Fauzia Nurul Khotimah (1113054000007)
Rafi Fajrin Azhari (1113054000034)
PMI-2
TUGAS KE-6
RUMAH TANGGA PETANI DAN MASA DEPAN KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA
A. PENDAHULUAN
Pedesaan pada umumnya yang terbesit dalam benak kita adalah sawah yang menghampar luas, dan suasana sejuk yang sangat menyegarkan, tempat dimana semua orang merasakan ketenteram dan kehidupan yang saling tolong menolong satu sama lain, serta desa juga masih mempunyai suatu keindahan tersendiri, seperti halnya adat istiadat dan kebiasaan yang ada di desa itu, di dalam suatu desa juga masih banyak mempunyai warisan yang di turunkan kepada anak-anak mereka untuk diteruskan dan lanjutkan dalam kehidupan di suatu desa.
Desa di Indonesia mayoritas berpenduduk asli, yang dimana sebagian penduduk desa mempunyai usaha pertanian dan peternakan. Selain itu penduduk desa juga memiliki investasi dalam bidang bisnis terutama tentang jual-menjual sawah dan lain-lain.
Di Indonesia istilah adalah pembagian wilayah administrative di Indonesia dibawah kecamatan, yang dipimpin oleh kepala desa. Sebuah desa juga merupakan kumpulan dari beberapa unit pemukiman kecil yang disebut kampung (Garut,jawa barat) atau dusun atau banjar atau joroh. Kepala desa dapat disebut nama lain misalnya kepala kampung atau petinggi di desa tersebut. Desa juga merupakan perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur sosial, ekonomi politik, kultural setempat dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain.
Desa juga merupakan kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri merupakan pemerintahan terendah dibawah camat. Desa juga disebut kesatuan organisasi kehidupan sosial dalam daerah terbatas atau suatu kumpulan, tempat tinggal, dan kumpulan daerah pertanian dengan batas-batas tertentu.desa juga mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa. Jika ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan atau juga cara berusaha (ekonomi) agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
B. PERTANYAAN PENELITIAN
Dalam penilitian ini, ada beberapa pertanyaan yang menjadi kajian utama dalam tim penulis, diantara lain adalah:
Narasumber 1 (Luthfi Nurul Hakim)
1. Jenis pertanian apa yang selama ini bapak jalankan ?
2. Berapa lama masa panen bertani biasanya ?
3. Apa kendala bapak yang selama ini dialami saat bertani ?
4. Berapa modal awal investasi dalam bertani ?
5. Berapa luas tanah yang bapak miliki untuk pertanian sawah dan kembang kol ?
6. Berapa besar kerugian yang dialami jika gagal panen ?
7. Berapa biaya untuk memberantas hama ?
8. Apakah hasil bertani bisa mencukupi kehidupan sehari-hari ?
9. Bagaimana cara memberantasi hama ?
10. Berapa jumlah pegawai yang dimiliki ?
11. Apa usaha selama ini yang bapak lakukan selain bertani ?
12. Berapa keuntungan dalam usaha sampingan selain bertani ?
13. Berapa lama usaha sampingan panen ?
Narasumber 2 (Apidin Ombos)
1. Apakah bertani merupakan mata pencaharian utama ?
2. Berapa luas tanah yang dimiliki ?
3. Apakah hasil dari bertani untuk dijual ?
4. Dimana letak sawah yang dimiliki ?
5. Berapa jumlah pegawai yang dimiliki ?
C. METODOLOGI
Dalam penelitian ini, kami sebagai tim penulis melakukan observasi langsung ke daerah yang dituju, dan mewawancarai,mengamati, serta berinteraksi dengan keluarga para petani setempat dan melakukan penelitian di desa tersebut.
D. HASIL PENGAMATAN DALAM NARASI
Dari beberapa pertanyaan yang tim penulis tanyakan kepada narasumber, didapatlah hasil sebagai berikut,yaitu :
Dari berbagai pertanyaan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai hasil jawaban berikut:
Ø Narasumber 1 (Luthfi Nurul Hakim)
Selama ini bapak menjalankan usaha sebagai petani di desa Jati,Tarogong Kaler Garut, Jawa Barat berupa padi dan kembang kol.dan biasanya sekitar empat bulan sekali dalam setahun untuk memanen hasilnya. Selama ini bapak sering mengalami kendala dalam hal paceklik atau naik turunnya hasil panen dan sering menemukan tikus hama yang merusak tanaman padi maupun kembang kol. Modal awal dalam investasi
Padi : Rp 2.500.000 – Rp 2.750.000
Kembang kol : Rp 5.000.000 – Rp 9.000.000
Luas tanah yang dimiliki :
Padi : 320 tambak
Kembang kol : 320 tambak
(1 tambak = 14m2).
Kerugian hasil panen :
Padi : 0
Kembang kol : 0
Biaya yang dikeluarkan untuk memberantas hama :
Padi : Jika tidak mulus dan tidak bisa di panen padi itu tidak kembali dan mengeluarkan biaya Rp 170.000
Kembang kol : Jika tidak mulus dan tidak bisa di panen padi itu tidak kembali dan mengeluarkan biaya Rp 4.250.000 (kembang kol)
Para petani biasanya mengeluh tidak cukup, karena masih banyak keperluan ekonomi dengan sangkut-pautnya atau mahalnya kebutuhan ekonomi sekarang. Seperti beras dalam seliternya seharga Rp 9.500. Biasanya para petani memberantas hama dengan menggunakan cara tersendiri dengan penemuan obat pemix dan dimasukkan ketubuh ikan atau kepiting. Kemudian dipasang ke lubang tikus sebagai umpan.
Pegawai yang saya miliki dalam bertani ada 4 pegawai. Dikarenakan suatu usaha tidak selalu menguntungkan. Maka, petani memiliki usaha lain dalam sampingan yaitu menanam ikan mujaer dan ikan mas. Keuntungan yang saya peroleh dalam usaha menanam ikan sekitar Rp 500.000. waktu yang dibutuhkan dalam memanem ikan mujaer dan mas sekitar 3 bulan sekali dalam setahun.
Ø Narasumber 2 (Apidin Ombos)
Kisah seorang polisi yang memiliki pekerjaan sambilan sebagai petani padi mempunyai sawah yang persis letaknya dibelakang rumah sendiri luasnya pun tidak terlalu besar melainkan hanya 150 tambak. Tetapi usaha yang digeluti sebagai petani tidak untuk di jual melainkan hanya untuk keperluan sehari-hari dikeluarganya sendiri
E. KESIMPULAN
Dari hasil penilitian yang kami teliti, bahwa bertani itu tidak semudah apa yang kita lihat selama ini tetapi bertani itu memerlukan keterampilan yang sangat teliti dalam memanen dan memerlukan kesabaran yang tinggi untuk memperoleh hasil yang maksimal. Kemudian, harus kita pahami pula bahwa bersakit-sakit dahulu barulah kita bersenang-senang kemudian, itulah kehidupan yang selama ini dialami oleh para petani di Indonesia khsusnya di Garut Jawa Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar