Selasa, 24 September 2013

Indah Kurniawati_PMI (3)_ Tugas ke 3_konstruktivisme

Konstruktivisme
A. Max Weber
Masyarakat yang modern adalah masyarakat yang rasional dengan bekalperangkat metodelogis berupa langkah komphrensif dan metode "tipeideal", weber menyadari adanya beragam studi komparatif menyangkut bentuk-bentuk hukum, tipe agama, cara organisasi dan politik. Menurut sang penulis economie et seciete ini "rasionalisasi kehidupan sosial" menjadi ciri signifikan masyarakat modern weber menjelaskan tiga tipe besar aktivitas manusia yaitu:


1. Tindakan tradisional yang terkait dengan adat istiadat. Aktivitas
seahari-hari seperti makan dengan menggunakan garpu atau cara member
slam kepada teman merupaka tidakan tradisional.
2. Tindakan efektif yang digerakkan oleh nafsu. Para renternir dan
penjudi bertindak pada level ini.
3. Tindakan rasional yang merupakan alat (instrument), ditunjukkan
kearah nilai atau tujuan yang bermanfaat dan berimplikasi pada
kesesuaian abtara tujuan dengan cara. Startegi (militer atau ekonomi)
termasuk dalam ketegori ini. Strategi ini bersifat rasional dalam hal
penyesuaian efektivitas tindakan yang lebih baik dan diarahkan ke
tujuan meteriil (misalnya penaklukan sebuah wilayah) atau
diorientasikan lewat nilai-nilai (misalnya kemenangan).
Menurut weber tindakan rasional menjadi cirri masyarakat mpdern: yaitu
mewujudkan dirinya sebagai pengusaha kapitalis, ilmuwan, konsumen,
atau pegawai yang bekerja bertindak sesuai dengan logika tesebut.
Sekalipun demikian weber menegaskan bahwa "jarang sekali aktivitas
terutama aktivitas sosial yang hany berorientasi pada salah satu jenis
aktivitas saja. Jenis-jenis aktivitas itu hanya berupa tipe-tipe murni
yang dibangun untuk tujuan riset sosiologi. Aktivitas riil itu kurang
lebih sebanding dan lebih sering berkombinasi. Produktivitas
(fecondite), menurut hemat saya, menyebabkan munculnya kebutuhan
unutuk membangun (aktivitasnya).
Sebenarnya kita bisa saja menunjukkan bahwa ketiga jenis tindakan itu
saling berkelindan menjadi satu aktivitas serupa seperti halnya
aktivitas konsumen. Biasanya konsumen memilih produk yang disesuaikan
dengan penghasilannya(tindakan rasional). Namun ia bisasaja didorong
memilih karena kebiasaan konsumsinya (tindakan tradisional) atu karena
keinginan yang tak tertahan lagi (tindakan efektif). Dalam karayanya
yang terkenal yaitu " Ethique protestante et l'esprit du capitalism
(etika protestan dan jiwa kapitalis) weber menunjukkan bahwa
rasinalisasi tindakan hidup sehari-hari seperti yand di puji oleh para
pendiri agam protestan ternyata mendukung perkembangan kapitalisme.
Max weber menyatakan bahwa indutrialisasi dan modernisasi di eropa
barat pada abad ke 19 bersumber pada pandangan hidup agama Kristen
protestan.
Perilaku konsumtif ini dapat dapat teris mengakar di dalam gaya
hidup sekelompok remaja. Dalam perkembangannya, mereka akan menjadi
orang-orang dewasa dengan gaya hidup konsumtif. Gaya hidup konsumtif
ini harus didukung oleh kekuatan finansial yang memadai. Masalah lebih
besar terjadi apabila pencapaian tingkat finansial itu dilakukan
dengan segala macam cara yang tidak sehat. Mulai dari pola bekerja
berlebihan sampai menggunakan cara instan seperti korupsi. Pada bahkan
etika.
B. Peter Berger
Istilah kontruksi sosial atau realitas (sosial construction of
reality) didefinisikan sebagai proses sosial melalui tindakan dan
interaksi dimana individu menciptakan secara terus-menerus suatu
relitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif. Asal usul
kontruksi sosial dari filsafat kontruktivisme yang di mulai dari
gagasan-gagasan konstruktif kognitif. Menurut von glasersfeld,
pengertian konstruktif kognitif muncul dalam tulisan mark Baldwin yang
secara luas di perdalam dan disebarkan oleh jean piage. Namun apabila
ditelusuri, sebenarnya gagasan-gagasan pokok konsruktivisme sebenranya
telah dimulai oleh giambastissta vico, seorang epistemologi dari
italia ia adalah cikal bakal konstruktifisme.
Dalam aliran filsafat, gagasan konstruktivisme telah muncul sejak
Socrates menemukan jiwa dalam tubuh manusia, sejak plato menemukan
akal budi dan gagasan tersebut semkin lebih konkrit lagi setelah
aristoteles mengenalkan istilah, informasi, relasi, individu,
subtansi, materi, esensi, dan sebagainya. Ia mengatakan bahwa manusia
adalah makhluk sosial, setiap pernyataan harus dibuktikan
kebenarannya, bhawa kunci pengetahun adalah fakta.
Ada tiga macam konstruktivisme yakni konstruktivisme radikal, realism
hipotesis dan biasa. Berikut penjelasan ketiga macam konstruktivisme
diantaranya sebagai berikut:
1. Konstruktivisme radikal hany dapat mengakui apa yang dibentuk oleh
pikiran kita. Bentuk itu tidak selalu representasi dunia nyata. Kaum
konstruktivisme mengesampingkan hubungan antara pengethuan dan
kenyataan sebagai suatu kriteria kebenaran. Pengetahuan bagi mereka
tidak merefleksi suatu realitas ontologism obyektif, namun sebuah
realitas yang dibentuk oelh pengalaman seseorang. Pengetahuan selalu
merupakan kontruksi dari individu yang mengetahui dan tidak dapat
ditransfer kepada individu lain yang pasif karena itu kontruksi harus
dilakukan sendiri oleh terhadap pengertahuan itu, sedangkan lingkungn
adalah saran terjadinya kontruksi itu.
2. Realisme hipotesis pengetahuan adalah sebuah hipotesis dari
struktur realitas yang mendekati realitas dan menuju kepada
pengetahuan yang hakiki.
3. Konstruktivisme biasa mengambil semua konsekuensi konstruktivisme
dan memahami pengetahuan sebagai gambaran dari realitas itu. Kemudian
pengetahuan individu dipandang sebagai gambaran yang dibentuk dari
realitas objektif dalam dirinya sendiri.
Dari tiga macam konstruktivisme, terdapat kesamaan dimana
konstruktivisme dilihat sebagai sebuah dunia realitas yang ada karena
terjadi realisi sosial antara individu dengan lingkungan atau orang
yang disekitarnya.
Individu kemudian membangun sendiri pengetahuan atas realitas yang
dilihat itu berdasarkan kepada struktur pengetahuan yang telah ada
sebelumnya, inilah yang oleh berger dan luckhman disebut dengan
konstruksi sosial.
Realitas merupakan hasil ciptaan manusia kreatif melalui kekuatan
konstruksi sosial terhadap dunia sosial di sekelilingnya. Hubungan
antara pemikiran manusia dan konteks sosial tempat pemikiran itu
timbul, bersifat berkembang dan dilembagakan. Kehidupan masyarakat itu
dikontruksikan secar terus menerus memebedakan antara realitas dengan
pengetahuan. Realitas diartikan sebagai kualitas yang terdapat di
kenyataan yang diakui sebagai pemilik keberadaan (being) yang tidak
bergantung kepada kehendak kita sendiri. Sementara pengetahuan
didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas-realitas itu nyata
(real) dan memiliki karakteristik yang spesifik.
Masyarakat tercipta dan dipertahankan atau diubah melalui tindakan dan
interaksi manusia. Meskipun masyarakat dan institusi sosial terlihat
nyata secara obyektif, namun pada kenyataan semuanya dibangun dalam
definisi subjektif melalui proses interaksi. Objektivitas baru bisa
terjadi melalui penegasan berulang-ulang yang diberikan oleh orang
lain yang memiliki definisi subyektif yang sama. pada tingkat
generalitas dunia dalam makna simbolis dan universal, yaitu pandngan
hidupnya yang menyeluruh, yang memberi legitimasi dan mengatur
bentuk-bentuk sosial serta member makna pada berbagai bidang
kehidupannya. Proses konstruksinya, jika dilihat dari perspektif teori
berger berlangsung melalui interaksi sosial yang dielektis dari tiga
bentuk realitas yang menjadi entry concept, yakni subjective reality,
symbolis reality, dan objective reality. Selain itu juga berlangsung
dalam suatu proses dengan tiga momen simultan, eksternalisasi,
objektivikasi dan internalisasi.
Objective reality, merupakan suatu kompleksitas definisi realitas
(termasuk ideologi dan keyakinan) serta rutinitas tindakan dan tingkah
laku yang telah mapan terpola, yang kesemuanya dihayati oleh individu
secara umum sebagai fakta. Symbolic reality, merupakan semua ekspresi
simbolik dari apa yang dihayati sebagai objective reality misalnya
teks produk industri media, seperti berita di media cetak atau
elektronika, begitu pun yang ada di film-film. Subjective reality ,
merupakan konstruksi definisi realitas yang dimiliki individu dan
dikonstruksi melalui proses internalisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini