Minggu, 23 September 2012

Syarif Hidayatullah (Jurnalistik 1A)

MENURUT PANDANGAN KARL MARX

1. Pertentangan Kelas
Pada era tahun 1818 Karl Marx dilahirkan, walaupun dalam karir hidupnya tidak mendalami bidang yang berhubungan dengan sosiologi, tetapi dari kejeniusan dari hasil karya nya, menjadi bagian yang fundamental dalam pemikiran sosiologi.
Disini dalam upaya mengkaji "teori pertentangan kelas" dia berpendapat bahwa dalam kelas social manyarakat teradapat dua kelas yakni kelas atas dan kelas bawah, dimana kelas atas yang disebut dengan kelas Borjuis, yang berisikan orang-orang kaya penguasa dan yang memiliki alat produksi yang secara langsung memiliki peran sangat vital dalam perekonomian masyarakat dan jumlah yang kurang dari 10% dari jumlah total masyarakat, hal tersebut mengakibatkan kaum Borjus sangat berkuasa dan dengan mudah dapat menindas kaum-kaum bawah. Kaum kelas dua atau proletar yakni kaum buruh atau pekerja, yang hidup dari uang hasil dia berkerja pada orang pemilik alat produksi yakni kaum Borjuis. Jumlah total 90% dari seluruh bagian masyarakat yang membuat kaum proletar sangat tertindas oleh kaum borjuis yang didorong oleh persaingan dan haus akan keuntungan tergerak semakin meng eksploitasi kaum proletar. Karena semakin terdesak dan merasa semakin di perbudak bagi kaum proletar hanya ada satu jalan yakni jalan pemberontakan.
Pada dasarnya sitem kapitalis, kedua golongan ini saling membutuhkan dimana penguasa butuh pekerja untuk menjalankan serangkaian produksi untuk memenuhi kebutuhannya dan pekerja butuh penguasa untuk penyedia lapangan pekerjaan untuk para pekerja demi menyambung hidup mereka, walau secara teori keduaanya saling membutuhkan tetapi tak mencapai keseimbangan di mana sang penguasa yakni borjuis dengan mudah menindas proletar.
2.  Agama
Jika berbicara tentang agama maka Marx mengemukakan pendapat hampir sama dengan pemikiran Feuerbach. Yang secara menyeluruh agama adalah bentuk kedua idiologi dan juga dapat berarti bentuk keinginan atau gagasan yang mempercayai secara rill kebesaran tuhan dalam sebuah kehidupan masyarakat. Tetapi Marx lebih kepada, bahwa agama sebagai candu.
3. Ideology
Sebagaimana pertanyaan Negara, marx belum memiliki teori yang sistematis tentang ideology, sebaliknya hanya memiliki analisa yang belum sempurna namun tetap berbobot dan tajam. Hal tersebut sering berkaitan degan masalah yang fundamental.
Marx berpendapat bahwa idiologi adalah sebagai keseluruhan ide dan di usung oleh sebuah masyarakat sebagai sebuah kelompok social dalam bingkai superstruktur masyarak. Idiologi ini di batasi oleh bingkai atau batasan ekonomi tersebut dan menjadi refleksi atas bingkai tersebut. Marx juga memiliki sebuah teori tentang ideology sebagai semacam alienasi.
4. Modal Produksi
Jika berbicara tentang modal produksi, dan hasilnya sangat terkait dengan ekonomi masyarakat dan pada umumnya menuntukan perkembangan kehidupan sosial, politik dan intelektual. Bukan kesadaran manusia yang menentukan eksistensinya, namun sebaliknya, eksistensi sosial mereka menentukan kesadaran tersebut. Cara produksi dari sebuah masyarakat berupa tenaga kerja produksi yang meliputi manusia, mesin dan teknik dan hubungan produksi yang di antaranya perbudakan, sistem bagi hasil, sistem kerajinan tangan, bekerja upahan. Dengan cara seperti ini dapat terbentuk dan tertata sebuah tumpuaan yang menyangga superstruktur politik, yuridris dan ideologis masyarakat. Seiring berjalanya waktu yang akan membentuk dan menyempurnakan dari model kuno ke model yang modern (asia).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini