MENURUT PANDANGAN KARL MARX
1. Pertentangan Kelas
Pada
era tahun 1818 Karl Marx dilahirkan, walaupun dalam karir hidupnya
tidak mendalami bidang yang berhubungan dengan sosiologi, tetapi dari
kejeniusan dari hasil karya nya, menjadi bagian yang fundamental dalam
pemikiran sosiologi.
Disini
dalam upaya mengkaji "teori pertentangan kelas" dia berpendapat bahwa
dalam kelas social manyarakat teradapat dua kelas yakni kelas atas dan
kelas bawah, dimana kelas atas yang disebut dengan kelas Borjuis, yang
berisikan orang-orang kaya penguasa dan yang memiliki alat produksi yang
secara langsung memiliki peran sangat vital dalam perekonomian
masyarakat dan jumlah yang kurang dari 10% dari jumlah total masyarakat,
hal tersebut mengakibatkan kaum Borjus sangat berkuasa dan dengan mudah
dapat menindas kaum-kaum bawah. Kaum kelas dua atau proletar yakni kaum
buruh atau pekerja, yang hidup dari uang hasil dia berkerja pada orang
pemilik alat produksi yakni kaum Borjuis. Jumlah total 90% dari seluruh
bagian masyarakat yang membuat kaum proletar sangat tertindas oleh kaum
borjuis yang didorong oleh persaingan dan haus akan keuntungan tergerak
semakin meng eksploitasi kaum proletar. Karena semakin terdesak dan
merasa semakin di perbudak bagi kaum proletar hanya ada satu jalan yakni
jalan pemberontakan.
Pada
dasarnya sitem kapitalis, kedua golongan ini saling membutuhkan dimana
penguasa butuh pekerja untuk menjalankan serangkaian produksi untuk
memenuhi kebutuhannya dan pekerja butuh penguasa untuk penyedia lapangan
pekerjaan untuk para pekerja demi menyambung hidup mereka, walau secara
teori keduaanya saling membutuhkan tetapi tak mencapai keseimbangan di
mana sang penguasa yakni borjuis dengan mudah menindas proletar.
2. Agama
Jika berbicara tentang agama maka Marx mengemukakan pendapat
hampir sama dengan pemikiran Feuerbach. Yang secara menyeluruh agama
adalah bentuk kedua idiologi dan juga dapat berarti bentuk keinginan
atau gagasan yang mempercayai secara rill kebesaran tuhan dalam sebuah
kehidupan masyarakat. Tetapi Marx lebih kepada, bahwa agama sebagai
candu.
3. Ideology
Sebagaimana
pertanyaan Negara, marx belum memiliki teori yang sistematis tentang
ideology, sebaliknya hanya memiliki analisa yang belum sempurna namun
tetap berbobot dan tajam. Hal tersebut sering berkaitan degan masalah
yang fundamental.
Marx
berpendapat bahwa idiologi adalah sebagai keseluruhan ide dan di usung
oleh sebuah masyarakat sebagai sebuah kelompok social dalam bingkai
superstruktur masyarak. Idiologi ini di batasi oleh bingkai atau batasan
ekonomi tersebut dan menjadi refleksi atas bingkai tersebut. Marx juga memiliki sebuah teori tentang ideology sebagai semacam alienasi.
4. Modal Produksi
Jika berbicara tentang modal produksi, dan hasilnya sangat terkait dengan ekonomi masyarakat dan pada umumnya menuntukan perkembangan kehidupan sosial, politik dan intelektual. Bukan
kesadaran manusia yang menentukan eksistensinya, namun sebaliknya,
eksistensi sosial mereka menentukan kesadaran tersebut. Cara
produksi dari sebuah masyarakat berupa tenaga kerja produksi yang
meliputi manusia, mesin dan teknik dan hubungan produksi yang di
antaranya perbudakan, sistem bagi hasil, sistem kerajinan tangan,
bekerja upahan. Dengan cara seperti ini dapat terbentuk dan tertata
sebuah tumpuaan yang menyangga superstruktur politik, yuridris dan
ideologis masyarakat. Seiring berjalanya waktu yang akan membentuk dan
menyempurnakan dari model kuno ke model yang modern (asia).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar