TANGGAPAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA TAMAN SPATHODEA
KEBAGUSAN JAKARTA SELATAN
I. Latar Belakang
Kota Jakarta sudah sesak dengan adanya gedung-gedung pencakar langit menjulang tinggi, berdiri tegak besi dan beton sebagai penyanggah, bahkan berlapiskan kaca mengkilap menyilaukan mata dan dapat memantulkan kembali cahaya matahari. Ruang terbuka hijau di Jakarta semakin sulit dicari dan semakin besar juga pemerintah atau masyarakat memutar otak untuk menemukan lahan hijau. Di satu tempat kawasan Kebagusan tepat di pinggir jalan ada lahan kosong dan luas dijadikan tempat pembuangan sampah yang tak terawat, tak terjamah dan terabaikan, tentu itu sangat mengganggu masyarakat sekitar bahkan pengguna jalan yang hanya sekedar lewat. Tetapi, kini tempat pembuangan sampah itu telah dibenahi dan disulap oleh Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta menjadi taman yang rasanya wajib dikunjungi, yaitu Taman Spathodea. Taman ini selesai pada pertengahan 2012 cukup singkat jika mengingat awal pembuatannya 2011. Di wilayah Kebagusan memang banyak perumahan elite bergaya Town House dan dipadati oleh pemukiman warga asli sana. Jadi tidak terlalu berlebihan jika hadirnya Taman Spathodea memberi nafas lega kepada masyarakat yang sesak akan padatnya Jakarta. Taman Spathodea berperan penting di kawasan tersebut karena selain menjadi ruang terbuka hijau Jakarta, taman ini juga menjadi tempat rekreasi dan tempat masyarakat berinteraksi sosial dan juga sebagai resapan air. Masyarakat sangat antusias terhadap taman ini, dapat dilihat dari keadaan taman yang tak pernah sepi pengunjung mulai matahari terbit hingga terbenam. Keadaan taman terlihat sepi ketika matahari tak terlihat lagi di langit, karena memang jika malam hari taman ini terkesan seram.
II. Teori Sosiologi
Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori fakta sosial yang dipelopori oleh Emile Durkheim dalam karyanya The Rule of Sociological Method. Fakta sosial dibagi dua tipe, yaitu material dan non-material. Sedangkan dalam penelitian ini memakai teori fakta sosial material, karena Fakta sosial material dicontohkan Durkheim seperti gaya arsitektur : rumah adat, istana, tempat ibadah , bentuk teknologi: gadget, obat-obatan, satelit, transportasi, hukum perundang-undangan: hukum adat, hukum dagang, hukum pidana perdata.
III. Pertanyaan Penelitian
1) Hadirnya Taman Spathodea merupakan suatu yang bijak atau sia-sia ?
2) Apakah perlu didirikan beberapa taman lagi di Kebagusan dan sekitarnya ?
IV. Metode Lapangan
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif, karena penelitian ini dilaksanakan dengan wawancara mengajukan beberapa pertanyaan dan observasi. Metode kualitatif dipilih karena penelitian ini mengamati fenomena yang tengah terjadi di masyarakat yang tidak dapat diukur dengan angka atau uji statistik.
V. Area Riset
Penelitian dilaksanakan di Taman Spathodea, Kebagusan, Jakarta Selatan dan mewawancarai beberapa masyarakat yang sedang berkunjung ke taman. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 19 April 2014 dan akan dilanjutkan 2 Mei 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar