Rumah Tangga Petani Dan Masa Depan Kehidupan Masyarakat Desa
Disusun Oleh : Aan sujana
Nur Muhaimin
A. Pendahuluan
Masyarakat pedesaan di Indonesia tergolong masyarakat yang sangat jauh tertinggal, hal ini disebabkan keberedaan wilayah yang jauh dari pusat pembangunan Nasional. Bahkan hampir tidak tersentuh oleh pembangunan Nasional. Beberapa metode dan pendekatan telah dikembangkan untuk memahami masalah dan membantu merumuskan kebijakan guna memecahkan masalah pembangunan pedesaan. Sejak tahun 1970an para pakar banyak yang memanfaatkan metode, pendekatan, dan logika berfikir survei verifikatif dalam meriset masalah sosial masyarakat pedesaan (Chambers: 9, 1996).
Masyarakat desa adalah komunitas yang tinggal di dalam satu daerah yang sama, yang bersatu dan bersama-sama, memiliki ikatan yang kuat dan sangat mempengaruhi satu sama lain. Hal ini dikarenakan pada masyarakat desa tradisi itu masih sangat kuat dan kental. Bahkan terkadang tradisi ini juga sangat mempengaruhi perkembangan desa, karena terlalu tinggi menjunjung kepercayaan nenek moyang mengakibatkan sulitnya untuk melakukan pembaharuan desa. Di sisi lain banyak hal yang mengakibatkan sebuah desa sulit untuk mengalami pembaharuan, antara lain isolasi wilayah, yaitu desa yang wilayahnya berada jauh dari pusat ekonomi daerah, desa yang mengalami ketertinggalan di bidang pembangunan jalan dan sarana-sarana lainnya, sulitnya akses dari luar, bahkan desa yang mengalami kemiskinan dan keminiman tingkat pendidikan. Pada umumnya masyarakat desa diidentikkan dengan masyarakat petani, ini dikarenakan masyarakat pedesaan dominan bermata pencaharian dari hasil pertanian yang merupakan petani-petani miskin yang mata pencahariannya di bawah garis kemiskinan. Hal ini menunjukkan kesenjangan yang sangat jauh dari masyarakat perkotaan.
Dalam observasi kami di KP. Ancol, Kl. Ancol pasir, Rt. 0 7, Rw. o2, Kec. Jambe, yang berjudul Rumah tangga petani dan masa depan kehidupan masyarakat desa, kami mendapatkan banyak pengetahuan dan cerita baru tentang pedesaan setelah mendapatkan jawaban dari salah seorang ibu rumah tangga yang yang kami wawancarai, yang kesehariannya itu bekerja sebagai petani.
B. Pertanyaan Penelitian
1. Keluarga ibu bertani sejak kapan dan memgapa ibu mau menjadi petani ?
2. Apakah semua anggota keluaga ibu ikut membantu dalam bertani khususnya, anak ibu yang masih muda ?
3. Digunakan untuk apa hasil dari panen, dijual atau dikonsumsi sendiri ?
4. Apakah warga di sini semuanya memiliki lahan untuk bercocok tanam ? Karena Kalau saya lihat mayoritas warga di sekitar sini kalau musim panen mereka ikut memanen?
5. Kalau yang tidak mempunyai lahan yang mereka kerjakan apa?
6. Mengapa kebanyakan dari warga desa hanya ibu-ibu yang memanen , yang lelaki dan anak muda hanya sedikit, mereka kemana ?
7. Mengapa bapak-bapak atau anak yang masih muda memilih kerja di pabrik atau di PT tidak bertani saja, padahal mereka memiliki lahan untuk becocok tanam ?
8. Warga di sini kalau tidak musim panen, pekerjaan sampingan mereka apa ?
C. Metodologi
Tehnik pengambilan data wawancara, mengamati, dan berintraksi yaitu:
1. Mengambil dat wawancara tidak disadari oleh
2. Mengamati terlebih dahulu kegiatan warga yang sedang melakukan kegiatan bertani yaitu panen padi.
3. setelah tau kegitan warga dan melihat orang yang ingin di wawancara lagi duduk santai diwarung dan menjumpaiorang yang ingin di wawancara, dengan cara memesan kopi diwarung tersebut, melakukan komunikasi, menayakan pertanyaan-pertanyaan yang ingin ditanyakan dengan sedikit basa-basi, setelah itu tanpa di sadari oleh dan orang yang di wawancara secara tidak langsung telah menjawab semua pertanyaan .
4. Tehnik pengamatan yaitu dengan cara jalan-jalan sambil bermain di desa yang diamti, ibarat kata sambil menyelam minum air.
5. Tehnik berintraksi menjumpai warga yang sedang beraktivitas dengan memperkenalkan diri dan agak basa-basi dalam berkomunikasi untuk mencoba mengakrabkan diri sebagai orang yang mungkin sedikit asing bagi mereka observan dengan bertahap bisa diterima masayarakt yang di observasi tersebut.
D. Hasil Dalam Penelitian Dalam Bentuk Narasi
Rumah tangga petani dan kehidupan masyarakat desa
KP. Ancol, Kl. Ancol pasir, Rt. 0 7, Rw. o2, Kec. Jambe, Ibu ini bertani sejak masih muda, karena mempunyai lahan untuk bercocok tanam sejak kecil dan di ajarkan oleh orang tuanya cara bertani, lahan yang dimiliki dimanfaatkan untuk di Tanami padi, karena dengan bertani tidak membeli beras untuk keperluan makan sehari-hari hanya menyiapkan lauk pauk saja .
Anggota keluarga yang masih muda mereka semua mau ikut membantu ketika musim panen walaupun tidak terlalu berat seperti, lelaki mengangkut hasil pertanian memotong padi dan wanita memasak makanan buat yang kerja. Terkadang mereka semua ikut langsung membantu karena mereka sejak kecil sudah di biasakan dan diajarkan untuk membantu orang tua walaupun tidak terlalu banyak. Hasil dari panen warga desa Ancol lipung meraka tidak jual tetapi mereka konsumsi sendiri agar tidak lagi membeli beras dan disimpan sampai musim panen yang akan .
Waraga desa Ancol lipung, Rt 07, Rw 02 rata-rata mereka mempunyai lahan untuk bertani karena setiap kepala keluarga di Desa memiliki lahan untuk bercocok tanam, tetapi yang mereka miliki tidak terlalu luas, sekitar 700-1000 meter, yang memiliki lahan luas sekitar lima kepala keluarga dan warga desa yang tidak memiliki lahan untuk bercocok tanam diwaktu musim panen mereka ikut panen, kepada warga yang memilki lahan pertanian yang luas karena upah yang diberikan, per lima piring padi dapat satu piring dan kalau dihitung-hitung dalam sehari bisa dapat satu karung lebih untuk warga desa yang ikut memanen padi dan hasilnya digunakan untuk sehari-hari dalam jangka 2-3 bulan mereka tidak lagi membeli beras.
Di desa Ancol lipung, Rt 07, Kw 02, kebanyakan yang memanen ketika musim panen hanya ibu-ibu yang sudah berumah tangga, kalau yang lelaki atau anak muda kebanyakan dari mereka kerja di pabrik atau di PT, hanya libur saja mereka ikut memanen padi walaupun itu musim panen, kalau di pabrik belum libur kerja mereka tidak ikut membantu.
Bapak-bapak atau anak mudanya jarang ke sawah, mereka lebih memilih kerja di pabrik atau PT, kalau mengharapkan dari sawah tidak cukup sedangkan hasil dari panen di simpan sampai musim panen lagi, untuk belanja sehari-hari mereka kerja lagi, karena sawah yang mereka miliki tidak luas, hanya bisa mencukupi buat makan saja yaitu memasak nasi kalau mau beli lauk pauk dan jajan anak, mereka dapatkan dari bekerja di pabrik.
Warga Desa Ancol lipung kalau tidak musim panen, Khususnya kaum wanita atau ibu-ibu mereka membuat kerajinan seperti: topi peramuka, tusuk sate, petasan, dan jualan makanan dll.
Kalau dilihat dari kegiatan warga sehari-hari desa Ancol lipung, keadaan ekonomi mereka bergantung kepada penghasilan bekerja di pabrik, warga desanya memiliki penghasilan baik itu dari pertanian, bekerja di pabrik, pekerjaan sampingan lainya dan kalau dilihat secara kasap mata tempat tinggal mereka sudah bagus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar