I. Pendahuluan
Teori Idealis Teori Idealis atau dalam bahasa latinya Idealis Utopian/Liberalis Utopian memiliki dasar-dasar legalistic dan moralistic, hal ini dikarenakan paham yang mereka kemukakan mengenai Manusia itu cinta damai. Pasca perang tepatnya tahun 1920-an, teori idealis berpendapat mengenai Peperangan yang terjadi beberapa tahun yang lalu merupakan penyebab kecelakaan, pertumpahan darah dan dosa. Mengapa peperangan dapat terjadi? apa yang melatarbelakangi kejadian tersebut? Paham idealis menyatakan bahwasanya peperangan terjadi dikarenakan tidak adanya organisasi anti peperangan atau pencegah peperangan. Akhirnya muncullah metode dari paham idealis seputar bagaimana menghindari peperanagan dengan membuat organisasi perdamaiann dan peredam peperangan, yaitu dengan cara menjadikan system internasional dan struktur-struktur demokrasi sebagai peredam dan pencegahan terjadinya peperangan. Dari observasi panjang tadi, dibentuklah Liga Bangsa-bangsa (LBB) yang disetujui oleh Presiden Woodrow Wilson dilanjutkan dengan diadakanya sebuah konferensi pada Konferensi Perdamaian di Paris tahun 1919. Dalam konferensi tersebut Presiden Wilson menyatakan keinginanya dengan meminta diakhirinya diplomasi rahasia dengan kesepakatan secara luas, kebebasan bernavigasi di lautan lepas, penghapusan hambatan-hambatan perdagangan bebas dan dikuranginya persenjataan. Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Paham idealis malah menjadi surut oleh pengaruh dan invasi kelompok Nazi dan Fasis yang bersifat otoriter, munculnya perang dunia 2 sebagai symbol ketidakpuasan akan paham idealis dan juga meredupnya LBB pada tahun 1930. Disisi lain, Para pengurus LBB dianggap tidak serius dalam mengurus lembaga tersebut ditambah lagi dengan tidak diterimanya Amerika Serikat sebagai anggota LBB atas penolakan para senat LBB. Dipertengahan masa kaum idealis pula merupakan tahun permulaan munculnya Ilmu Hubungan internasional dengan kesepakatan para ahli kajian ilmu tersebut yang diresmikan Presiden Woodrow Wilson Chair di Abberystwyth (sekarang Universitas Wales) pada tahun 1918. Setelah peresmian tersebut muncul juga Universitas yang khusus untuk mengkaji ilmu tersebut di 'Graduate Institute of Internasional & Development Studies diikuti lagi dengan munculnya kajian ilmu Hubungan internasional di Amerika Serikat dan di Jenewa, Swiss. Teori Realis Teori Realis muncul dan berkembang setelah runtuhnya teori idealis oleh Nazi dan Fasis. Teori ini memulai gerakan dengan melakukan ekspansi ke beberapa Negara. Dalam hal ini ilmu Hubungan Interrnasional memiliki suatu tujuan yang dirancang untuk memiliki semangat perjuangan untuk Authority kekuasaan. Adapun pandangan Kaum Realis dalam melihat Negara dalam Hubungan Internasional; Negara selalu mempunyai kepentingan yang berbenturan, perbedaan kepentingan itu menimbulkan suatu konflik, power itu memengaruhi penyelesaian konflik, Politik sebagai media perluasan, pertahanan dan identitas power, anjuran kepada Negara untuk membangun kekuatan untuk membangun aliansi dengan Negara lain dan perdamaian akan tercapai jika terwujud 'Balance of Power' atau keseimbangan kekuatan. Setelah 2 konflik teori tersebut muncul juga perdebatan yang tidak kalah dahsyatnya pada tahun 1960, 1970 dan 1980 yang berkelanjutan dengan perdebatan mengenai Explaining & Understanding, Positivism & Post Positivism dan Rationalism & Reflectivism.
pengertian Idealisme :
- Adanya suatu teori bahwa alam semesta beserta isinya adalah suatu penjelmaan pikiran.
- Untuk menyatakan eksistensi realitas, tergantung pada suatu pikiran dan aktivitas-aktivitas pikiran.
- Realitas dijelaskan berkenaan dengan gejala-gejala psikis seperti pikiran-pikiran, diri, roh, ide-ide, pikiran mutlak, dan lain sebagainya dan bukan berkenaan dengan materi.
- Seluruh realitas sangat bersifat mental (spiritual, psikis). Materi dalam bentuk fisik tidak ada.
- Hanya ada aktivitas berjenis pikiran dan isi pikiran yang ada. dunia eksternal tidak bersifat fisik.
II. Metode Studi
Dalam penulisan Resume ini, penulis menggunakan metode studi Pustaka dan google. Dalam pengerjaannya, penulis mencari dan mendapatkan sumber informasi dari google yang membahas mengenai teori-teori idealis.
III. Analisis
Pandangan beberapa filsuf mengenai Idealisme.
1. Schelling memberikan nama Idealisme subyektif pada filsafat Fichte, dengan alasan bahwa dalam Fichte dunia merupakan postulat subyek yang memutuskan.
2. Idealisme obyektif adalah nama yang diberikan oleh Schelling pada pemikiran filsafatnya. Menurutnya, alam adalah inteligensi yang kelihatan. Hal tersebut menunjukkan semua filsafat yang mengindentikkan realitas dengan ide, akal atau roh.
3. Hegel menerima klasifikasi Schelling, dan mengubahnya menjadi idealisme absolut sebagai sintesis dari pandangan idealisme subyektif (tesis) dan obyektif (antitesis).
4. Idealismetransendental adalah pandangan dan penyebutan dari Immanuel Kant. Sering disebut juga disebut sebagai idealisme kritis. Pandangan ini mempunyai alternatif yaitu isi dari pengalaman langsung tidak dianggap sebagai benda dalam dirinya sendiri, sedangkan ruang dan waktu merupakan forma intuisi kita sendiri
Daftar Sumber
Bahan : Dari : Kamus Filsafat , L. Bagus
http://www.wikimu.com/news/DisplayNews.aspx?id=8035
Tidak ada komentar:
Posting Komentar