Minggu, 23 September 2012

M.Badruzzaman Jurnalistik 1A

Karl Marx

Karl Marx lahir di Trier, Prusia, 5 mei 1818. Tahun 1841 Marx menerima gelar doctor filsafat dari Universitas Berlin. Marx meletakan landasan bagi gagasan hidupnya sendiri yaitu: Upaya praktis, bahkan dengan mengerahkan masa sekalipun, akan dijawab dengan meriam saat upaya itu dianggap berbahaya. Tetapi, gagasan yang dapat mengalahkan intelektual kita dan yang menaklukan keyakinan kita, merupakan belenggu-belenggu dimana seseorang hanya bisa lepas darinya dengan mengorbankan nyawanya; gagasan-gagasan itu seperti setan sehingga orang hanya dapat mengatasinya dengan menyerah kepadanya .

Pertentangan kelas

Analaisis tentang masyarakat dalam masalah kelas sosial sebenarnya tidak ditemukan oleh karl marx. Bahkan para penulis dari kalangan "Borjuis" seperti Adam Smith atau Alexis de Tocqueville, juga mengakui sebelumnya bahwa masyarakat memang terbagi atas kelas-kelas yang ditentukan oleh posisi ekonomi, status, penghasilan, posisi kekuasaan yang berbeda dan memiliki kepentingan yang berkelindan. Perkembangan kapitalisme pernah mengacau balaukan masyarakat feodal yang terstruktur pada tiga aturan besar yaitu: kaum petani, kaum aristocrat, atau bangsawan dan pendeta. Dengan perkembangan perdagangan, industry dan pusat-pusat urban muncullah dua kelas baru: pertama kelas borjuis (Bourgeois) yang telah mendestabilisasikan rezim (tatanan) lama dan memegang tempat yang dominan, dan kemudian kalangan proletar atau rakyat jelata yang miskin dan terdiri dari sekumpulan tukang di pabrik-pabrik dan para petani yang terusir dari tanahnya dan kemudian menjadi tenaga kerja utama di bengkel kerja dan firma-firma industru besar.

Proyek yang dilakukan Marx kerang mengungkapakan eksistensi kelas-kelas sosial atau mendeskripsikan situasinya dibanding memahami dinamika pergulatan kelas. pertama ia mendeskripsikan kelas-kelas itu lewat situasi yang dikaitkan dengan hubungan produksi. Kaum borjuis menjadi pemilik modal. Para "borjuis kecil" yang merupakan kategori yang tidak terlalu tajam terdiri dari para tukang atau pengrajin, pedagang, notaris, pengacara dan seluruh "birokrat". Sedangkan kaum proletar adalah mereka yang "menjual tenaga dalam bekerja". Namun yang terpenting menurut marx bukanlah membuat deskripsi tentang stratifikasi sosial. Ia ingin mendeskripsikan dinamika sebuah masyarakat yang menurut pendapatnya bergerak dalam satu konflik sentral yaitu: Perjuangan kelas, yaitu antara kelas borjuis dengan kelas proletar.

Marx membedakan "kelas sebagaimana kondisi dirinya sendiri" dari "kelas bagi dirinya sendiri". Kelas sebagaimana kondisi dirinya sendiri didefinisikan sebagai keseluruhan idividu yang secara umum memiliki kondisi kerja yang sama, status yang sama dan permasalahan yang sama, namun tidak harus terorganisasikan dalam satu proyek atau rencana bersama. Sedangkan kelas bagi dirinya sendiri merupakan sebuah kelas yang karena telah menyadari akan adanya kepentingan bersama, lalu mengorganisasikan diri menjadi gerakan sosial berbentuk sindikat dan partai, yang berarti menempa diri untuk mencari identitas. Marx menyadari sepenuhnya eksistensi dan peran berbagai kelas masyarakat. Dalam Les luttes de classes en France (Perjuangan kelas-kelas sosial di Perancis) ia secara tajam mendeskripsikan sekurang-kurangnya tujuh kelas dan fraksi kelas yang berbeda yaitu: Kelas aristokrasi financial, borjuis industrial, borjuis kecil, proletar, petani kecil, tuan-tuan tanah besar dan sebagainya. Namun menurutnya dinamika kapitalisme, konsentrasi produksi dan krisis-krisis yang terjadi secara periodic cenderung meradikalkan pertentangan antara dua golongan di antara mereka yaitu: kaum proletar dan borjuis.

 

Teori Ideologi

Sebagaimana halnya pertanyaan tentang Negara, Marx tidak memiliki teori yang sistematik tentang ideologi. Marx menempatkan ideologi sebagai keseluruhan ide yang dominan dan diusung oleh sebuah masyarakat sebagai kelompok sosial dalam bingkai superstruktur masyarakat. Ideology ini dikondisikan oleh bingkai atau batas ekonomi dan menjadi semacam refleksi atas bingkai itu. Dengan demikian kaum borjuis yang semakin menanjak telah menentukan pemikiran-pemikiran tentang kebebasan, hak asasi manusia, kesetaraan diahadapan hukum (hak) dalam bingkai pergulatan menghadapi orde atau tatanan lama. Mereka ini cenderung memindahkan apa-apa yang menjadi ekspresi kepentingankelasnya menjadi nilai-nilai yang universal.

Marx juga memiliki teori tentang ideology sebagai semacam alienasi. Pengertian ini dipinjam filsuf Ludwig Feuerbach yang merupakan penulis L'Essence du christianisme (Esensi Kristianisme) Bagi Feuerbach agama itu merupakan proyeksi dalam bentuk "surga bagi pemikiran (ide)", harapan dan keyakinan manusia. Orang bisa mempercayai eksistensi tuhan secara riil seperti yang ditemukannnya. Marx mengambil kembali pemikiran ini (bahwa agama adalah "candu bagi masyarakat"). Selanjutnya ia akan mengusungnya ke dalam analisis komoditas.

Dalam beberapa naskah karya Marx pemerintah (Negara) ternyata terbatas pada satu peran saja yang sifatnya langsung dan brutal: bahwa Negara adalah instrument atau alat di tangan kelas yang dominan (kaum borjuis), dan ditunjukan untuk mendominasi kelas proletar. Negara mengerahkan polisi dan tentara untuk menjinakkan pemberontakan rakyatnya; keadilan dan hukum hanya melayani kekuasaan dan kepemilikan pribadi. Dalam naskah lainnya Marx member kuansa terhadap analisisnya. Untuk mempertegas dominasinya, kaum borjuis mempercayakan pengaturan kepentingan umum kepada Negara, tetapi mereka mendapatkan sejumlah keuntungan darinya. Kadang-kadang Negara bahkan meninggikan diri "do atas kelas-kelas sosial" untuk menegakkan tatanan sosial yang tengah terancam.

 

 

Agama

Pengertian Marx tentang agama, Candu bagi masyarakat, agama adalah penopang hidup di masyarakat. Dan  Pengertian ini dipinjam filsuf Ludwig Feuerbach yang merupakan penulis L'Essence du christianisme (Esensi Kristianisme) Bagi Feuerbach agama itu merupakan proyeksi dalam bentuk "surga bagi pemikiran (ide)", harapan dan keyakinan manusia. Orang bisa mempercayai eksistensi tuhan secara riil seperti yang ditemukannnya. Marx mengambil kembali pemikiran ini (bahwa agama adalah "candu bagi masyarakat"). Selanjutnya ia akan mengusungnya ke dalam analisis komoditas.

 

Modal Produksi

Di dalam kegiatan ekonomi masyarakat, manusia bekerja berpoduksi untuk mememnuhi kebutuhan pribadi dan kebutuhan orang lain. Dalam Pandangan Marx, manusia bekerja untuk diri sendiri dan untuk masyarakat, dimana ada timbal balik satu sama lain.

Dan kapitalisme yang pada dasarnya adalah sebuah struktur (atau lebih tepatnya serangkain struktur) yang membuat batas pemisah antara seorang individu dan proses produksi, produk yang diproses dan orang lain dan akhirnya juga memisahkan individu itu sendiri. Inilah makna dasar dari konsep aliensi. Aliensi terjadi karena kapitalisme telah berkembang menjadi system dua kelas di mana sejumlah kecil kapitalis menguasai proses produksi, produk, dan jam kerja dari orang yang bekerja untuk mereka. Semula dalam keadaan ilmiah manusia memproduksi untuk memenuhi kebutuhan.

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini