Minggu, 23 September 2012

Teori Konflik

 
NAMA            : M. Irhamni (1111054000014)
JURUSAN      : PMI 3
PEL                 : Sosiologi Perkotaan
Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti salingmemukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antaradua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusahamenyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik, dalam kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagaipercekcokan, perselisihan, dan pertentangan.Konflik biasanya diberi pengertian sebagai satu bentuk perbedaan ataupertentangan ide, pendapat, faham dan kepentingan di antara dua pihak atau lebih.Pertentangan ini bisa berbentuk pertentangan fisik dan non-fisik, yang padaumumnya berkembang dari pertentangan non-fisik menjadi benturan fisik, yangbisa berkadar tinggi dalam bentuk kekerasan, bisa juga berkadar rendah yangtidak menggunakan kekerasan. Konflik juga dimaknai sebagai suatu proses yangmulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secaranegatif, atau akan segera mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang diperhatikanoleh pihak pertama.Pertentangan juga dikatakan sebagai konflik manakala pertentangan itubersifat langsung, yakni ditandai interaksi timbal balik di antara pihakpihak yangbertentangan. Konflik dapat dikatakan sebagai suatu oposisi atau pertentanganpendapat antara orang-orang, kelompok-kelompok, organisasi-organisasi yangdisebabkan oleh adanya berbagai macam perkembangan dan perubahan dalambidang manajemen, serta menimbulkan perbedaan pendapat, keyakinan dan ide.Sedangkan seseorang dikatakan terlibat konflik dengan pihak lain jika sejumlahketidak-sepakatan muncul antara keduanya, dan masing-masing menyadariadanya ketidak-sepakatan itu. Jika hanya satu pihak yang merasakanketidaksetujuan, sedang yang lain tidak, maka belum bisa dikatakan konflik antaradua pihak. Dengan kata lain, dua pihak harus menyadari adanya masalah sebelummereka berada di dalam konflik. Semua konflik seringkali dipandang sebagai pencapaian tujuan satu pihak dan merupakan kegagalan pencapaian tujuan pihak lain.
Faktor penyebab konflik
Konflik yang terjadi pada manusia bersumber pada berbagai macam sebab.Begitu beragamnya sumber konflik yang terjadi antar manusia, sehingga sulituntuk dideskripsikan secara jelas dan terperinci sumber dari konflik. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatuinteraksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Sumberkonflik itu sangat beragam dan kadang sifatnya tidak rasional. Pada umumnyapenyebab munculnya konflik kepentingan sebagainya. Perbedaan pendapatSuatu konflik yang terjadi karena pebedaan pendapat dimana masing-masing pihak merasa dirinya benar, tidak ada yang mau mengakui kesalahan, danapabila perbedaan pendapat tersebut amat tajam maka dapat menimbulkan rasakurang enak, ketegangan dan sebagainya. Salah pahamSalah paham merupakan salah satu hal yang dapat menimbulkan konflik.Misalnya tindakan dari seseorang yang tujuan sebenarnya baik tetapi diterimasebaliknya oleh individu yang lain Ada pihak yang dirugikanTindakan salah satu pihak mungkin dianggap merugikan yang lain ataumasing-masing pihak merasa dirugikan pihak lain sehingga seseorang yangdirugikan merasa kurang enak, kurang senang atau bahkan membenci.
Perasaan sensitif Seseorang yang terlalu perasa sehingga sering menyalah artikan tindakanorang lain. Contoh, mungkin tindakan seseorang wajar, tetapi oleh pihak laindianggap merugikan.Selain diatas faktor penyebab konflik juga dapat disebabkan oleh. Perbedaan individuPerbedaan kepribadian antar individu bisa menjadi faktor penyebabterjadinya konflik, biasanya perbedaan individu yang menjadi sumber konflik adalah perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah individu yang unik, artinya setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-bedasatu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal ataulingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebabdalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengankelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkunganpemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbedabeda. Ada yang merasaterganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.b. Perbedaan latar belakang kebudayaanPerbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yangberbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapatmemicu konflik. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok manusiamemiliki perasaan,pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbedaOleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang ataukelompok memiliki kepentingan yang berbeda- beda. Kadang-kadang orang dapatmelakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Konflik akibatperbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial,dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yangterjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruhmenginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkanpendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang sertavolume usaha mereka.
Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakatPerubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jikaperubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapatmemicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yangmengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotong royongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungankekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasiformal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dannilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubahmenjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalamdunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi secara cepat atau mendadak,akan membuat kegoncangan prosesproses sosial di masyarakat, bahkan akanterjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggapmengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini