Pandangan Karl Marx
1. 1. Pertentangan Kelas
Setiap
masyarakat terdapat dua kelas sosial yakni kelas-kelas yang berkuasa
dan kelas-kelas yang dikuasai, kemudian oleh Marx disebut dengan kelas
atas dan kelas bawah. Kelas-kelas ini terbentuk akibat dari kepemilikan
pribadi.
Kelas atas atau biasa juga
disebut dengan kelas majikan/borjuis adalah para pemilik sumber-sumber
produksi, alat-alat produksi, pabrik, mesin dan tanah. Sementara kelas
bawah atau biasa disebut buruh/proletiariat adalah mereka yang tidak
memiliki tempat dan sarana pekerjaan akhirnya hanya bisa menjual tenaga
mereka kepada kelas pemilik. Sehingga para pekerja tidak lagi memiliki
tenaga mereka akan tetapi sudah dimiliki oleh para majikan, inilah
sumber keterasingan dalam pekerjaan.
Dalam
sistem produksi kapialis, sebenarnya kedua kelas ini saling
membutuhkan. Sebab para majikan tidak bisa menjalankan usahnya jika
tidak memiliki pekerja, sementara pekerja tidak bisa memenuhi kebutuhan
hidupnya jika tidak memiliki pekerjaan yang ditawarkan oleh para
majikan. Akan tetapi hubungan ini tidak seimbangan, sebab
keteragantungan kelas pekerja lebih besar, sebab jumlah para pekerja
sangat banyak, sehingga para majikan bisa dengan mudah memberhentikan
dan mengganti para pekerja. Yang tentunya ini bisa mengancam hidup para
pekerja. Sehingga dalam posisi ini, kelas pekerja menjadi lemah dan
menerima apa saja syarat yang diajukan oleh pada majikan, termasuk
rendahnya upah kerja.
Hubungan antara
kelas atas dengan kelas bawah adalah hubungan kekuasaan, dimana kelas
atas menguasai hidup kelas bawah dan kelas bawah bersedia melakukan apa
saja demi mempertahakan pekerjaan mereka. Sehingga Marx menyebut
hubungan ini adalah hubungan yang menindas, dimana kelas berusaha untuk
mendapat keuntungan sebesar-besarnya dari hasil pekerjaan kelas bawah.
2. 2.Agama
Mengenai
agama, pandangan Karl Marx hampir sama dengan pemikiran Feuerbach.
Menurutnya, agama adalah hasil proyeksi keinginan manusia. Perasaan dan
gagasan keagamaan adalah hasil suatu bentuk masyarakat tertentu. Jika
kita membicarakan manusia tidak boleh kita membicaraknnya sebagai tokoh
yang abstrak, yang berada di luar dunia. Manusia berarti dunia manusia,
yaitu negara-masyarakat dan masyarakat-negara, hal inilah menurut Marx
yang menghasilkan agama. Marx juga melihat agama sebagai sebuah ideologi. Dia merujuk agama sebagai candu masyarakat,
3. 3. Ideologi
Karl
Marx mengemukakan bahwa ideologi lahir dari sistem masyarakat yang
terbagi menjadi 2 yaitu,kelas atas ( pemilik modal) dan kelas bawah
(pekerja). Karl Marx mengartikan ideologi sebagai keseluruhan ide
yang dominan dan diusung oleh masyarakat sebagai kelompok sosial dalam
bingkai atau batasan ekonomi dan menjadi semacam refleksi atas bingkai.
Oleh karenanya kaum Borjuis yang semakin menonjol telah menentukan
pemikiran2 tentang kebebasan hak asasi manusia, kesetaraan di hadapan
hukum (hak) dalam bingkai pergulatan menghadapi orde baru atau tatanan
lama. Kaum borjuis cenderung memindahkan semua yang menjadi ekspresi
kepentingan kelasnya menjadi nilai-nilai yang universal.
4. 4. Modal Produksi
Cara
produksi dalam kehidupan material pada umumnya mendominasi perkembangan
kehidupan sosial, politik dan intelektual. Bukan kesadaran manusia yang
menentukan eksistensinya, namun sebaliknya, eksistensi sosial mereka
menentukan kesadaran tersebut. Pada taraf perkembangan tertentu tenaga
kerja produksi material dalam masyarakat berbenturan dengan hubungan
produksi yang ada, mulailah era revolusi sosial. Perubahan dalam pondasi
ekonomi disertai dengan kekacauan bangunan besar itu cepat atau lambat.
Terdapat kekacauan dalam kondisi-kondisi produksi ekonomi. Namun ada
juga bentuk-bentuk yuridis, politik, religius, artistik, dan filosofis,
pendeknya bentuk-bentuk ideologis tempat manusia didalamnya memperoleh
kesadaran akan adanya konflik itu dan akan mendorongnya hingga ke ujung
akhir. Jika direduksi hingga ke garis-garis besarnya, maka cara produksi
ala asia, kuno, feudal, dan borjuis tampak sebagai zaman progresif
terbentuknya ekonomi dalam masyarakat. Hubungan hubungan produksi model
borjuis adalah bentuk antagonis terakhir dalam proses sosial produksi.
Masa prasejarah kemanusiaan berakhir dengan sistem sosial ini.
|
Blog tempat mengirimkan berbagai tugas mahasiswa, berbagi informasi dosen, dan saling memberi manfaat. Salam Tantan Hermansah
Minggu, 23 September 2012
Nama : Umi Kulsum Kelas : Jurnalistik 1 A
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar