas J.Goodman. edisi 6. "Teori Sosiologi Modern".
Soekanto,Soerjono. "Mengenal tujuh tokoh Sosiologi".
Philippe Cabin dan Jean. "Sosial,Sejarah dan berbagai pemikirannya".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini