NAMA : M. Irhamni (1111054000014)
JURUSAN : PMI 3
PEL : Sosiologi Perkotaan
Pengertian Konflik
Konflik
berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti salingmemukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial
antaradua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusahamenyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya
tidak berdaya. Konflik, dalam kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagaipercekcokan,
perselisihan, dan pertentangan.Konflik biasanya diberi pengertian
sebagai satu bentuk perbedaan ataupertentangan ide, pendapat, faham dan
kepentingan di antara dua pihak atau lebih.Pertentangan ini bisa
berbentuk pertentangan fisik dan non-fisik, yang padaumumnya berkembang
dari pertentangan non-fisik menjadi benturan fisik, yangbisa berkadar
tinggi dalam bentuk kekerasan, bisa juga berkadar rendah yangtidak
menggunakan kekerasan. Konflik juga dimaknai sebagai suatu proses
yangmulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi
secaranegatif, atau akan segera mempengaruhi secara negatif, sesuatu
yang diperhatikanoleh pihak pertama.Pertentangan juga dikatakan sebagai
konflik manakala pertentangan itubersifat langsung, yakni ditandai
interaksi timbal balik di antara pihakpihak yangbertentangan. Konflik
dapat dikatakan sebagai suatu oposisi atau pertentanganpendapat antara
orang-orang, kelompok-kelompok, organisasi-organisasi yangdisebabkan oleh adanya berbagai macam perkembangan dan perubahan dalambidang
manajemen, serta menimbulkan perbedaan pendapat, keyakinan dan
ide.Sedangkan seseorang dikatakan terlibat konflik dengan pihak lain
jika sejumlahketidak-sepakatan muncul antara keduanya, dan masing-masing
menyadariadanya ketidak-sepakatan itu. Jika hanya satu pihak yang
merasakanketidaksetujuan, sedang yang lain tidak, maka belum bisa
dikatakan konflik antaradua pihak. Dengan kata lain, dua pihak harus menyadari adanya masalah sebelummereka berada di dalam konflik. Semua konflik seringkali dipandang sebagai pencapaian tujuan satu pihak dan merupakan kegagalan pencapaian tujuan pihak lain.
Faktor penyebab konflik
Konflik
yang terjadi pada manusia bersumber pada berbagai macam sebab.Begitu
beragamnya sumber konflik yang terjadi antar manusia, sehingga
sulituntuk dideskripsikan secara jelas dan terperinci sumber dari
konflik. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa
individu dalam suatuinteraksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya
adalah menyangkut ciri fisik,kepandaian, pengetahuan, adat istiadat,
keyakinan, dan lain sebagainya. Sumberkonflik itu sangat beragam dan
kadang sifatnya tidak rasional. Pada umumnyapenyebab munculnya konflik
kepentingan sebagainya. Perbedaan pendapatSuatu
konflik yang terjadi karena pebedaan pendapat dimana masing-masing
pihak merasa dirinya benar, tidak ada yang mau mengakui kesalahan,
danapabila perbedaan pendapat tersebut amat tajam maka dapat menimbulkan
rasakurang enak, ketegangan dan sebagainya. Salah pahamSalah
paham merupakan salah satu hal yang dapat menimbulkan konflik.Misalnya
tindakan dari seseorang yang tujuan sebenarnya baik tetapi
diterimasebaliknya oleh individu yang lain Ada pihak yang
dirugikanTindakan salah satu pihak mungkin dianggap merugikan yang lain
ataumasing-masing pihak merasa dirugikan pihak lain sehingga seseorang
yangdirugikan merasa kurang enak, kurang senang atau bahkan membenci.
Perasaan
sensitif Seseorang yang terlalu perasa sehingga sering menyalah artikan
tindakanorang lain. Contoh, mungkin tindakan seseorang wajar, tetapi
oleh pihak laindianggap merugikan.Selain
diatas faktor penyebab konflik juga dapat disebabkan oleh. Perbedaan
individuPerbedaan kepribadian antar individu bisa menjadi faktor
penyebabterjadinya konflik, biasanya perbedaan individu yang menjadi
sumber konflik adalah perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia
adalah individu yang unik, artinya setiap orang memiliki pendirian dan
perasaan yang berbeda-bedasatu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal ataulingkungan
yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebabdalam
menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan
dengankelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di
lingkunganpemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbedabeda. Ada yang merasaterganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.b. Perbedaan latar belakang kebudayaanPerbedaan
latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang
berbeda. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola
pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yangberbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapatmemicu
konflik. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok
manusiamemiliki perasaan,pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang
berbedaOleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang
ataukelompok memiliki kepentingan yang berbeda- beda. Kadang-kadang
orang dapatmelakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang
berbeda-beda. Konflik akibatperbedaan kepentingan ini dapat pula
menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial,dan budaya. Begitu pula dapat
terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya
konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yangterjadi karena
perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruhmenginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkanpendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang sertavolume usaha mereka.
Perubahan-perubahan
nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakatPerubahan adalah sesuatu
yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jikaperubahan itu berlangsung cepat
atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapatmemicu terjadinya konflik
sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yangmengalami proses
industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab
nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya
bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat
industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotong royongan
berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan
menurut jenis pekerjaannya. Hubungankekerabatan bergeser menjadi
hubungan struktural yang disusun dalam organisasiformal perusahaan.
Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dannilai-nilai
tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubahmenjadi
pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalamdunia
industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi secara cepat atau
mendadak,akan membuat kegoncangan prosesproses sosial di masyarakat, bahkan akanterjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggapmengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar