Senin, 13 Mei 2013

Media Sosial (Social Media) (struktur, sistem, & dampak)_Arif Priyadi_pertemuan 9

Media Sosial (Social Media) (Struktur, Sistem, & Dampak)

Media adalah penghubung yang terletak di antara dua pihak. Secara
khusus kata sosial maksudnya adalah hal-hal mengenai berbagai kejadian
dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia, dan selanjutnya dengan
pengertian itu untuk dapat berusaha mendatangkan perbaikan dalam
kehidupan bersama. Sehingga media sosial adalah penghubung yang
berada di tengah masyarakat dalam kegiatan persekutuan manusia atau
komunikasi antar manusia.

Media sosial yang penulis maksud pada tulisan ini adalah internet.
Banyak situs-situs yang dapat diakses pengguna internet yang bertujuan
sebagai tempat interaksi antar pengguna. Ada beberapa hal penting di
dalam media sosial ini:

1. Struktur dan sistem
Berbeda dengan struktur masyarakat, seperti di dalam struktur
pemerintahan, di mana masing-masing struktur memiliki mekanisme dan
tata cara (birokrasi) tersendiri. Struktur ini selalu bertingkat dari
atas kebawah dan sebaliknya dari bawah ke atas. Setiap level yang
berada dibawah harus melewati satu level diatasnya sehingga dalam
praktiknya level bawah tidak serta merta bisa berkomunikasi denga
level teratas. Perbedaan inilah yang dirasakan dalam term network yang
terjadi di internet. Bahwa network memungkinkan arus komunikasi
berjalan ke arah mana saja dan pada level struktur manapun tanpa perlu
dimediasi atau diwakilkan (Latour, 1999: 15-16 seperti dikutip Gane
and Beer, 2008:30). Sehingga keberadaan individu dalam relasi yang
terjadi di internet menjadi lebih berperan dibandingkan kelompok.
waktu dan tempat menjadi sesuatu yang tanpa batas dan keleluasaan
individu dalam menjalin relasi di dalam network menjadi faktor pembeda
posisi individu di dalam kelompok pada media baru (baca Bell,
2007:69-79).

Namun relasi yang terjadi di dunia internet (offline) sangat berbeda
dengan dunia nyata (online). Perkembangan teknologi internet, baik
berupa perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software)
serta beragamnya situs-situs di dunia maya, memberikan pengaruh yang
semakin tinggi terhadap relasi yang terjadi antar-individu maupun
antara individu dengan organisasi (kelompok). hanya saja relasi ini
berada dalam karakteristik sendiri yang berbeda dengan relasi yang
terjadi di dunia nyata, walau pada kenyataannya relasi terjadi di
internet tidak bisa dilepaskan dalam social network, karena dasar
relasi yang terjadi di media baru tersebut merupakan refleksi dari
relasi yang terjadi di dunia nyata, tetapi dengan medium dan bentuk
yang lebih bebas, kadang tidak terstruktur, hingga melepaskan
identitas-identitas sosial yang selama ini ada di dunia nyata.

Media sosial internet adalah bukan dunia nyata tetapi merupakan dunia
maya. Oleh karena itu orang-orang atau pengguna media sosial dapat
disebut sebagai masyarakat maya. Pada awalnya masyarakat maya adalah
sebuah fantasi manusia tentang dunia lain yang lebih maju dari dunia
saat ini. fantasi tersebut adalah sebuah hiper-realitas manusia
tentang nilai , citra, dan makna kehidupan manusia sebagai lambing
dari pembebasan manusia terhadap kehidupan kekuasaan materi dan alam
semesta.

Sebagaimana juga dalam masyarakat nyata, maka masyarakat maya dibangun
melalui interaksi sosial sesama anggota masyarakat maya. Dari cara
mereka berinteraksi ini lahir pula dua proses interaksi sosial, yaitu
proses sosial disosiatif dan proses sosial asosiatif. Proses sosial
disosiatif terjadi ketika beberpa anggota masyarakat maya terlibat
dalam proses persaingan, atau bahkan konflik dengan sesama warga
masyarakat maya. Proses ini terjadi ketika mereka bersaing memberi
peluang akses kepada masyarakat dan mencari sumber-sumber pembiayaan
(sponsorship) untuk menghidupi jaringan mereka. Untuk ini mereka harus
berkompetisi dengan kompertiter lain yang juga berupaya melakukan hal
yang sama. Proses sosial disosiatif ini juga terjadi ketika sebuah
jaringan website dengan berbagai alasan ekonomi atau politik, terpaksa
harus melakukan penyerangan kepada jaringan website lainnya, kemudian
mereka terlibat dalam "peperangan".

Sebagaimana sifat jaringan dan proses sosial dalam masyarakat maya
yang mementingkan kerjasama, maka selain proses sosial disosiatif,
terbanyak dari proses sosial itu adalah proses sosial asosiatif antara
jaringan-jaringan (kelompok-kelompok) yang ada. Proses ini memberi
peluang kepada komunitas maya, baik intra maupun antar jaringan,
melakukan kerja sama (cooperation) di antara mereka. Kerja sama ini
mengahasilkan proses lanjutan seperti akomodasi informasi dan
asimilasi kebudayaan masyarakat maya dalam skala global ke seluruh
jaringan masyarakat yang akhirnya memengaruhi perilaku dan interaksi
mereka satu dengan lainnya.

2. Dampak
Kehadiran internet pada kenyataannya memberikan perspektif baru bagi
proses komunikasi yang lebih instant, berkurangnya mediasi dan
terjadinya dua arah komunikasi yang semua itu merupakan institusi dari
pemahaman terhadap komunikasi beserta fasilitasnya yang selama ini ada
di broadcast media.

Broadcast adalah media massa kovensional yang sudah sangat lama
mendominasi media massa di dunia, yaitu Televisi dan Radio. Jika model
broadcast adalah komunikasi satu arah, maka dengan kehadairan
teknologi komunikasi itu (internet) bisa menjadi dua arah bahkan lebih
atraktif
Bahkan CITs (Communication and information Technologies) menjadi
fonomenal dan pada level tertentu merubah cara pandang individu
terhadap "objek" yang pada akhirnya akan membawa perubahan rasa pula
terhadap objek dan saat relasi itu terbangun.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan, 2008. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan
DiskursustTeknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: Kencana.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Nasrullah, Rulli, 2012. Komunikasi Antarbudaya: Di Era Budaya Siber,
Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA BROUP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini