Selasa, 24 September 2013

Ihat Solihat KPI 1A_Tugas 2_Emile Durkheim 2

THE DIVISION OF LABOR IN SOCIETY

THE DIVISION OF LABOR IN SOCIETY  dikenal sebagai karya sosiologi klasik pertama. Didalamnya, durkheim meneliti perkembangan modern antara individu dengan masyarakat dan buku ini juga adalah karya  yang membahas fakta kehidupan moral berdasarkan metode ilmu positivistik. Selama durkheim tinggal di prancis, ia merasakan adanya krisis moral yang telah mengiring orang untuk berkiblat pada hak-hak individual yang sering mengekspresikan diri sebagai serangan terhadap keyakinan religius. Keadaan ini terus berlanjut sampai pemerintahan revolusioner berakhir.

Di dalam The division of labor membahas bahwa masyarakat modern tidak terikat oleh kesamaan antara orang  yang melakukan pekerjaan yang sama, yang mengikat masyarakat itu adalah pembagian kerja tersebut dan memaksa mereka agar etergantungan satu sama lain. Dalam pembagian kerja memang menjadi tuntutan ekonomi yang merusak solidaritas sosial, tetapi durkheim berpendapat bahwa "fungsi ekonomi yang dimainkan oleh pembagian kerja yang menjadi tidak penting dibandingkan dengan efek moralitas yang dihasilkan. Dan fungsi sesungguhnya pembagian kerja adalah agar bisa menciptakan solidaitas antara beberapa orang. Dibawah ini adalah beberapa teori dukheim mengenai pembagian kerja, diantaranya:

1.      Solidaritas mekanis dan Organis

Durkheim membagi tipe solidaritas menjadi solidaritas mekanis dan organis, itu karena perbedaan cara-cara masyarakat bertahan dan bagaimana anggotanya melihat diri mereka masing-masing sebagai bagian yang utuh. Masyarakat yang ditandai oleh solidaritas mekanis menjadi suatu kesatuan itu karena semua orang adalah generalis.hubungan antar masyarakat ini timbul karena masyarakat terlibat dalam aktivitas yang ada tanggung jawab dan aktivitas yang sama. Dan  Sebaliknya, bagi masyarakat solidaritas organis mereka justru bertahan  bersama dengan perbedaan yang adanya masing-masing dengan kata lain semua orang itu mempnyai tanggung jawab dan pekerjaan yang berbeda-beda.

Masyarakat modern itu lebih sering memperlihatkan lapangan pekerjaan yang sempit,maka dari itu mereka lebih membutuhkan banyak orang yang bertahan dan membutuhkan bermacam-macam dari orang dapat bertahan hidup didunia modern. sebaliknya, masyarakat primitif karna dikepalai oleh ayah pemburu dan ibu peramu jadi segala kebutuhan masing-masing keluarga  dicukupi oleh ayah pemburu dan ibu peramu di masing-masing keluarga.

Kemudian durkheim berpendapat mengenai pembagian kerja di masyarakat primitif dan modern. Menurutnya, masyarakat primitif memiliki kesadaran kolektif yang lebih kuat, dan kepercayaan bersama, sedangkan masyarakat modern lebih memungkinkan bertahan bersama dengan pembagian kerja dan membutuhkan fungsi-fungsi satu sama lain.

Menurut durkheim pembagian kerja adalah suatu fakta sosial material karena pada merupakan pembagian dari interaksi dalam dunia sosial. Oleh karenanya, fakta sosial harus ditafsirkan dengan fakta sosial yang lain, durkheim menganggap bahwa solidaritas mekanik dan organis ini karena disebabkan oleh dinamika penduduk. Pendapat ini merujuk pada jumlah dan banyaknya interaksi masyarakat yang timbul diantara mereka.

2.      Hukum Represif dan Restitutif

Fakta sosial material membahas pembagian kerja dan dinamika penduduk,sedangkan fakta sosial nonmateria itu lebih membahas bentuk solidaritas .menurut durkheim sangat sulit mempelajari fakta sosial nonmaterial secara langsung,terutama yang bersifat sangat melingkupi kesadaran kolektif.Dalam karyanya The Division of Labor in Society, durkheim mencoba mengkaji perbedaan hukum masyarakat solidaritas mekanis dan hukum dalam masyarakat dalam solidaritas organis.

Menurutnya masyarakat solidaritas mekanis terbentuk oleh hukum represitif cirinya adalah karena mereka lebih percaya pada moralitas bersama dan memiliki kesamaan satu sama lain. Sebaliknya, masyarakat solidaritas organis terbentuk oleh hukum restitutif,dimana seseorang yang melanggar harus melakukan restitusi untuk pelanggaran yang mereka lakukan.

Ø  Norma dan patologi

Dalam bukunya yang lain,durkheim menjelaskan bahwa masyarakat yang sehat bisa diketahui karena sosiologi akan menemukan kondisi yang sama di masyarakat lain yang berada dilevel yang sama.Namun,jika masyarakat tidak dalam level dan kondisi yang sama berarti maka bisa jadi masyarakat itu mengalami patologi. Kemudian durkheim menggunakan ide patologi untuk mengkritik beberapa bentuk abnormal yang ada dalam pembagian kerja masyarakat modern. Durkheim membaginya kedalam tiga bentuk: (1) pembagian kerja anomik,(2) pembagian kerja yang dipaksakan, (3) pembagian kerja yang terkoodinasi  dengan buruk.

Ø  Bunuh diri

Tujuan dari durkheim membahas hal ini karena untuk memberikan konstribusi terhadap pemahaman persoalan sosial, juga untuk menunjukkan kekuatan disiplin sosiologi. Bunuh diri secara umum ialah tindakan pribadi ataupun pesonal. Durkheim  dalam pembahasan ini ia lebih fokus pada kenapa suatu kelompok memiliki angka bunuh diri lebih tinggi daripada kelompok lain,dari situ ia menawarkan dua cara untuk mengevaluasi angka bunuh diri, cara pertama ialah dengan membandingkan tipe kelompok/masyarakat satu dengan yang lainnya, cara yang kedua melihat perubahan angka bunuh diri suatu kelompok dengan kelompok lainnya dalam renta waktu tertentu.

Durkheim membagi bunuh diri menjadi  empat jenis:

1.      Bunuh Diri Egoistis yaitu tingginya angka bunuh diri terdapat pada masyarakat yang individunya tidak berinteraksi baik dengan unit sosial yang luas,kemudian melahirkan pemahaman individu bukan bagian dari masyarakat dan sebaliknya. bunuh diri egoistis terjadi ketika integrasi melemah, tingginya angka bunuh diri ini ditentukan oleh"kelelahan yang tidak dapat disembuhkan dan depresi yang menyedihkan".

 

2.      Bunuh Diri Althruistis terjadi ketika integrasi sosial kuat atau dengan kata lain individu terpaksa melakukan bunuh diri,tingginya angka bunuh diri althuistis jika makin banyak harapan yang tersedia. Ketika integrasi melemah,seseorang akan melakukan bunuh diri karena tidak ada lagi kebaikan yang dapat dipakai untuk tetap hidup.

 

3.      Bunuh Diri Anomik terjadi ketika kekuatan regulasi masyarakat terganggu. Gangguan tersebut disebabkan individu tidak merasa puas. Peningkatan angka bunuh diri anomik selama periode deregulasi kehidupan sosial, sesuai pandangan durkheim tentang pengaruh dari nafsu yang dapat merusak individu ketika bebas dari kekangan eksternal.

 

4.      Bunuh Diri Fatalistis terjadi ketika regulasi meningkat,contohnya ketika seseorang yang masa depannya telah tertutup dan nafsu yang tertahan oleh disiplin yang menindas.

 

ELEMENTARY FORMS OF RELIGIOUS LIFE

 

Dalam buku ini durkheim menempatkan sosiologi agama dan teori pengetahuan dibagian depan. Sosiologi agamanya terdiri dari usaha mengidentifikasi hakikat agama yang selalu ada sepanjang zaman dengan menganalisis bentuk agama yang primitif. Sementara teori pengetahuan berusaha kategori fundamental pikiran manusia dengan asal muasal sosialnya.

Dengan kecerdasan yang dimilikinya, ia mampu menentukan hakikat abadi agama dengan cara memisahkan yang sakral dengan yang profan.

 

kepercayaan,Ritual dan Tempat ibadah

Kepercayaan adalah representasi yang menggambarkan hakikat yang sakral dan hubungan yang mereka miliki,baik dengan sesama sakral atau bukan.

Ritual adalah aturan tingkah laku yang mengatur bagaimana mseseorang harus bersikap terhadap hal yang sakral

Yang terakhir adalah tempat ibadah, agama membutuhkan tempat ibadah atau suatu komunitas moral yang dapat melingkupi semua anggotanya.

Sebagai ringkasan teori agama menurut durkheim bahwa masyarakat adalah sumber agama,konsep tentang tuhan,dan semua yang dianggap sakral. Durkheim percaya bahwa hal ini terdapat pada masyarakat primitif, meskipun hubungannya tidak tampak jelas mengingat masyarakat modern yang begitu kompleks.

     

TOTEMISME

Totemisme adalah sistem agama yang memiliki simbol bisa binatang dan tumbuhan yang dianggap sakral. Durkheim memandang totemisme sebagai bentuk agama yang paling sederhana, dan primitif.

 

 

 

 

PENDIDIKAN MORAL DAN REFORMASI SOSIAL

Pendidikan diartikan oleh durkheim sebagai proses dimana individu mendapatkan alat-alat fisik, intelektual dan moral yang diperlukan agar bisa berperan dalam masyarakat.

Sebelum durkheim memulai reformasi pendidikan, ada dua pendekatan yang digunakannya,yaitu melihat pendidikan sebagai perpanjangan gereja dan melihatt pendidikan sebagai pencetak individu yang alami.

      Program reformasi dan pendekatan reformasi durkheim berkaitan dengan pemahaman bahwa masyarakat adalah sumber moralitas. Program pemahamannya itu ditentukan oleh fakta masyarakat perlu mempunyai kemampuan untuk menghasilkan tuntutan moral bagi individual.

 

Daftar pustaka

Ritzer,george.(2004). Teori sosiologi Modern. Bantul:Kreasi Wacana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini