Selasa, 12 November 2013

meresume bab : 4 dan 5 buku pengantar ilmu kependudukan (Said Rusli)

TUGAS DEMOGRAFI
meresume bab : 4 dan 5 buku pengantar ilmu kependudukan (Said Rusli)
Oleh : Muhammad Dzul Azmi (1111054000011) PMI5

Bab 4
Sumber-Sumber Data Kependudukan / Demografi
Pendahuluan.
Sumber-sumber data kependudulan yang poko ialah, sensus, system kejadian –kejadian vitas, registrasi penduduk dan survey-survei terbatas atau survey sampel. Lain sumber-sumber tambahan yang sering digunakan adalah catatan-catatan dan dokumen-dokumen instansi pemerintah.
Sejarah Sensus Penduduk.
Pencacahan penduduk telah dimulai di babylonia ( south western asia ) sebelum 3800 B,C, dinegeri cina kira-kira pada 3000 B.C, dan dimesir sekitar tahun 2500 B.C,. dalam abad ke 16-17 beberapa kali sensus telah dilakukan di sisilia, italia, dan spanyol.
Sensus penduduk dalam paham modern mungkin sekali untuk pertama kali dilakukan di quebec atau kanada, perancis, pada tahun 1666 sedangkan di swedia mulai dilakasanakan pada tahun 1749, amerika serikat tahun 1970, dan di inggris pada tahun 1801. Di Indonesia umpamanya, raffles pada masa pemerinyahannya yang singkat sempat melakukan perhitungan penduduk dijawa pada tahun 1815. Di india perhitungan penduduk baru dimulai pada tahun 1881. Di Australia sensus pensusuk dilakasanakn pada tahun 1882 yang mana penduduk nya hanya 30.000 jiwa. Catatn paling lengkap di eropa sebelum abad ke-19 dapat dijumpai di negeri-negeri skandinavia seperti norwegia, swedia, Denmark, dan finlandia.
Dalam tahun 1950-1953 sensus penduduk telah dilakukan di 41 negeri yang berdaulat dan juga di sejumlah negeri yang belum berdaulat. Antara tahun 1945-1953 hampir 60 % penduduk dunia dicakup sensus. Sampai tahun 1960 jumlah penduduk bumi telah dihitung melalui sensus kira-kira telah mencapai 90%.
Kriteria Modern Dari Sensus.
Istilah sensus dalam paham modern mengandung makna perhitungan penduduk yang mencakup wilayah suatu Negara. Dengan demikian suatu sensus penduduk merupakan suatu usaha besar yang memerlukan banyak biaya dan tanaga. Perhitungan penduduk dalam suatu sensus dapat dilakukan dengan sistem de jure atau de facto, atau kombinasi diantara keduanya. Sistem de jure berarti mencacah penduduk menurut tempat tinggal tetap. Sedangkan sistem de facto pencacahan dilakukan dimana seseorang ditemukan pada saat sensus. Ciri-ciri utama dari suatu sensus penduduk nasional resmi mencakup : kesponsoran, territorial, yang terdefinisi dengan jelas, universalitas, simultanitas, unit individual dan mengenai unit kompilasi dan publikasi.
Sensus Penduduk Di Indonesia
Di Indonesia seperti dilain-lain kawasan di dunia. Perhitungsn penduduk bertujuan untuk terbatas seperti untuk perpajakan dan penentuan jumlah wajib kerja telah ada sejak dulu. Pemerintahan colonial belanda antara tahun 1880 hingga 1905 mengadakan sensus-sensus penduduk dengan periode lima tahun sekali. Tahun 1905 merupakan tahun terakhir pelaksanaan sensus penduduk. Ulangan lima tahun. Namun pada tahun 1920 pemerintah memutuskan untuk melaksanakan  pencacahan pada tahun 1915 dan selanjutnya dilakukan 10 tahun sekali. Setelah tahun 1905, ada 6 kali sesnsus penduduk di Indonesia. Dua kali di antara berlangsung pada zaman colonial belanda, yaitu pada tahun 1920 dan tahun 1930, sedangkan empat kali lagi berlangsung setelah Indonesia merdeka, yaitu pada tahun 1961, 1971, 1980, dan 1990.
Sesnsus penduduk 1920 menggunakan sistem perhitungan penduduk de jure. Sedangkan sensus penduduk 1930 menggunakan perhitungan de facto di jawa dan sistem perhitungan de jure di lain-lain pulau. Ketiga sensus lainnya yaitu sensus penduduk 1961, 1971, dan 1980 menggunakan sistem kombinasi antara sistem de jure dan sistem de facto.
Registrasi Kejadian Vital dan Penduduk
Sistem registrasi penduduk merupakan suatu sistem registrasi yang dipelihara penguasa setempat dimana biasanya dcatat setiap kelahiran, kematian, adopsi, perkawinan, perceraian, perubahan pekerjaan, perubahan nama dan perubahan tempat tinggal.
Beberapa negeri yang relative lama dan tetap mempunyai sistem registrasi penduduk yang bai antaranya, swedia, finlandia, dan belanda. Di swedia dan finlandia sistem registrasi penduduk muncul pada abad ke-17 dan dibelanda berawal sekitar pertengahan abad ke-19.
Negara yang memelihara sistem registrasi kejadian-kejadian vitas biasanya mewajibkan para warganya untuk segera atau dalam jangka waktu tertentu melaporkan kejadian-kejadian vital seperti kelahiran atau kematian.
Di Indonesia sejaran registrasi penduduk dapat dikatakan mulai pada masa pemerintahan raffles. Atas perintah raffles di setiap desa harus diadakan registrasi. Sampai kini, di indonesaia seperti halnya kebanyakan negara-negara berkembang lain, di samping sistem registrasi penduduk belum dilaksanakan secara menyeluruh, data dari registrasi penduduk sering tidak lengkap dan kurang dapat dipercaya.
Survai
Dalam keadaan terbatasnya data kependudukan dari siatu sensus-sensus penduduk, sistem registrasi kejadia-kejadia vitas dan registrasi penduduk, pelaksanaan survai-survai demografis dan beragam survai sampel yang mengumpulkan informasi kependudukan sering sangat bermafaat. Umpamanya survai fertilitas Indonesia 1973 yang dilakasanakn oleh lembaga demografi fakultas ekonomi Indonesia, dan Indonesia fertility survey 1976 yang dilakasakan oleh kerja sama antara thr world fertility survey ( WFS ) of the international statistical institute dam biro pusat stantistik.
Survai demografi pada dasarnya dapat dikelompokan dalam tiga tipe, yaitu :
1.      Survai bertahap tunggal ( single roind survey )
2.      Survai bertahap ganda ( multi round survey )
3.      Survai bertipe kombinasi, yaitu kombinasi antara survai tunggal atai survai bertahap ganda dengan sistem registrasi
 
Bab 5
Komposisi dan Piramida Penduduk
Pendahuluan
Penduduk merupakan jumlah orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah pada waktu tertentu dan merupakan hasil proses-proses demografi, yaitu : fertilitas, mortalitas, dan migrasi. Komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karakteristik yang sama. Beragam pengemlompokan dapat dibuat atas dasar etnis, agama, kewarganegaraan, bahasa, pendidikan yang diselesaikan, umur, jenis kelamin dan golongan pendapatan.
Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis kelamin
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin merupakan yang terpenting. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin bagi suatu masyarakat penting baik dalam kerangka biologis, ekonomis, ,maupun sosial. Umpamanya penting dalam pertaliannya dengan angka-angka kelahiran, kematian, rasio beban tangguangan, dan jumlah penduduk usia sekolah.
Angka rasio jenis kelamin dapat dihitung menurut golongan-golongan umur disamping bagi penduduk total. Angka-angka rasio jenis kelamin menurut golongan umur ini disebut sebagai "age specific sex rations". Angka rasio jenis kelamin penduduk di Indonesia, secara keseluruhan agak meningkat, jika pada tahun 1961 dan 1971 angka rasio jenis kelamin penduduk Indonesia sekitar 97  laki-laki per 100 perempuan, angka ini meningkat menjadi 8,9 per 100 perempuan pada tahun 1980, dan kemudian menjadi 99,5 laki-laki per 100 perempuan pada tahun 1990.
Tipe-tipe Piramida Penduduk
Piramida penduduk menyajikan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin bagi suatu wilayah. Sampai derajat tertentu, riwayat pnduduk dapat dibaca dengan bentuk pirdamida penduduk di negeri yang bersangkutan. Paling sedikit dapan dibedakan dalam tipe piramida penduduk, yaitu :
Tipe 1 :
Merupakan bentuk piramida penduduk yang bertipikal bagi negeri-negeri yang mempunyai angka kelahiran dan kematian yang tinggi, yaitu negeri-negeri yang belum mempunyai alat yang efectif untuk mengontrol kelahiran dan kematian .
Tipe 2 :
Dan tipikal bagi negeri yang mulai mengalami pertumbuhan penduduk cepat sebagai akibat menurunnya angka kematian bayi dan anak yang cukup berarti sementara belum menurunnya fertilitas.
Tipe 3 :
Piramida ini menggambarkan dimana di suatu negeri yang mengalami kelahiran dan kematian yang rendah.
Tipe 4 :
Bentuk ini dicapai oleh Negara-negara yang paling sedikit sudah 100 tahun mengalami penurunan tingkat fertilitas (kelahiran) dan kematian. Umur median cenderung menurun dan angka beban tanggungan meninggi.
Tipe 5 :
Terdapat pada negara yang menjalani penurunan drastis yang tingkat kelahiran dan kematiannya sangat rendah. Penurunan tingkat kelahiran yang terus menerus akan menyebabkan berkurangnya jumlah absolute dari pada penduduk.
Pengaruh Kematian, Kelahiran dan Migrasi Terhadap Bentuk Pramida Penduduk
Bentuk piramida penduduk banyak ditentukan oleh keadaan fertilitas dan mortalitas. Sekitar 100 tahun untuk menghasilkan piramida baru, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menggantikan semua penduduk yang menyusun suatu piramida disuatu daerah atau Negara.
Turunnya mortalitas terlebih pertama-tama jika hal ini terjadi pada umur-umur sangat muda yaitu umur-umur permulaan kehidupan, maka dalam keadaan fertilitas tetap tinggi, secara keseluruhan umur penduduk menjadi lebih muda. Dalam keadaan ini, seperti halnya dalam Negara-negara berkembang, lebih dari 40% penduduk berada dibawah umur 15 tahun. Namun bentuk piramida juga dipengaruhi dari sebagian atas karena makin banyaknya penduduk yang mencapai umur tua. Turunnya reit kematian berarti kebanyakan orang akan hidup lebih lama. Reit kematian yang tinggim yang umurnya karena tinggi nya reit kematian bayi, memberikan bentuk yang lebih smpit dibagian bawah.Migrasi merupakan faktor lain yang mempengaruhi bentuk piramida penduduk disuatu daerah atau negeri.
Cara-cara Penggambaran Piramida Penduduk
Piramida penduduk juga sebenarnya merupakan penyajian secara grafis jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Penggambaran piramida penduduk dapat digambarkan didasarkan baik atas angka-angka mutlak maupun angka-angka proporsi atai presentase. Kendati demikian, untuk tujuan perbandingan antara dua daerah atau Negara yang sangat berbeda jumlah penduduknya, piramida yang satu akan kelihatan sangat kecil, sebaliknya yang lain akan nampak terlihat terlalu besar.
Perbandingan bentuk-bentuk piramida sering dilakukan dengan menggambarkan penduduk yang satu atas piramida penduduk yang lain atau piramida penduduk yang satu disuperimposekan atas piramida penduduk yang lainnya itu.
Penggambaran suatu piramida penduduk dimulai dengan menarik dua sumbu yang saling tegak lurus, yaitu yang sumbu horizontal dan yang lainnya sumbu vertical. Tiap skala pada sumbu horizontal menunjukan jumlah penduduk tertentu ( mutlak atau relatif ) dari golongan umur yang digambarkan pada sumbu vertical. Lazimnya pada bagian kiri dari piramida digambarkan jumlah-jumlah penduduk laki-laki, dan pada bagian piramida yang kanan digambarkan jumlah penduduk perempuan.
Penggambaran dalam kelompok umur yang terlalu besar akan mengurangi manfaat dari piramida penduduk. Jika data penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin cukup tersedia, suatu piramida penduduk umumnya akan berbentuk sususan dari 28 balok-balok horizontal, mulai dari dasar 0-4 tahun, 5-9 tahun, hingga golongan 85 tahun atau lebih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini