Rabu, 07 Oktober 2015

Syahrullah_profil sosiolog, teori, dan pengaruhnya (Peter Ludwig Berger)_tugas 4 soskot

NAMA: SYAHRULLAH

NIM:11140540000002

PRODI: PMI 3

TEORI PETER LUDWIG BERGER

1.      Kelahiran, lingkungan tempat tinggal

2.      Pendidikan dan kehidupannya

3.      Karya intelektual dan penghargaannya

4.      Pengaruh teori sosiologi

Peter Ludwig Berger lahir di Vienna 17 Maret 1929, ia berimigrasi ke Amerika Serikat ketika Perang Dunia II usai. Tahun 1949  Berger lulus Bachelor of Arts dari Wagner College. Kemudian Ia melanjutkan studinya di New School for Social Research in New York, gelar M.A. diperoleh tahun 1950, dan Ph.D. di tahun 1952.  Pada tahun 1955 hingga 1956 Ia bekerja di Akademi Evangelische di Badd Boll, Jerman. Tahun 1956 hingga 1958 Berger telah menjadi asisten professor di University of North Carolina. Dari tahun 1958 sampai 1963 Ia menjadi Associate Professor di University of North Carolina. Dari tahun 1958 sampai tahun 1963 ia menjadi  Associate Professor di Hartford Theological Seminary. Tahapan karir berikutnya Ia menjadi professor di New School for Social Research, Rutgers University, dan Boston College. Sejak tahun 1981 Berger telah menjadi profesor sosiologi dan theologi di Boston University, dan sejak tahun 1985 juga menjadi direktur di Institute on Culture, Religion and World Affairs.

Thomas Luckmann, lahir tahun 1927, Ia adalah profesor sosiologi dari universitas Constance Jerman. Sejak tahun 1994 ia menjadi profesor emiritus. Ia dikenal selain sebagai penulis buku The social construction of reality (1966, bersama dengan Peter Berger), Ia juga menulis buku Structures of the life World (1982, bersama Alfred Schutz).  Area penelitian prof Luckmann mencakup sosiologi pengetahuan, sosiologi agama, dan sosiologi komunikasi, serta filsafat ilmu.

 

Berger dan Luckmann mengembangkan suatu teori sosiologi, dimana masyarakat dipandang  sebagai realitas objektif, sekaligus realitas subjektif. Analisanya mengenai masyarakat sebagai realitas subjektif mempelajari bagaimana realitas itu diproduksi dan bagaimana menjaga kelangsungan individu.  Ia menulis tentang bagaimana konsepsi manusia yang baru menjadi bagian dari realitas.  Konsepsinya tentang struktur sosial, menunjukkan betapa pentingnya bahasa, sebagai sistem tanda masyarakat manusia yang paling utama, konsepsi ini mirip dengan Konsepsi Hegel tentang  Geist

Berger dan Luckmann dalam menjelaskan realitas sosial  menggunakan beberapa konsep dan istilah (key word) yaitu eksternalisasi,  objektivasi (objectivation), dan internalisasi (internalisation). Eksternalisasi adalah usaha pencurahan diri manusia ke dalam dunia, baik dalam kegiatan mental maupun fisik. Eksternalisasi merupakan interaksi sosial antara manusia dengan struktur sosial yang sudah ada. Dalam eksternalisasi setiap individu memperhitungkan tipifikasi-tipifikasi.  Tipifikasi merupakan dasar bagaimana orang lain dipahami dan diperlakukan dalam  interaksi sosial. Perubahan sosial terjadi kalau eksternalisasi individu menggerogoti tatanan sosial yang sudah mapan, diganti denga orde yang baru. Dari semua itu kalau dicari asumsi dasar dari eksternalisasi adalah masyarakat terbentuk karena manusia.

  Sedangkan objektivasi merupakan proses manifestasi diri (pengungkapan kenyataan subjektif) kedalam  bentuk-bentuk kegiatan yang tersedia yang bisa diketahui oleh orang lain sebagai unsur-unsur dari dunia bersama. Contoh objektifasi adalah, ketika marah seseorang mengeluarkan senjata. Tindakan mengeluarkan senjata dimaknai oleh orang lain sebagai kenyataan objektif bahwa orang itu marah. Sedang internalisasi adalah pemahaman atau penafsiran yang langsung dari suatu peristiwa objektif sebagai pengungkapan suatu makna. Atau  memahami proses-proses subjektif orang lain menjadi bermakna bagi kita.

 

Ada beberapa tokoh yang pemikirannya berpengaruh terhadap teori ini, antara lain: Marx (perandaian antropologi yaitu matter mempengaruhi mind), Durkheim (fakta sosial sebagai benda-benda), Weber (tentang tindakan sosial), Mead (internalisasi kenyataan sosial atau takimg the the role of the other), dan Alfred Schutz (tentang struktur dunia akal sehat dari kehidupan sehari-hari). Juga Talcott Parson dengan struktural fungsionalnya.  Tapi lebih spesifik sebenarnya Peter Berger dan Luckmann ingin menggabungkan pemikiran Max Weber dan pemikiran Emile Durkheim (hal 264). Berger menerima asumsi interaksi intersubjektif memunculkan konstruksi sosial. Kenyataan sosial objektif diketemukan dalam hubungan individu dengan lembaga-lembaga sosial.  Tapi dalam penjelasan teorinya ia menggunakan juga cara berpikir Marx terutama untuk menjelaskan proses-proses dialektika, juga pemikiran Mead ketika menjelaskan internalisasi dan sosialisasi, khususnya tentang bagaimana individu memperhitungkan orang lain,  dan tentu saja Afred Schutz sahabat Luckmann yang memiliki konsep tentang  world common sense. Dan terakhir Parson mempengaruhi dalam memandang masyarakat sebagai sebuah proses menuju keseimbangan baru.

 

Jenis realitas dalam ilmu sosial dipahami dalam dua konsepsi, yaitu realitas objektif dan realitas subjektif. Berger dan Luckmann dalam Social Construction of Reality lebih banyak menjelaskan tentang dasar-dasar pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari, interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari. Mereka menjelaskan masyarakat sebagai kenyataan objektif sekaligus subjektif.

Pada mulanya terdapat objektivasi dari proses-proses dan makna-makna subjektif dimana dunia akal sehat intersubjektif itu dibentuk. Objektivasi kenyataan hidup sehari-hari kedalam suatu tatanan objek-objek,  sehingga ada proses pemberian nama terhadap objek-objek yang ada sejak sebelum kita lahir, ada proses pelembagaan dan legitimasi di situ. Dengan demikian diakui adanya realitas sosial objektif, sebagaimana pemikiran Durkheim tentang fakta sosial. Tapi kemudian dijelaskan pula oleh Berger Luckmann bahwa masyarakat juga sebagai kenyataan subjektif, di dalamnya ada proses internalisasi kenyataan oleh individu, internalisasi struktur sosial hingga teori identitas. Nah berikutnya penyerapan fakta sosial melalui internalisasi ini berpengaruh pada proses ekternalisasi. Konsep eksternalisasi amat dekat dengan pemikiran Weber  tentang tindakan sosial.

Intinya disini Peter Berger dan Luckmann menganggap bahwa kenyataan sosial lebih diterima sebagai kenyataan ganda dari pada kenyataan yang tunggal. Kenyataan hidup sehari-hari memiliki dimensi dimensi objektif dan subjektif.  Manusia adalah pencipta kenyataan sosial objektif melalui eksternalisasi. Kemudian kenyataan objektif melalui internalisasi diserap oleh individu sebagai kenyataan subjektif.  Jadi Berrger memandang masyarakat sebagai produk manusia, dan manusia adalah produk masyarakat. Ini terjadi melalui proses dialektis yang kontinyu dari objektivasi, internalisasi dan eksternalisasi.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini