Rabu, 07 Oktober 2015

Nama : Tomi Syahrul Kurniawan Nim : 11150510000031 Prodi : KPI 1A Tugas 4

Nama   :  Tomi Syahrul Kurniawan     Nim     : 11150510000031      Prodi   : KPI 1A

 

Imajinasi Kenyaman Dan Pengaruhnya Dalam Kehidupan Sosial

 

1.      Gambaran Tempat Wisata

 

Dieng adalah kawasaan dataran tinggi di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Dieng juga memiliki ketinggian rata-rata sekitar 2.000m di atas permukaan laut. Secara administrasi, Dieng merupakan wilayah Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng (Dieng Wetan), Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.

Dieng merupakan dataran luas yang dikelilingi pegunungan, antara lain Gunung Prahu, Gunung Juranggrawah, Gunung Pangamun-amun, Gunung Sipandu, dan beberapa gunung lainnya. Dieng adalah kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Terdapat banyak kawah sebagai tempat keluarnya gas, uap air dan berbagai material vulkanik lainnya. Keadaan ini sangat berbahaya bagi penduduk yang menghuni wilayah itu, terbukti dengan adanya bencana letusan gas Kawah Sinila 1979. Tidak hanya gas beracun, tetapi juga dapat dimungkinkan terjadi gempa bumi, letusan lumpur, tanah longsor dan banjir.

 

Beberapa peninggalan budaya dan alam telah dijadikan sebagai objek wisata dan dikelola bersama oleh dua kabupaten, yaitu Banjarnegara dan Wonosobo. Berikut beberapa obyek wisata di Dieng.

1.      Telaga : Telaga Warna ( sebuah telaga yabg sering memunculkan berbagai macam warna seperti merah, hijau, biru, putih, dan lembayung ), Telaga Pengilon, Telaga Merdada, Telaga Cebon.

2.      Kawah : Sikidang, Sileri, Sinila (meletus dan mengeluarkan gas beracun pada tahun 1979 dengan korban 149 jiwa), Kawah Candradimuka.

3.      Kompleks candi-candi Hindu yang dibangun pada abad ke-7, antara lain: Candi Gathotkaca, candi Arjuna, Candi Bma, Candi Semar, Candi Sembadra, Candi Srikandi, Candi Setyaki, Gangsiran Aswatama, Candi Dwarawati.

4.      Gua : Gua Semar, Gua Jaran, Gua Sumur. Terletak di antara Telaga Warna dan Telaga Pengilon, sering digunakan sebagai tempat olah spiritual.

5.      Sumur Jalatunda

6.      Dieng Volcanic Theater, teater untuk melihat film tentang kegunungapian di Dieng.

7.      Museum Dieng Kailasa, menyimpan artefak dan memberikan informasi tentang alam (geologi, flora-fauna), masyarakat Dieng (keseharian, pertanian, kepercayaan, kesenian), serta warisan arkeologi dari Dieng.

8.      Mata Air Sungai Serayu, sering disebut dengan Tuk Bima Lukar.

Desa Sembungan merupakan desa tertinggi di pulau Jawa sekitar 2306 Mdpl. Desa tersebut terletak di Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.Banyak keunikan yang dapat kita temui di desa ini dan yang paling sering dikejar oleh wisatawan adalah golden sunrise di bukit Sikunir.

Gunung Sikunir adalah objek wisata alam yang terletak di Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar Wonosobo. Perjalanan menuju Gunung Sikunir dapat ditempuh dari Dieng - Sembungan, dan kearah selatan dari Telaga Cebong. Untuk mencapai puncak Gunung Sikunir dibutuhkan waktu sekitar 2 jam, jika berjalan kaki dari Dieng. Wisatawan dapat memanfaatkan jasa ojek (Dieng) untuk mengantar sampai di kaki Gunung Sikunir. Di Puncak Gunung Sikunir, Wonosobo, wisatawan dapat menikmati indahnya matahari terbit pagi hari (Sunrise). Puncak Sindoro, Sumbing, Merbabu dapat terlihat dengan elok di Gunung Sikunir. Tidak hanya itu wisatawan juga disuguhi beraneka suara burung dan ayam hutan yang berkokok.menambah keindahan puncak Gunung Sikunir. Untuk menikmati Sunrise di Gunung Sikunir, pengunjung harus tiba dipuncak sebelum matahari terbit. biasanya Star perjalanan dari Dieng jam 03.00 dini hari. Hampir setiap hari ada yang naik ke bukit ini untuk menikmati keagungan Tuhan yang langka tersebut. Selain Sunrise ada juga Telaga Cebong seluas kurang lebih 11 Ha.

 

2.      Pengaruh Adanya Pulau Raja Ampat Bagi Masyarakat

Sejak diresmikan menjadi objek wisata, banyak perubahan yang terjadi baik pada masyarakatnya maupun pada kawasan Dieng itu sendiri. Perubahan hebat di dataran tinggi Dieng terutama dipicu oleh masuknya tanaman kentang yang pada era 80 an dibawa oleh orang-orang Jawa Barat (Pengalengan) ke wilayah tersebut. Berdasarkan catatan statistic, kebutuhan kentang nasional memang terus meningkat seiring dengan terjadinya perubahan gaya hidupmasyarakat perkotaan, khususnya dalam hal konsumsi makanan. Tanaman kentang berhasil membangkitkan gairah baru kalangan petani di dataran tinggi Dieng. Orang-orang di sana meninggalkan tanaman lama yang sudah berpuluh-puluh tahun menjadi tulang punggung ekonomi local, seperti pit rem atau sejenis bunga lili putih, kobis, kacang Dieng, dan tembakau. Mereka beralih ke tanaman kentang yang oleh sebagian orang dianggap ajaib karena memiliki usia panen yang singkat (hanya 100 hari) dan harganya sangat bagus.

 

Faktor yang mempengaruhi perubahan social dan budaya:

 

A.    Faktor Pendorong Perubahan:

1.      Adanya kontak dengan kebudayaan lain, misalnya denganmasuknya tanaman kentang yang pada era 80 an dibawa oleh orang-orang Jawa Barat (Pengalengan) ke wilayah Dieng.

2.      Sistem pendidikan formal yang maju, melalui pendidikan seseorang akan mendapatkan suatu pengetahuan dan informasi yang belum ia ketahui.

3.      Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, yang apabila terjadi dalam waktu yang lama akan menyebabkan kejenuhan dan dapat berakhir dengan lahirnya revolusi yang dilakukan oleh masyarakat.

 

Perubahan itu juga bukan saja menjelaskan bagaimana interaksi masyarakat dengan berbagai factor yang ikut menentukan pranata sosial secara luas. Perubahan-perubahan itu harus dilihat dalam konteks globalisasi yang sedang terjadi dan memiliki pengaruh ke dalam proses-proses sosial hingga ke tingkat yang paling kecil. Proses-proses ini telah membawa pasar menjadikekuatan dominan dalam pembentukan nilai dan tatanan sosial yang bertumpu pada prinsip- prinsip komunikasi yang canggih. Pasar telah pula memperluas orientasi masyarakat dan mobilitas, hingga batas-batas sosial budaya selain meluas juga cenderung mengabur akibat berubahnya orientasi ruang dalam masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini