Bab I
Ilmu Kependudukan dan Demografi
Istilah lain dari Ilmu Kependudukan yaitu Studi Kependudukan. Terdapat analisis-analisis yang bertujuan dan mencakup:
1. Adanya informasi dasar tentang penduduk,karakteristik dan perubahan-perubahannya.
2. Menjelaskan sebab perubahan dari faktor dasar tersebut.
3. Menganalisis segala perubahan-perubahan di masa depan.
Kemudian istilah demografi berasal dari kata Greek (Yunani) yang untuk pertama kali digunakan oleh Guillard lebih dari seabad yang silam, yaitu sinonim dari population study. Jadi pada dasarnya demografi yaitu studi ilmiah terhadap penduduk manusia,yang mengenai jumlah, struktur, dan perkembangannya.
Robert Thomas Malthus dan Teori-teori Alamiah
Robert Thomas Malthus (1766-1834) terkenal sebagai pelopor Ilmu Kependudukan (Population Studies) sebagai bagian dari rentetan perkembangan demografi yang telah dimulai sejak pertengahan abad ke-17.
Malthus memulai dengan merumuskan dua postulat yaitu:
1. Pada dasarnya kebutuhan pangan yaitu untuk hidup manusia; dan
2. Kebutuhan nafsu seksual antar jenis kelamin akan tetap sifatnya sepanjang masa.
Bahwasannya, dalam postulat tersebut Malthus menyatakan: Jika tidak ada pengekangan, kecenderungan pertambahan jumlah manusia akan lebih cepat dari pertambahan subsisten (pangan). Kemudian pengekangan perkembangan penduduk dapat berupa pengekangan segera dan pengekangan hakiki. Yang dimaksud dengan pengekangan hakiki adalah pangan, sedangkan pengekangan segera berupa pengekangan prefentif dan pengekangan positif. Pengekangan prefentif yaitu faktor yang mengurangi angka kelahiran. Sedangkan pengekangan positif yaitu faktor yang mempengaruhi angka kematian.
Teori Transisi Demografi dan Aliran-aliran Pemikiran
Yang dimaksud teori transisi demografi yaitu setiap masyarakat memulai dengan fase angka kelahiran-kematian tinggi, kemudian disusul oleh tingkat angka kelahiran-kematian tinggi, kemudian tingkat menurunnya angka kematian sementara, angka kelahiran masih tetap tinggi dan tingkat menurunnya angka kelahiran secara perlahan-lahan hingga berada pada angka kelahiran dan kematian rendah.
Bab II
Beberapa Ukuran Dasar Teknik Analisa Kependudukan
Angka Mutlak dan Relatif
Pada dasarnya untuk tujuan tertentu angka-angka mutlak berguna secara langsung, bahkan sangat penting. Namun untuk tujuan-tujuan perbandingan, penggunaan angka-angka mutlak saja sering tidak memadai dan bahkan sering tidak banyak memberi arti.
Kemudian dalam menggunakan angka-angka atau ukuran-ukuran relatif dapat membantu dalam membandingkan keadaan berbagai peristiwa demografi dari penduduk-penduduk yang jumlahnya sangat berbeda.
Rasio dan Reit
Rasio merupakan besaran hasil perbandingan antara dua angka yaitu berupa ukuran relatif, sehingga tidak merupakan indikator besarnya angka-angka yang diperbandingkan. Sedangkan Reit merupakan rasio yang dihitung dengan dasar interval waktu tertentu, biasanya dengan interval satu tahun.
Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi merupakan alat untuk menggambarkan profil penduduk menurut karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut seperti umur, jenis kelamin, daerah tempat tinggal, dll. Frekuensi dapat berupa angka-angka mutlak atau proporsi dan persentase (angka-angka relatif).
Teknik Pro-rating
Dalam hasil sensus penduduk mengenai jumlah penduduk menurut golongan umur kadang-kadang dijumpai suatu kategori yang "tak terjawab" (not stated). Jika jumlah penduduk yang tergolong kategori ini relatif sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk secara keseluruhan, penerapan teknik pro-rating dipandang memadai. Melakukan pro-rating terhadap penduduk kategori itu berarti mendistribusikan mereka ke dalam struktur umur penduduk yang ada dari penduduk yang bersangkutan.
Teknik Perhitungan Umur Median
Biasanya umur median dipakai sebagai salah satu petunjuk untuk melihat struktur umur pendud uk suatu negara atau wilayah tertentu dalam suatu negara. Struktur umur penduduk muda akan memperlihatkan umur median rendah, dan sebaliknya struktur umur penduduk tua akan menunjukkan umur media tinggi
Bab III
Sejarah Perkembangan Penduduk Dunia Dan Indonesia
Keseimbangan Lama Dan Baru
Keseimbangan lama dari perkembangan penduduk adalah, ketika reit kematian dan kelahiran dari penduduk satu wilayah masing-masing berada pada tingkat yang tinggi, sehingga perkembangan jumlah penduduk sangat lambat, bahkan untuk sebagian besar periode, jumlah kelahiran tak banyaak berbeda dengan jumlah kematian. Keseimbangan baru berarti keadaan dimana reit kelahiran dan kematian berada pada tingkat yaang rendah.
Borrie membedakan masyarakat ke dalam tiga tipe yaitu :
1. Masyarakat yang tidak mengontrol fertilitas atau mortalitas secara efisien
2. Masyarakat yang tidak mengontrol fertilitas akan tetapi sedang mengalami perubahan reit kematian
3. Masyarakat yang mengontrol fertilitas dengan cara yang sangat efisien dan mempunyai harapan hidup rata-rata yang panjang.
Kemajuan pesat dalam perkembangan jumlah manusia pararel dengaan penemuan-penemuan besar yaitu penemuan sistem pertanian, mulai kehidupan perkotaan dan perdangangan, pengendalian kekuatan-kekuatan non manusiawi, dan revolusi teknologi. Perkembangan penduduk yang cepat sedang terjadi di negara-negara berkembang. Di kawasan negara-negara berkembang tidak saja menonjol ciri reit perkembangan penduduk yang cepat, tetapi juga di kawasan ini dijumpai sejumlah negara-negara raksaksa ditinjau dari segi jumlah penduduk.
perkembangan penduduk Jawa pada abad ke-19 Breman berpendapat bahwa angka-angka pertambahan penduduk Jawa abad ke-19 atas dasar angka-angka resmi lebih tinggi daripada kenyataan yang sesungguhnya wwalaupun dibandingkan dengan abad-abad sebelumnya dan dengan masyarakat praindustri lainnya, Jawa mengalami pertambahan penduduk yang cepat.
Alasan-alasan terpenting yang umumnya dikemukakan untuk menerangkan perkembangan penduduk cepat di Jawa berkisar pada :
1. Terjadinya perbaikan tingkat hidup dari penduduk pribumi.
2. Meluasnya pelayaanan kesehatan, kongkritnya adalah introduksi vaksinansi cacar
3. Perwujudan ketertiban dan perdamaian oleh pemerintah Belanda.
Perkembangan penduduk dihubungkan dengan meningkatnya pengaruh sistem pemerintah kolonial Belanda terhadap berbagai lapangan kehidupan. Ungkapan-ungkapan seperti ekspansi statis dan kemiskinan berbagi, patut pula disebut dalam rangka memahami perkembangan penduduk di Jawa.
Namun perkembangan penduduk Indonesia pada abad ke 20 periode 1980-1990 reit perkembangan penduduk Indonesia secara keseluruhan telah menurun menjadi sekitar 2,0 persen pertahun. Reit perkembangan penduduk tahunan yang sedang berlangsung dewasa ini lebih renddah di Jawa dibandingkan dengan di kebanyakan pulau-pulau lain di luar Jawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar