Selasa, 25 September 2012

Tugas 3. Fahmi Jurusan KPI E

Nama : Fahmi
NIM : 1112051000129
Tugas ke-3 (Karl Marx) 

1. Pertentangan Kelas

kelas sosial merupakan gelaja khas masyarakat feodal, dimana mereka menyadari diri sebagai kelas, suatu golongan khusus dalam masyarakat, dan memiliki kepentingan-kepentingan spesifik serta mau memperjuangkannya.
Bagi Marx, sebuah kelas benar-benar eksis hanya ketika orang menyadari kalau dia sedang berkonflik dengan kelas-kelas yang lain. Tanpa kesadaran ini, mereka hanya akan membentuk apa yang disebut Marx dengan suatu kelas didalam dirinya. 
Ada dua macam kelas yang ditemukan oleh Marx ketika menganalisis kapitalisme: borjuis dan proletar. Borjuis merupakan nama khusus untuk para kapitalis dalam ekonomi modern. Mereka memiliki alat-alat produksi dan memperkerjakan pekerja upahan. Sedangkan proletar adalah masyarakat kelas kedua setelah kelas kapitalis yang hidup dari gaji hasil kerjanya. Dalam teori pertentangan kelas, Marx menjelaskan bahwa kaum proletar/buruh yang telah ditindas oleh kaum borjuis/pemilik modaln akan melakukan perlawanan terhadap penindasan-penindasan yang dilakukan oleh kaum borjuis. Menurut Karl Marx dalam melakukan perlawanan terhadap kaum borjuis, kaum proletar harus bersatu dan tidak ada yang namanya perjuangan individu mampu memenangkan perlawanan terhadap pertentangan kelas.
Karena kapitalis telah mengganti para pekerja dengan mesin-mesin yan menjalankan serangkaian operasi sederhana, maka mekanisme menjadi lebih mudah. Dan hal ini pula akan menyebabkan semakin banyak orang yang keluar dari pekerjaan. Marx melihat bahwa kontradiksi kapitalisme tidak hanya menyebabkan revolusi proletariat, tetetapi juga krisis-krisis individual dan sosial yang menimpa masyarakat modern.

2. Agama sebagai candu

"Religious distress is at the same time the expression of real distress and the protest against real distress. Religion is the sigh of the oppressed creature, the heart of a heartless world, just as it is the spirit of a spiritless situation. It is the opium of the people. The abolition of religion as the illusory happiness of the people is required for their real happiness. The demand to give up the illusion about its condition is the demand to give up a condition which needs illusions." Ini adalah kutipan kata-kata Karl Marx, seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari Prusia, dalam Contribution to the Critique of Hegel's Philosophy of Right (1843).
             Marx percaya bahwa agama, seperti halnya ideologi, merefleksikan suatu kebenara , namun terbalik. Karena orang-orang tidak bisa melihat bahwa kesukaran dan ketertindasan mereka diciptakan oleh sistem kapitalis, maka mereka diberikan suatu bentuk agama. Marx menyatakan dengan jelas bahwa dia tidak menolak agama, pada hakikatnya, melainkan menolak suatu sistem yang mengandung ilusi-ilusi agama.
              Bentuk keagamaan ini mudah dikacaukan  dan oleh karena itu selalu berkemungkinan untuk menjadi dasar suatu gerakan revolusioner. Kita juga melihat bahwa gerakan-gerakan keagamaan sering berada di garda depan dalam melawan kapitalisme. Meskipun demikian, Marx merasa bahwa agama khususnya menjadi bentuk kedua ideologi dengan menggambarkan ketidakadilan kapitalisme sebagai sebuah ujian bagi keyakinan dan mendorong perubahan revolusioner ke akhirat. dengan cara ini, teriakan orang-orang tertindas justru digunakan untuk penindasan selanjutnya.



3. Ideologi

             Perubahan-perubahan yang penting untuk perkembangan kekuatan-kekuatan produksi tidak hanya cenderung dicegah oleh relasi-relasi yang sedang eksis, akantetapi juga oleh relasi-relasi pendukung, institusi-institusi, dan khususnya ide-ide umum. Ideologi merujuk kepada ide-ide yang secara alamiah muncul setiap saat didalam kapitalisme, akan tetapi yang karena hakikat kapitalisme, merefleksikan realitas didalam suatu cara yang terbalik.
              Disini Marx menggunakan istilah ideologi untuk merujuk kepada sistem-sistem aturan ide-ide yang sekali lagi berusaha menyembunyikan kontradiksi-kontradiksi yang berada dipusat kapitalis. Kebebasan, persamaan, dan ideologi. untuk contoh Ideologi, kita akan menyibak ide-ide kita tentang persamaan dan kebebasan muncul dari kapitalisme. Kebanyakan masyarakat akan menganggap ide bahwa semua orang secara esensial sama sebagai sesuatu yang absurd. Sekarang dibawah kapitalisme, kita mempercayai hal sebaliknya: ketidaksamaan itu absurd dan perbudakan itu bukanlah sesuatu yang alamiah. Anomitas dan ketidakberadaan ini yang membentuk suatu jenis persamaan.



4. Modal Produksi

Modal produksi merupakan gabungan antara kekuasaan produksi (forces of production) dan hubungan produksi (relation of production). Unsur hubungan produksi disini menunjuk pada hubungan institusional atau hubungan sosial dalam masyarakat yang pada artinya menunjuk pada struktur sosial. Karakteristik hubungan produksi ini sekaligus merupakan faktor penciri yang membedakan satu dan tipe lain dari moda produksi dalam masyarakat.
Tipe-tipe modal produksi, antara lain :

1. Produksi subsisten, yaitu usaha pertanian tanaman pangan dimana hubungan produksi terbatas dalam keluarga inti dan hubungan antara pekerja bersifat egaliter.
2. Produksi komersialis, yaitu usaha pertanian ataupun luar pertanian yang sudah berorientasi pasar dimana hubungan produksi menunjuk pada gejala eksploitasi surplus melalui ikatan kekerabatan dan hubungan sosial antara pekerja yang umumnya masih kerabat bersifat egaliter namun kompetitif.

Produksi kapitalis, yaitu usaha padat modal berorientasi pasar dimana hubungan produksi mencakup struktur buruh-majikan atau tenaga kerja-pemilik modal. Kapitalisme telah menyebabkan eksploitasi tenaga kerja besar-besaran. Upah yang diberikan oleh pemilik modal hanyalah upah semu saja, karena nilai lebih yang dihasilkan oleh barang industri tidaklah seimbang dengan "pengorbanan" yang dilakukan oleh buruh. Kapitalisme juga telah membelenggu krativitas buruh. Terlebih dengan adanya introduksi mesin-mesin industri menjadikan buruh semakin tersisih dan persaingan diantara buruh menjadi ketat. Akibat dari semua ini adalah ketidakberdayaan buruh dalam menolak upah rendah, yang ada adalah keterpaksaan bekerja dengan upah rendah daripada harus tidak menerima upah sama sekali.



SUMBER Teori Sosiologi, George Ritzar, Douglas J Goodman, Penerbit: Kreasi Warna


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini