Nama : Yuyun Yunena
NIM : 11140540000025
Jurusan : Pengembangan Masyarakat Islam
Teori Fungsionalisme Struktural
I. Pendahuluan
Fungsionalisme struktural, terutama dalam karya Talcott Parsons, Robert Merton, serta pengikut mereka, mendominasi teori sosiologi selama beberapa tahun. Namun, dalam tiga dekade terakhir arti pentingnya telah merosot secra dramastis dan sekurang-kurangnya dalam beberapa hal telah tenggelam dalam sejarah teori sosiologi. Kemerosotan ini tercermin dalam deskripsi Colomy (1990) terutama fungsionalisme sebagai "tradisi" teoritis. Fungsionalisme struktural kini hanya bermakna historis, meski juga berperan penting dalam melahirkan neofungsionalisme pada 1980-an.
Fungsionalisme menafsirkan masyarakat secara keseluruhan dalam hal fungsi dari elemen-elemen konstituennya; terutama norma, adat, tradisi dan institusi. Bagi Talcott Parsons, "fungsionalisme struktural" mendeskripsikan suatu tahap tertentu dalam pengembangan metodologis ilmu sosial, bukan sebuah mazhab pemikiran.
II. Pembahasan
1. Fungsionalisme Struktural
Robert Nisbet menyatakan : "Jelas bahwa fungsionalisme struktural adalah satu bangunan teori yang paling besar pengaruhnya dalam ilmu sosial diabad sekarang." (dikutip dalam Turner dan Maryanski, 1979:xi). Kingsley Davis (1959) berpendapat, fungsionalisme struktural adalah sinonim dengan sosiologi. Alvin Goulduer (1970) secara tersirat berpendapat serupa ketika ia menyerang sosiologi Barat melalui analisis kritis terhadap teori fungsionalisme struktural Talcott Parsons.
Fungsionalisme struktural adalah sebuah sudut pandang luas dalam sosiologi dan antropologi yang berupaya menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling berhubungan. Dalam fungsionalisme struktural, istilah struktur dan fungsionalis tidak selalu perlu dihubungkan, meski keduanya biasanya dihubungkan. mkita dapat mempelajari struktur masyarakat tanpa memperhatikan fungsinya (atau akibatnya) terhadap struktur lain. Begitu pula, kita dapat meneliti fungsi berbagai proses sosial yang mungkin tidak mempunyaistruktur.
Ciri utama pendekatam fungsionalisme struktural memperhatikan kedua unsur itu. meski fungsionalisme struktural mempunyai berbagai bentuk (Abrahamson, 1978), fungsionalisme kemasyarakatan (societal functionalism) adalah pendekatan dominan yang digunakan dikalangan fungsionalis struktural sosiologi (Sztompka, 1974). Sasaran perhatian utama fungsionalisme struktural kemasyarakatan adalah struktur sosial dan institusi masyarakat berskala luas, antarhubungannya, dan pengaruhnya terhadap aktor.
Menurut teori fungsionalisme struktural, masyarakat sebagai suatu sistem memliki struktur yang terdiri atas banyak lembaga. Masing-masing lembaga memiliki fungsi sendiri-sendiri. Struktur dan fungsi dengan kompleksitas yang berbeda-beda ada pada setiap masyarakat, baik masayarakat modern maupun masyarakat primitif.
2. Teori stratifikasi dan kritiknya
Teori stratifikasi fungsional, menurut Kingsley Davis dan Wilbert Moore (1945), mungkin merupakan sebuah karya paling terkenal dalam teori fungsionalisme struktural. Mereka berpandangan bahwa, stratifikasi adalah keharusan fungsional. Semua masyarakat memerlukan sistem seperti dan keperluan ini menyebabkan adanya sistem stratifikasi, dan juga memandang sistem stratifikasi sebagai sebuah struktur, dan menunjukan stratifikasi tidak mengacu pada individu didalam sistem stratifikasi, tetpai lebih kepada sistem posisi (kedudukan).
Menurut pandangan ini, masalah fungsional utama adalah bagaimana masyarakat memotivasi dan menempatkan individu pada posisi mereka yang tepat. Dalam sistem stratifikasi, hal ini dapat diturunkan menjadi dua masalah. Pertama, bagaimna masyarakat menanamkan kepada individu yang tepat itu keinginan untuk mengisi posisi tertentu ? Kedua, segera setelah individu berada pada posisi yang tepat, lalu bagaimna cara masyarakat menanamkan keinginan kepada mereka untuk memenuhi persyaratan posisi mereka ?.
Teori stratifikasi struktural-fungsional ini telah berhadapan dengan berbagai kritik sejak dipublikasikan pada 1945. Satu kritik mendasar menyatakan bahwa teori stratifikasi struktural-fungsional hanya akan melanggengkan posisi istimewa orang-orang yang telah mempunyai kekuasaan, prestise, dan uang. Teori fungsionalis juga dapat dikritik karena anggapanya bahwa karena struktur sosial yang terstratifikasi itu sudah ada sejak masa lalu, maka ia tentu akan terus ada dimasa datang. Padahal ada kemungkinan bahwa masyarakat masa depan akan ditata menurut cara lain, tanpa stratifikasi.
III. Penutup
a. Kesimpulan
Hingga beberapa tahun yang lalu, fungsioanalisme struktural adalah teori dominan dalam sosiologi. Teori konflik adalah penantang utamanya dan menjadi alternatif menggantikan posisi dominan itu. tetapi, perubahan dramastis baruterjadi di tahun-tahun terakhir. Kedua teori itu telah ditaklukan oleh kritikan hebat, sebaliknya serentetan teori alternatif telah berkembang dan semakin menarik perhatian dan mendapat pengikut yang banyak.
Selanjutnya dibahas sejumlah kritik terhadap fungsionalisme struktural yang telah berhasil merusak kredibilitas dan popularistasnya. Dibahad kritik yang menuduh fungsionalisme struktural adalah ahistoris, tak mampu menerangkan konflik dan perubahan, sangat konservatif, lalu sibuk dengan persoalan pemaksaan masyarakat terhadap aktor, mendukung legitimasi elite, bersifat teleologis dan tautologis.
b. Daftar pustaka
George Ritzer & Douglas J. Goodman. 2007. TEORI SOSIOLOGI MODERN. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar