Nama : Rr. Aisyah Perwitasari
NIM : 1113054100018
Kelas : Kessos 2A
Teori Max Weber
Teori Max Weber merupakan suatu teori yang terutama berhubungan dengan tingkat struktur sosial tentang kenyataan sosial dan kondisi materil dimana kita harus menyesuaikan diri supaya tetap hidup dan memahami pelbagai kebutuhan.
Teori Kapitalisme
Dalam bukunya yang berjudul “Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme” (Die Protestantische Ethik Under Geist des Kapitalismus) Weber berpendapat bahwa agama adalah salah satu alasan utama bagi perkembangan yang berbeda antara budaya barat dan budaya timur.
Dari memperoleh kehidupan yang makmur dan sejahtera tidak semata-mata bersikap Hedonisme, tapi ajaran mereka ialah Sekte Kalvinisme. Ajarannya untuk menerapkan pola kehidupan yang sederhana. Sehinmgga dengan seperti ini kapitalisme di bidaya barat dapat berkembang hingga saat ini. Weber juga berpendapat bahwa ada banyak alasan untuk mencari asal-usulnya di dalam gagasan keagamaan dari reformasi. Weber menunjukan bahwa tipe Protestanisme tertentu mendukung pengejaran rasional akan keuntungan ekonomi dan aktivitas dunia yang sudah positive.
Teori Tindakan Sosial
Tindakan sosial ini membedakan tindakan denganperilaku yang murni reaktif, konsep perilaku yang dimaksudkan sebagai perilaku otomatis yang tidak melibatkan proses pemikiran. Ia memusatkan perhatiannya pada tindakan yang jelas-jelas campur tangan dan proses pemikiran antara terjadinya stimulus dan respons.
Tujuan Weber tak lain adalah memfokuskan perhatian pada individu, pola regulitas dan tindakan bukan kolektivitas. Pembedaan yang dilakukan Weber terhadap kedua tipe dasar tindakan rasional.
- Tindakan Afektual : tindakan yang ditentukan oleh emosi aktor.
- Tindakan Tradisional : tindakan yang ditentukan oleh cara bertindak aktor yang biasa dan telah lazim dilakukan.
Aspek terpenting dari analisis ini adalah bahwa Weber tidak mau mereduksi Stratafikasi menjadi sekedar faktor ekonomi, melainkan melihat sebagai suatu yang multidimensional.. masyarakat terstratifikasi menurut ekonomi, status, dan kekuasaan.
Jadi, kelas bukan komunitas. Melainkan sekedar kelompok orang yang berada dalam situasi ekonomi atau situasi pasar yang sama. Weber sendiri bukan seorang politis radikal, Weber memilih demokrasi sebagai bentuk politik bukan karena ia percaya pada masa. Namun karena demokrasi menawarkan dinamika maksimal dan merupakan yang terbaik untuk menciptakan pemimpin politik. Weber juga selalu mengawali analisisnya tentang struktur Otoritas dengan asumsinya tentang hakikat dan sifat dasar tindakan.
- Otoritas Tradisional : didasarkan pada klaim pemimpin dan keyakinan para pengikutnya bahwa terdapat kelebihan dalam kesucian aturan dan kekuasaan yang telah berusia tua.
- Otoritas Karismatik : Weber tidak menyangkal bahwa pemimpin karismatik dapat memiliki ciri yang menonjol, lebih tergantung pada kelompok pengikut dan bagaimana mereka mendefinisikan pemimpin yang krusial.
Teori Verstehen (Pemahaman)
Istilah verstehen ini khusus Weber dalam penelitian historis adalah sumbangan yang banyak dikenal dan kontroversial terhadap metedologi sosiologi menafsirkan maksud Weber. Muncul dari masalah umum dalam pemikiran metedologisnya. Penafsiran Verstehen pada level budaya setara dengan teori skala besar (Fungsional Struktural) seperti kita ketahui fokus Weber pada konteks budaya dan sosial. Dalam tradisi Verstehenobjeknya adalah sistem budaya. Bisa dipilih antara tradisi agung dan tradisi rendah.
Pemikiran Weber dikenal ialah pemahaman subyektif sebagai metode untuk memperoleh pemahaman yang valid mengenai tindakan sosial. Tindakan subyektif arus dapat dipahami dalam hubungannya dengan arti subyektif yang terkandung. Pendekatan subyektif berusaha untuk memperhatikan juga gejala-gejala yang sukar ditanggap dan dapat diamati seperti perasaan individu pikiran dan motifnya. Verstehen sendiri ialah metode pendekatan yang untuk mengerti makna yang mendasari dan mencakup peristiwwa sosial.
Teori Karisma
Bagi Max Weber karisma ialah kekuatan revolusioner adalah bahwa dia menyebabkan reorientasi sebyektif dan internal. Organisasi karismatik dan rutinisasi karisma. Minat Weber pada organisasi pemimpin dan staf membawanya pada pertanyaan tentang apa yang terjadi dengan otoritas karismatik. Baginya karisma pada dasarnya tidak stabil, ia hadir dalam bentuknya yang murni selama pemimpin karismatiknya hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar